—– 🍁 —–
15 Oktober 1998
07 : 29
“Wake up~”
“Wake up, sleepy head~”
Jaemin menendang pelan tubuh Jeno yang masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Berusaha membangunkan pria yang baru saja menjadi sahabatnya beberapa jam yang lalu itu.
Jeno menggeram rendah, dari raut wajahnya, ia tampak terkejut dan sedikit kebingungan.
“Relax, don't panic. It's only me,” ucap Jaemin sembari tersenyum simpul.
Jeno mengerjap perlahan, berusaha menyamankan kedua matanya pada sinar matahari yang menyeruak masuk lewat jendela besar di belakang sosok yang membangunkannya.
“It's me, Jaemin. Na Jaemin.”
“Oh yeah. It's you,” kata Jeno sembari berusaha bangun dan duduk dengan benar.
Jaemin terdiam, memperhatikan Jeno yang sedang mengusap wajahnya perlahan. Menghilangkan kantuk dan sisa tidur dari wajahnya yang tampan itu.
“Ehem, so Jeno...” Jaemin menggelengkan kepalanya, mencoba terlepas dari pesona yang menguar dari sosok Jeno pagi ini. “Hari ini tidak jadi hujan...” lanjutnya kemudian.
Jeno memicingkan kedua manik gelapnya, menatap keluar jendela lalu mengangguk cepat. “Oh, kau benar.”
“Apa janjimu masih berlaku?” tanya Jaemin dengan ragu.
“Janji?”
“Ya, kau bilang kau akan melakukan sesuatu jika hari ini tidak hujan. Kau ingat?”
“Oh...”
Jaemin tersenyum simpul. “Lalu?”
Menyandarkan tubuhnya pada headboard, Jeno kembali menggeram rendah. “Here's the thing, Jaemina.” Ia menjeda sejenak, menatap Jaemin yang sedang memandangnya dengan penuh harap. “Hari ini sedikit rumit untukku—”
“Yeah. Aku tahu. Maafkan aku—”
“No. Bukan itu maksudku. Ini tentang... begini, aku akan bertemu dengan kedua orang tuaku dan aku harus pulang.”
Senyum simpul Jaemin meredup, lalu ia bangkit berdiri seraya memakai kaus kaki dan sepatu keds-nya. “Yeah, of course Jen. Kau harus pulang. Jangan biarkan orang tua mu menunggu,” katanya sembari duduk membelakangi Jeno di tepi ranjang.
Jeno terbungkam, ia merasa sedikit bersalah tentang janjinya yang asal terucap tadi. Diliriknya jam digital di atas nakas lalu perlahan ia menyingkap selimut dan beringsut mendekat pada Jaemin. “Look, kurasa ini masih belum saatnya mereka datang. Jadi, jika kau bersikeras, kita bisa jalan-jalan atau semacamnya? Bagaimana?”
Setelah ada jeda beberapa detik, Jaemin mengulas senyumnya kembali. “Okay...”
Beberapa saat kemudian,
“Aku baru tahu tempat ini,” ucap Jeno sembari merentangkan kedua tangannya lebar-lebar seraya menghirup udara pagi di musim gugur yang segar.
Jaemin terkekeh pelan. “Tentu saja. Kau hanya tahu club dan tempat keren lainnya.”
“Hei!”

KAMU SEDANG MEMBACA
AUTUMN SERENITY
Fanfiction【COMPLETED】【BAHASA】 ❝ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ʏᴇᴀʀs, ᴛᴡᴏ ᴘᴇᴏᴘʟᴇ ❞ ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🇨🇦🇺🇹🇮🇴🇳🇸 ⊶⊷⊶⊷⊶⊷⋆⊶⊷⊶⊷⊶ 🗃️ ᴘʀɪᴠᴀᴛᴇᴅ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀs‼️ ⚠️ ᴛʜɪs ɪs ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ᴏʀᴅɪɴᴀʀʏ, ʟᴏᴠᴇʏ ᴅᴏᴠᴇʏ, ᴀɴᴅ ғʟᴜғғʏ sʜɪᴛ ʟᴏᴠᴇ sᴛᴏʀʏ‼️ 🔞 ɴᴏ, ɴᴏ, ɴᴏ, ғʀᴇᴀᴋɪɴɢ ᴄʜɪʟᴅʀᴇɴ ᴜɴᴅᴇʀ 21 ...