—– 🍁 —–
15 Oktober
06 : 12
“Good morning, Bunny...”
Jaemin mengerjap pelan, sapaan lembut yang menyapa gendang telinganya, berhasil membuatnya terjaga.
“Good morning, Hyunjin.”
“Aku lapar, apa kekasihku ini mau membuatkanku setangkup sandwich keju atau semangkuk nasi omelette saus kedelai?”
Jaemin terkekeh pelan, lalu disingkapnya selimut seraya mengusap kedua matanya dengan malas. “Kenapa kau selalu kelaparan di pagi hari, hm?”
Tak lama,
Jaemin kini sudah bersiap tampan dengan kemeja putih dan cardigan cokelat mudanya. Begitu juga dengan Hyunjin, yang sudah menyampirkan gitar akustik di bahunya dan berdiri, menunggu untuk berangkat bersama dengan sabar di depan pintu.
“Selamat bekerja, Pak Guru Na!” pamit Hyunjin ketika keduanya berpisah di persimpangan jalan.
Setelah berpisah dengan Hyunjin, Jaemin melangkahkan kakinya semakin mantap; berjalan menyusuri jalan mendaki yang akan membawanya ke sebuah sekolah negeri, tempatnya mengajar sebagai guru bahasa Inggris selama satu tahun ini.
Hembusan angin semilir dan aroma khas dari dedaunan yang gugur, membuat Jaemin merasa nyaman. Ia menyukai pagi di musim gugur. Setelah akhirnya ia berhasil mengubah pola pikir tentang nasibnya di kota ini selama tujuh tahun lamanya, sekarang ia menjalani hari-hari dengan penuh semangat. Menjadi guru memang bukan impiannya, namun pekerjaan ini menyenangkan. Sungguh menyenangkan.
“Good morning, Mr. Na!”
Beberapa murid menyapanya riang ketika mereka berpapasan di depan gerbang sekolah. Jaemin membalasnya dengan anggukan serta senyuman lebar.
“Semangat, Na Jaemin!” gumamnya dalam hati.
—— 🍁 ——
Sementara itu,
Panggung berhias dengan warna-warni mencolok sudah menjadi rumah kedua bagi seorang Lee Jeno.
Ia kini sedang melakukan dry rehearsal dengan beberapa crew camera dan sound.
“Kamera satu... kami kembali dalam acara yang selalu anda tunggu... kamera dua—”
“Tuan Lee, ada yang ingin bertemu,” potong seorang crew dengan cepat.
Jeno mengerutkan dahi dan kedua manik sipitnya memicing, melawan cahaya lampu sorot untuk melihat siapa yang berjalan mendekat dari kejauhan.
“Dad?”
Tuan Lee mengulurkan tangannya, lalu Jeno menjabatnya dengan cepat.
“Ku harap aku tidak mengganggumu,” ucap Tuan Lee dengan pandangan berputar ke sekeliling panggung.
“Oh, tidak. Aku senang Dad mengunjungiku.”
Keduanya lalu terdiam canggung, bingung untuk memulai percakapan yang entah, sepertinya sulit untuk tercipta.
“Oh itu dia! Jen!”
![](https://img.wattpad.com/cover/197129449-288-k148691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTUMN SERENITY
Fanfiction【COMPLETED】【BAHASA】 ❝ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ʏᴇᴀʀs, ᴛᴡᴏ ᴘᴇᴏᴘʟᴇ ❞ ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🇨🇦🇺🇹🇮🇴🇳🇸 ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🗃️ ᴘʀɪᴠᴀᴛᴇᴅ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀs‼️ ⚠️ ᴛʜɪs ɪs ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ᴏʀᴅɪɴᴀʀʏ, ʟᴏᴠᴇʏ ᴅᴏᴠᴇʏ, ᴀɴᴅ ғʟᴜғғʏ sʜɪᴛ ʟᴏᴠᴇ sᴛᴏʀʏ‼️ 🔞 ɴᴏ, ɴᴏ, ɴᴏ, ғʀᴇᴀᴋɪɴɢ ᴄʜɪʟᴅʀᴇɴ ᴜɴᴅᴇʀ 21 ...