18

26 15 0
                                    

Sesudah makan malam, aku masuk ke kamar untuk mendengarkan musik sejenak. Rasanya hari itu, aku lelah sekali tapi ada suatu hal yang selalu membuatku senang yaitu Johan.

Bayangan wajah dan senyumnya selalu berada dipikiranku. Meskipun, aku dan dia hanya berteman tapi aku sangat berharap suatu saat bisa lebih dari itu.

Menurutku, lebih baik berteman dari pada pacaran tapi berakhir perpisahan. Intinya Jodoh itu ditangan Tuhan gak ada yang tau jodoh kamu siapa.

Malam itu, aku berkhayal tentang Johan. Aku senang, kalau membayangkannya. Apalagi, membayangkan aku dan Johan lima tahun mendatang. Mungkin, ini hal yang wajar bagi orang yang jatuh cinta apalagi cinta pertama. Kata orang, cinta pertama sulit dilupakan dari pada cinta yang selanjutnya, percaya atau tidak tapi aku percaya teori itu.

Saat, aku sedang melamun tiba-tiba telepon rumah berdering. Tentu saja ini membuyarkan lamunanku dan segera ku beranjak dari kasur untuk mengangkat telepon, agar aku bisa berimajinasi lagi.

"Hallo?" Ku sapa yang telepon.

"Hallo, Jihan"

"Siapa? "

"Dito"

"Loh, kok bisa tau nomor telepon aku, kamu dapat dari siapa? "

"Temen"

"Namanya? "

"Arman"

"Oh, kalau gitu kamu ada perlu apa? "

"Besok aku pinjem buku catatan kamu ya, soalnya aku kan murid baru."

"Iya"

"Makasih"

"Iya"

"Oiya, sekarang aku lagi ganggu kamu gak? "

Aku diam sejenak, jujur saat itu aku ingin bilang "Iya ganggu banget mending kamu matiin aja teleponnya lagian kamu kan bisa pinjem arman"

"Jihan? Kamu masih disana kan?"

"Eh iya."

"Kok diem aja sih. "

"Iya maaf, tadi kamu bilang apa? "

"Sekarang itu aku lagi ganggu kamu nggak? "

"Enggak"

"Alhamdulilah deh, kirain"

"Kirain apa? "

"Kirain ganggu kamu pacaran"

"Apaan sih"

"Loh, bukannya kamu sama Johan itu---"

"Enggak, aku cuma sahabatan aja. "

"Ohh bagus deh"

"Yaudah ya dit aku mau tidur dulu capek" Kataku sambil menutup telepon.

Sebenernya, malam itu aku malas banget ngeladenin Dito. Jujur, aku malah takut dengannya. Takut, kalau dia berharap denganku tapi, aku mencoba membuang pikiran itu jauh-jauh dari otakku.

Percayalah, aku hanya takut seseorang berharap dengan orang yang mengharapkan orang lain. Aslinya, cinta itu gampang, aku suka kamu, kamu suka aku. Tapi, yang susah nyatainnya.

Johan & JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang