Teng
Teng
Teng
"Yes, akhirnya pulang juga." Kata Johan
"Semangat banget, padahal tadi berangkat sekolah kaya orang sakit gigi."Kataku dengan nada meledek sambil merapikan alat tulis.
"HEHE, ya iyalah namanya juga pulang pasti seneng kalau sedih udah gak normal tuh orang."
"Terserah."
"Kamu mau pulang bareng aku atau sama abang angkot?" Kata Johan dengan menatapku.
"CIEE yang mau pulang bareng, ikut dong..."Saut Bunga yang tiba-tiba datang dari belakang.
"Ihh apaan sih kamu bubu." Kataku dengan nada kesal.
"Tauk nih anak sotoy banget." Kata Johan sambil melemparkan lembaran kertas yang tak terpakai.
"Iyaya sorry ganggu, yaudah atuh manga dilanjut saiiaa mau pulang duluan sajoo." Kata Bunga, kemudian berjalan menjauh meninggalkanku dan Johan.
"Sana pergi, Oiya gimana han mau balik sama aku atau abang angkot?"
"Bareng kamu aja deh soalnya jam segini angkot rame."
"Yaudah aku ambil motor dulu ya."
Seperti biasa, kalau aku pulang bareng Johan nungguin dia ngambil motor di parkiran dan aku nunggu dia di pos satpam.
Setelah beberapa menit aku nungguin Johan, akhirnya dia datang. Waktu itu, motornya vespa, yaa vespa klasik warna hitam itulah motornya. Motor vespa yang penuh kenangan. Hmm, meskipun klasik tapi bikin asik. Dan aku rindu.
Kenanganku bersamanya sangat banyak sekali di motor vespa itu yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.
"Nih, pakai helmnya" Kata Johan dengan menyodorkan helm kepadaku.
"Iya" Kataku dengan memakai helm lalu naik ke motornya.
"Pegangan yang kenceng, ntar jatuh disangkanya buang sampah sembarangan lagi." Katanya dengan melajukan motor vespanya.
"Ihh enak aja, cantik-cantik gini dibilang kaya sampah. " Kataku sambil mencubit pinggangnya.
"Hehe becanda kalekk. Udaah dong jangan nyubit pinggang aku geli tau. Nanti aku makin sayang loh."
"Apa, tadi kamu ngomng apa? Aku gak denger."
"Enggak, gak ada ngomong apa-apa."
"Tadi, aku denger kamu bilang saa--"
"Satu satu aku sayang ibu dua dua juga sayang ayah. " Katanya meledekku.
"Ih, kamu kaya anak kecil aja deh. " Kataku lalu tertawa kecil.
"Emang aku masih kecil kan."
"Apaan udah tua gitu."
"Yah, gak asik nih Jihan. " Katanya dengan melajukan motor dengan kencang.
"Eh, jangan kenceng-kenceng"
"Biar cepet sampek han, makanya pegangan"
"Iya"Kataku dengan melingkarkan kedua tanganku ke pingganganya.
.
.
.
.
Mohon maaf bila ada kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Johan & Jihan
RomanceDear Johan, menunggumu tidak pernah ada kata jenuh, walau sudah genap menahun. Mungkinkah memang aku ditakdirkan untuk mencintaimu? . . Cinta terpendam antara Jihan dan Johan, dua sahabat yang sudah berteman akrab sejak SMP. Banyak sekali lika liku...