Siapa Yang Kau Rindukan?

24 5 0
                                    

Deru hujan ciptakan nada alam
Semilir angin menari dari arah barat
Dentuman guntur pekikkan telinga
Kekasih, siapa yang kau rindukan?

Coba dengarkan ringkikan serangga malam, apa yang ingin mereka sampaikan. Di bawah rerumputan yang melindungi mereka dari hujan. Mereka berbisik diantara nada-nada sumbang kendaraan yang menantang hujan. Aku katakan;

Kota yang kurindukan
Di ujung barat pulau ini
Jalanan setapak kota itu
Telah hilang..
Maukah kau berkunjung?
Sekedar mengembalikan kenangan
Tentangmu..
Tentang kita

Samar-samar aku ingat, dulu kau mengatakan padaku. Jika nanti kita bertemu dengan waktu yang memisahkan kita. Akankah tempat ini hanya jadi sejarah pertemuan kita? Ikatan yang kita abadikan di sela-sela rintik hujan bulan november. Angin barat menjadi saksi dan gelombang laut bergemuruh. Alam berseru tak ingin tau apa yang akan terjadi pada kita berdua. Kau kesal, karena pelan saja tak cukup ungkapkan perasaanmu. Kau berdiri membusungkan dada sambil menantang laut, kau berkata;

Dengarlah..
Di bawah langit yang sedang mendung
Hujan..
Badai..
Kau juga laut..
Kalian tak akan mampu surutkan langkahku
Jadilah saksi hidupku
Aku berdiri di atas batu harapan
Ruas tanganku mengepal
Perjalananku telah usai
Kutemukan kau..
Dan aku jatuh cinta

Kau mengarahkan tanganmu kepadaku. Aku tidak peduli tentang itu. Ikrarmu terlihat menggelikan. Aku hanya tertarik dengan angin yang menampar wajahmu. Kubayangkan, dulu kau benar-benar cantik. Senyum dan tawa menggambarkan betapa bahagianya kau dulu. Sekilas senyum itu terlihat indah.
Apakah aku jatuh cinta?
Kapan aku bisa melihat senyum itu lagi?
Sudah berapa tahun sejak terakhir kali kita bertatap muka?
Kita tidak lagi berjumpa
Kita tidak lagi bercerita.

Tulisan ini, hanyalah perantara risauku. Sebelum hujan berakhir malam ini, meskipun yang tersisa hanyalah album kosong kenangan kita. Ada kepuasan saat aku menggambarkan senyummu lewat sebuah puisi. Malam ini dingin rasanya menusuk, embun menempel di jendela kamarku. Akankah kau mengerti pesanku.

Kukirim hujan dari kotaku, agar kau tau betapa sulitnya merindukanmu. Kenangan yang tertinggal dan keinginan yang tertahan. Sepi disini masih berlanjut, bagaimana denganmu? Aku menunggu kapan waktu usai memisahkan kau dan aku.

BreaKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang