Polisi dan Tentara

5.5K 556 44
                                    

Solo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Solo ..
Tempat favorit ku dan Abang Samudera jika sedang pulang ke Semarang, menjadi alternatif hiburan di sela sela waktu kami yg sempit.

Dan kini, aku memilih nya menjadi tujuanku, seminggu ini aku sudah disibukkan dengan kepindahan ku. Bukan hanya tempat tinggal, tapi juga pekerjaan.

Jangan tanyakan bagaimana reaksi Ayah dan Mama, mereka hanya mengangguk dan Ayahku berpesan.

"Pergilah, jangan khawatir Ayah akan menjagamu dari sini, disana banyak keluarga Ayah dan Mamamu "

Mereka seakan tahu jika aku memang membutuhkan waktu sendiri, aku yakin jika Ayahku tahu jika aku sedang kecewa dengan perlakuan beliau.

Tapi aku bisa apa, apa aku akan memberontak pada Ayahku, beliau hanya seorang Ayah yg menginginkan putrinya bahagia dan mendapat yg terbaik. Aku marah, tapi aku bukan seorang anak yg akan membabi buta membantah orang tua demi hal yg kuyakini, mereka kedua orang tua ku, orang pertama yg menyayangi ku, sekecewa apapun dengan mereka.

Yang bisa kulakukan sekarang adalah menjauh dan menenangkan diriku sendiri. Berusaha mandiri dan menemukan diriku sendiri, mencari cara agar aku bisa bahagia dengan keadaan ini.

Bukan kah sebelum sebelumnya aku juga sendiri.

Terlalu memalukan memang di dengar, patah hati sampai harus melarikan diri, tapi percayalah jika kalian baru merasakan jatuh cinta dan langsung mendapat penolakan, percayalah kalian juga akan kecewa berat seperti ku. Biarlah dibilang berlebihan, yg penting diriku tenang,.

Kulajukan Mobil Brioku perlahan, menembus jalanan kota Solo meninggalkan Kost milik Abang Sam yg akan menjadi tempat tinggalnya untuk sekarang ini.

Saat aku mengirimkan surat pengunduran diri dua Minggu lalu, Pak Dirut justru menolaknya, beliau justru bertanya kemana aku akan pergi jika aku memutuskan resign , saat aku menjawab jika aku ingin ke Solo, Beliau justru menawarkan mutasi kepadaku

Bukankah ini yg dinamakan Keberuntungan, awal yg bagus untukku, aku tidak perlu susah susah mencari pekerjaan baru.

Solo ...
Kota cantik dan ramah budaya, bahkan dijam kerja seperti ini mobilku bisa melaju lancar tanpa tersendat, padat tapi tidak menghambat, sedikit membuatku menyesal kenapa aku baru pindah sekarang. Jakarta dan kemacetan nya juga turut andil dalam kepenatan ku.

Suara ponselku yg terus menerus berdering didalam tas tangan ku mengusik perhatian ku, siapa juga yg pagi pagi ini meneleponku, dengan sebelah tangan, aku mencoba meraih ponselku yg ada di Jok samping.

Tuhan, dering yg tidak kenal menyerah benar benar membuat fokusku hilang, tidak sabar sekali.

Braaaakkkkkk

Aku langsung mengerem mobilku, wajahku langsung memucat ngeri saat sadar mobil apa yang kutabrak sekarang ini. Haruskah aku bersyukur karena tadi aku berjalan tidak begitu kencang.

Bening Hamzah (Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang