—– 🍁 —–
21 : 29
Tenang.
Itu yang dirasakan Jeno saat ini. Tenang dan sunyi.
Hampir separuh hidupnya, Jeno memang selalu dipenuhi oleh hiruk pikuk gemerlap dunia. Ia sempat lupa, seperti apa rasanya berada dalam sebuah ketenangan.
Dan pada suatu hari di tiga tahun lalu, akhirnya ia menemukan sebuah rasa tenang itu. Dan selama itu juga, Jeno merasakan hidupnya lebih berarti dan bermakna. Lebih hidup, lebih nyata.
Tetapi sekarang, bukan perasaan tenang yang seperti itu yang dia rasakan. Ini lebih kepada sebuah suasana tenang yang mencekam. Ketenangan dengan sebuah selimut kesunyian yang mencekik udara sekitar.
Ditatapnya sisi ranjang yang kosong dengan airmata yang menggenang. Jeno masih saja belum bisa kembali ke dunia nyata, masih belum bisa menerima sebuah fakta. Fakta kalau dia kembali sendiri dengan asa yang terhempas mimpi.
“Jaemina...”
Sebuah bisikan lirih menggema, Jeno mengeratkan genggamannya pada seprai satin putih; kesukaan Jaemin, dengan air mata yang berderai.
Tenang.
Ya, seisi dunianya kembali menjadi tenang.
Tenang dengan hanya ditemani oleh sebuah kesepian yang berwujud sebuah bunyi dengung yang panjang dan berulang.
—– 🍁 —–
15 Oktober
02 : 11
Ramai.
Itu yang terjadi disekeliling Jeno saat ini. Ramai dan padat.
Setelah lelah menangisi takdirnya, ia kembali ke dunia nyata. Atau lebih tepatnya, ia kembali kepada dunia yang dulu pernah memakannya hidup-hidup.
Gemerlap lampu disko, dentuman bas, dan penari seksi yang bergerak liar menjadi peneman Jeno pagi ini.
Ditatapnya sekeliling dengan pandangan hampir mengabur hasil menenggak bergelas-gelas vodka, lalu dilangkahkannya kaki ke lantai dansa dengan terhuyung.
“Oi, Dude! What the fuck?!”
Satu pukulan keras diterima Jeno di pipinya. Ia meringis sembari berusaha bangkit berdiri, namun gagal. Karena seorang pria yang marah karena Jeno ‘tanpa sengaja’ menubruk dan menyiramkan vodka padanya, kini kembali memukulinya tanpa henti.
Jeno tertawa disela pukulan yang diterimanya, ia sedang berpikir, betapa lucu kejadian yang sedang terjadi sekarang.
Niat hati ingin melarikan diri, malah terjebak dan kembali dalam kubangan mimpi buruk yang seharusnya bisa ia hindari.
“Go home, you fucking old man!”
Satu tendangan terakhir, akhirnya Jeno bisa bernafas lega. Karena petugas keamanan datang dan melerai keduanya.
“Tuan, sebaiknya anda pulang,” pinta salah satu dari dua petugas keamanan yang membantu membopongnya keluar dari klub.
Jeno menepis pegangan mereka di lengannya, setelah bersusah payah berdiri tegak, ia mendecih sembari menghapus tetesan darah di sudut bibirnya. “Your club is so fucking lame!”
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTUMN SERENITY
Fiksi Penggemar【COMPLETED】【BAHASA】 ❝ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ʏᴇᴀʀs, ᴛᴡᴏ ᴘᴇᴏᴘʟᴇ ❞ ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🇨🇦🇺🇹🇮🇴🇳🇸 ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🗃️ ᴘʀɪᴠᴀᴛᴇᴅ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀs‼️ ⚠️ ᴛʜɪs ɪs ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ᴏʀᴅɪɴᴀʀʏ, ʟᴏᴠᴇʏ ᴅᴏᴠᴇʏ, ᴀɴᴅ ғʟᴜғғʏ sʜɪᴛ ʟᴏᴠᴇ sᴛᴏʀʏ‼️ 🔞 ɴᴏ, ɴᴏ, ɴᴏ, ғʀᴇᴀᴋɪɴɢ ᴄʜɪʟᴅʀᴇɴ ᴜɴᴅᴇʀ 21 ...