Di siang yg terik ini seharusnya aku sudah mendinginkan kepala didalam rumah, bermanja-manja dengan pendingin ruangan yg begitu kurindukan, tapi sialnya aku harus mengikuti Om ku yg antik, Om Bachtiar, menjemput keponakan dari keluarganya di sebuah Universitas Negeri terkenal di kota ini.
"Diamlah Al, berhentilah menggerutu, kapan lagi coba bisa ngecengin cewek cewek cantik kek sekarang ini," ingin sekali kulempar Om ku ini ke Antartika, sejak dulu bukan hanya Om ku, bahkan mulut cablak dan keisengannya itu merata sampai Istri dan anak beliau, Bara yg lebih muda dariku 1tahun.
Awas saja, kelakuan Om ku ini kupastikan akan ku adukan pada Tahun tersebut Tania, sungguh tidak tahu diri.
Kunaikan Hoodie ku dan memasang maskerku, beberapa mahasiswi yg lewat dengan tatapan laparnya sungguh membuatku risih, syukurlah aku membawa semua ini, setidaknya menghindarkan ku dari rasa malu akan tingkah Omku ini dan tatapan genit perempuan.
Hingga akhirnya, perempuan cantik berwajah bak Boneka Arab datang menghampiri Om Bachtiar, memeluk Omku dengan akrab tanpa memperdulikan ku yg ada disebelah Om Tiar.
Dia hanya melambaikan tangan sekilas melihatku, bahkan dia memanggil dengan adek, tidak heran karena aku yg masih mengenakan seragam SMA, apalagi yg bisa kuharap kan jika dimatanya aku hanya Anak kecil.
Tangan kecil itu terulur kearahku,dapat kudengar riang suaranya saat menyebut namanya
Bening Putri Hamzah
Dan saat mata coklat terang itu menatapku, kurasakan geleyar aneh dijantung ku, membuat sudut bibirku tertarik dengan sendirinya, dan semakin dia tertawa dengan Om Tiar, detakan jantungku pun turut menggila. Membuatku semakin tidak karuan dengan hal sederhana ini.
Bagaimana bisa ini semua terjadi ?? Perasaan bahagia apa yg masuk kedalam diriku sekarang ini ??"Kamu sakit, dari tadi pakai masker Mulu ??"
Aku menggeleng, tidak ingin membuka masker yg akan memperlihatkan senyumanku yg tidak pernah luntur," iya .. sakit !!" Hanya jawaban singkat dan konyol itu yg kukatakan.
Dari sudut kaca dapat kulihat bagaimana senyumannya saat berbicara dengan Om Tiar, lugu, apadanya dan polos, untuk ukuran seorang Mahasiswi metropolitan. Menambah rasa penasaran ku untuk semakin mengenalnya.
"Lepaskan maskermu itu Al ... Om tahu kamu sedang senyam senyum sendiri !!"
Aku membuka Hoodie yg menutupi kepalaku dan membuka masker ku, detik berikutnya aku tersenyum lebar, membuat Om ku ini berjengit jijik dengan tingkah anehku.
"Kok Om tahu sih ??"
"Om ini bukan kaleng kaleng !!"
Baaahhh jawaban macam apa ini ?? Tanya apa jawab apa, ajaib memang si Om ini.