(Bab I) Rumah tidak layak dibangun dengan cinta nona

1 0 0
                                    

"Apalagi nona? apalagi yang kau harapkan dariku?"

"Tuan, aku sungguh mencintaimu, dengan segala kemungkinan senang susah hidup bersamamu. Kenapa kau tidak membalasnya?"

"Nona, aku juga mencintaimu. Kau juga tau itu. tapi kita tidak mungkin bisa bersama. Sejak ayahmu memilih untuk memisahkan kita hanya karena aku berasal dari keluarga miskin. Kau punya segalanya nona, dari tanah yang luas, rumah yang megah dan kerabat yang semua punya derajat yang tinggi. Apa kata kerabat-kerabatmu nanti, jika mereka tau kau menikah dengan seorang lelaki miskin?"

"Aku tak peduli tuan, aku sungguh tak peduli. Kalau kau ingin, aku rela kita kawin lari!"

"Sudahlah nona, benar kata ayahmu. Rumah tidak layak dibangun dengan cinta. Cinta tidak bisa menjaga kita dari panas teriknya matahari dan dinginnya angin malam. Cinta hanya pemanis nona, bukan realistis yang kita idam-idamkan selama ini. Ayahmu bilang, rumah sewajarnya dibangun dari bata, pasir dan semen. tempat berlindung dari segalanya. Ayahmu benar nona, lelaki miskin sepertiku tidak bisa menjanjikan rumah yang mampu meneduhkanmu. Dari kecil nona, kau sudah terbiasa hidup dibawah langit-langit yang mewah. Apalah aku yang hanya tidur dibawah atap yang bocor."

"Kenapa tuan? kenapa kau menyerah hanya karena itu?"

"Sudahlah nona, memang kita tidak ditakdirkan bersama. Berhentilah menginginkan aku, terimalah lelaki yang dipilih ayahmu, cerita yang kita bangun cukup sampai disini saja."

BreaKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang