––– 🍁 –––
15 Oktober
12 : 37
“Apa perbedaan cream non fat dengan yang original?”
Jaemin menutup matanya sembari menahan helaan nafas agar tidak terlolos dari bibir mungilnya. Mendengar pertanyaan yang kelewat ‘polos’ dari salah satu pelanggan café yang sedang dilayaninya ini, membutuhkan ekstra kesabaran ternyata.
Ia juga menggerutu dalam hati, ini sudah setahun ia tinggal di sini, dan bukannya menjadi seorang penulis dengan buku-buku yang terkenal, ia malah menjadi pelayan di salah satu café di tengah kota. Bukannya apa, hanya saja ia merasa apa yang selama ini dilakukannya benar-benar sia-sia.
“Nona, untuk cream non fat tidak ada lemaknya, walaupun ada, itu hanya sepersekian persen saja. Dan untuk yang original, kadar lemaknya sesuai dengan yang ditentukan oleh badan pemeriksa dan pengawas gizi nasional.” Jaemin bertutur cepat, datar, tanpa ekspresi.
Sang pelanggan menatapnya balik dengan ekspresi penuh tanda tanya. “Uh, bisa kau ulangi lagi?”
Manik mengerjap cepat, Jaemin menarik nafas dalam-dalam, lalu dituturkannya kembali penjelasannya dengan setengah hati.
Ini masih siang, kenapa dan mengapa ada saja orang yang merusak ‘mood’ nya yang sudah hancur dari pagi.
Dan setelah selesai mencatat pesanan, Jaemin kembali ke counter untuk menyerahkan daftar pesanan ke dapur.
“Oh, hello?” sapanya ketika melihat seorang pemuda mungkin seusia dengannya sedang berdiri di depan counter kasir dengan selembar amplop cokelat besar di tangannya.
Pemuda itu tersenyum simpul, menatap malu-malu pada Jaemin yang kini sedang mengamatinya dengan seksama.
“Apa kau yang akan interview hari ini?” tanya Jaemin seraya mengambil nampan kosong yang baru saja diletakkan teman kerjanya di counter.
Pemuda itu mengangguk cepat, dan dengan sedikit kegugupan yang tersirat jelas di gerak-geriknya, ia menyerahkan amplop cokelat itu kepada Jaemin.
Jaemin menerimanya dengan senyum sederhana. “Akan ku berikan kepada Tuan Jang. Kau tunggu di sini sebentar ya,” ujarnya seraya berjalan menuju ruang karyawan di belakang.
Namun Jaemin menghentikan langkahnya, ia berbalik dan kembali menatap pemuda itu dengan senyum yang memamerkan deretan gigi putihnya dengan sempurna. “Dan oh, welcome to dream crusher place!” katanya, sarksastik.
—— 🍁 ——
Tak lama kemudian,
Pemuda itu kembali ke counter depan setelah beberapa menit berada di dalam ruangan Tuan Jang untuk interview. Dengan wajah sumringah ia mengetuk meja counter dengan tujuan menarik perhatian Jaemin yang sedang merapikan susunan pastries di heater box.
“Oh, kau sudah selesai?” tanya Jaemin singkat.
Pemuda itu tersenyum. “Sudah. Aku mulai bekerja besok,” jawabnya sembari menunjukkan apron seragamnya.
Jaemin menyunggingkan senyumnya. “Well, kalau begitu mungkin lebih baik kita berkenalan—
—Jaemin. Na Jaemin.”

KAMU SEDANG MEMBACA
AUTUMN SERENITY
Fanfiction【COMPLETED】【BAHASA】 ❝ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ʏᴇᴀʀs, ᴛᴡᴏ ᴘᴇᴏᴘʟᴇ ❞ ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🇨🇦🇺🇹🇮🇴🇳🇸 ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🗃️ ᴘʀɪᴠᴀᴛᴇᴅ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀs‼️ ⚠️ ᴛʜɪs ɪs ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ᴏʀᴅɪɴᴀʀʏ, ʟᴏᴠᴇʏ ᴅᴏᴠᴇʏ, ᴀɴᴅ ғʟᴜғғʏ sʜɪᴛ ʟᴏᴠᴇ sᴛᴏʀʏ‼️ 🔞 ɴᴏ, ɴᴏ, ɴᴏ, ғʀᴇᴀᴋɪɴɢ ᴄʜɪʟᴅʀᴇɴ ᴜɴᴅᴇʀ 21 ...