Berapa banyak tetesan air mata yang telah kujatuhkan?
Berapa kali kesedihan datang dan pergi menghampirimu sesukanya? Berapa kenangan yang telah hilang begitu saja? Berapa kali pikiran kuabaikan dan kubiarkan kamu bersedih? Kenapa begitu mudahnya aku melakukan semua itu padamu?
Kamu.. sosok yang pernah membuatku jatuh berkali-kali. Datang dalam bentuk bayang pergi tanpa permisi, meninggalkan jejak cinta di hati. Berulang kali aku menepis perasaanku, aku bilang ini bukan cinta, ini hanyalah rasa suka yang wajar dimiliki semua orang. Tetapi.. kenapa di mimpiku aku memanggil-manggil namamu? Kenapa kenyataan begitu pedih menghampiriku? Sosokmu yang selalu mengganggu aktivitasku. Seakan aku tak bisa hidup tanpamu.
Tahukah kamu.. saat ini aku seperti dedaunan tua yang gugur berkali-kali, terhempas oleh desir angin dan jatuh ke dasar jurang yang tak bertepi. Hanya ada aku dan kegelapan. Dimanakah kamu yang kucintai? Adakah kamu ingat denganku? Oh iya.. apakah kamu bahagia setelah jauh dariku?
Kamulah kekasih yang kuinginkan untuk hidup bersama. Jalani hari-hari sepi, berdua denganmu sudah cukup bagiku. Karena kesalahanku dulu, aku menyimpan keluh kesahku dalam kisah cinta yang tak punya makna. Meskipun tak berbalas lagi, aku tak peduli.
Tahukah kamu.. kini hatiku merana. Aku sakit oleh ulahku sendiri, aku jatuh dalam kubangan dosa-dosa kecilku. Aku termakan rayuan tuk meninggalkanmu berjuang sendiri. Dengan apalagi aku membayar tangis yang telah kering? Perasaanku tiba-tiba melemah, menyebut namamu pun tak sama lagi. Biarkan aku menyesal sampai lelah.
Menunggumu seumur hidup semampu yang kubisa. Sampai hatiku bosan berulang kali memikirkanmu. Aku berharap jika diberi kesempatan sekali lagi. Aku hanya ingin selamanya bersamamu. Mencintaimu sampai akhir nafasku berhenti. Perjuanganku, kesalahanku dulu, dan cintaku, kuabadikan dalam batu nisanku.
Meskipun berkali-kali rasa ini membuatku terpuruk, sampai harus menunggu kamu mengabariku lagi. Seribu tahun atau sampai mati pun aku mampu. Itu semua agar aku bisa bersamamu lagi.
Kamu adalah kekasih yang kucintai, yang membuatku kalah oleh rasa. Logika membawaku ke alam penuh kegilaan. Hanya ada kamu, dirimu, bayanganmu dan senyumanmu. Semua tentangmu menjadi nutrisi bagi bunga hatiku untuk mekar.
Aku memang pernah membuatmu terluka, berapa kali? Aku lupa. Tapi aku ingat berapa kali aku membuatmu tertawa. Kini aku menyesal, aku memahami kesalahanku. Mencintaimu kesalahanku, meninggalkanmu juga kesalahanku dan tak mampu melupakanmu adalah kesalahan terbesar sejak aku mengenalmu. Satu pintaku.
Masihkah ada ruang maaf dihatimu untukku?
KAMU SEDANG MEMBACA
BreaK
RandomAku hanya ingin menulis, menulis dan menulis. Sampai waktuku berhenti, harapku tulisanku tak berhenti oleh waktu.