AUTUMN SERENITY

[ 2009 ]

—– 🍁 ——

15 Oktober

16 : 39

“I love you, Nancy. Oh no, wait—I'm fallin' in love with you.”

Entah sudah berapa menit dihabiskan Jeno merapalkan kalimat yang sudah seperti sebuah mantra itu sedari tadi.

Ia mengakui kalau dirinya sangat gugup ketika kekasihnya, Nancy, mengatakan kalau sudah saatnya ia bertemu dengan keluarga besarnya.

Pada awalnya, Jeno sempat menolak. Namun setelah dipikir berulang kali, akhirnya ia memutuskan untuk mengiyakan dan diambilnya kesempatan ini untuk melamar kekasihnya itu.

Sebelumnya, Jeno sudah meminta pendapat kepada Tuan Jung. Selayak orang yang mengenalkan keduanya, Tuan Jung hanya tersenyum bangga pada mantan aktornya itu seraya menepuk bahunya pelan.

Tuan Jung sungguh sangat senang mendengar berita ini. Tetapi tetap saja, ia sempat tak percaya kalau seorang Lee Jeno yang terkenal sebagai seorang playboy dan suka sekali berganti pasangan, akhirnya memutuskan untuk berhenti mengembangkan layar dan membuang jangkar di sebuah pelabuhan yang mereka sebut dengan pernikahan.

Dan hari yang dinanti pun tiba. Gugup, tentu saja. Siapa yang tidak gugup ketika harus dihadapkan dengan calon mertua dan meminta restu untuk meminang sang putri satu-satunya itu.

“Aku belum pernah mencurahkan cintaku kepada seseorang sebelumnya... Oh, that's a lie. Umm...”

Disesapnya bir yang berada digenggamannya sedari tadi secara perlahan, lalu Jeno kembali berjalan mondar-mandir dan kembali mengulangi kalimat mantranya.

“Okay, I love you, Nancy... so, would you marry me?”

—– 🍁 —–

18 : 57

“Nancy menceritakan kepadaku jika kau sangat terkenal,” ucap Nyonya McDonie sembari menuangkan segelas red wine untuk Jeno.

Jeno tersenyum simpul. Sembunyi-sembunyi, dieratkannya genggaman pada jemari Nancy di bawah meja makan.

“Presenter televisi atau semacamnya. Apa aku benar, Jeno?” tambah Nyonya McDonie dengan seulas senyuman cerah.

“Benar, Ma'am. Tapi itu dulu, sekarang—”