Hari itu, Selasa 08 Februari 2000 waktu itu ada murid baru namanya Dito Bramantiyo. Dia murid pindahan dari SMA 6 Jakarta. Katanya dia pindah karena, ikut orang tuanya kerja di Jakarta Selatan.
Pagi itu, rasanya ada yang beda dikelas. Apalagi semua siswi perempuan yang heboh sendiri saat Bu Rina dan Dito masuk ke kelas, semua pandangan mengarah kepada Dito siswa baru itu. Mungkin, saat itu hanya aku yang tidak terpesona akan ketampanan Dito.
"Assalammualaikum wr.wb." Kata Bu Rina yang berdiri didepan kelas bersama murid baru.
"Walaikumsalam wr.wb." Jawab kami semua.
"Hari ini kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari SMA 6 Jakarta. Tolong, kamu perkenalkan diri ya. " Kata Bu Rina sambil menaruh buku dimejanya.
"Hallo, semua gue Dito Bramantiyo pindahan dari SMA 6 Jakarta. " Kata Dito dengan ekspresi datar.
"Hallo juga Dito." Kata siswi perempuan.
"Ya, Dito terimakasih silahkan duduk disana bersama Arman." Kata bu Rina yang menunjuk ke arah Arman.
Dito hanya mengangguk."Sekarang buka buku paket matematika halaman 96. Nah, Dito untuk sementara kamu gabung dulu sama Arman." Kata Bu Rina yang berdiri didepan papan tulis.
"Iya bu. "
Saat itu, Bu Rina sedang menjelaskan materi pelajaran dan aku pun juga memperhatikan agar paham. Tapi, saat aku melirik ke samping Arman, Dito selalu menatapku kebetulan bangku Arman waktu itu tepat disamping aku. Jujur, aku jadi tidak enak ku coba alihkan tatapannya agar tidak menatapku.
🌸🌸🌸
Dikantin, ketika istirahat aku duduk bersama Ica diwarung Mie Ayam bang Ujang. Saat itu, aku melihat Dito sedang memandangku dari warungnya Bu Tini sambil makan batagor. Menurutku, tatapannya padaku tidak biasa. Dan aku tambah tidak enak karenanya.
"Jihan. " Kata Ica sambil makan mie ayam.
"Apa? " Kataku dengan mengaduk-aduk mie ayam.
"Kamu ngerasa gak sih, kalau Dito lihatin kamu mulu. " Katanya.
"Kalau itu aku tau makanya, dari tadi aku diem aja. "
"Kayanya dia suka deh sama kamu. " Kata Ica dengan senyuman.
"Gak mungkin lah, dia aja gak kenal aku" Kataku sambil mengunyah mie ayam.
"Buktinya aja dia lihatin kamu terus dari tadi. "
"Ca, inget ya dia itu cuma lihat dan belum tentu dia suka, ibaratnya mendung belum tentu hujan."
"Deket belum tentu jadian ya kan? Kaya kamu sama Johan. " Kata Ica terus ketawa.
"Ih apaan sih kamu. "
"Emang bener kan, lagian kamu sukanya cuma sama Johan." Kata Ica dengan meledekku.
Aku cuma senyum....
Saat aku dan Ica makan tiba-tiba Dito menghampiri kami berdua.
"Boleh gabung gak? " Kata Dito yang berdiri dihadapan kami berdua.
"Bo---boleh..." Kata Ica gugup.
"Makasih. " Kata Dito dan langsung duduk disampingku.
Jujur, aku sangat tidak nyaman saat Dito duduk disampingku. Tapi, aku tidak boleh berpikir buruk tentangnya, bagaimanapun juga dia temanku.
"Kalian sering, makan disini ya kalau istirahat. " Kata Dito mencoba membuka topik pembicaraan.
"Gak juga sih, ya sesuai selera lah kalau lagi pengen ya ke sini. " Kata Ica memainkan sendok didalam gelas es teh.
"Oh.. Btw kita belum kenalan nih, aku Dito kalian? "
"Aku Ica. "
"Kalau kamu? " Tanya Dito kepadaku.
"Jihan"
"Oh ternyata Jihan. "
Teng.. Teng.. Teng..
"Udah masuk ke kelas yuk ca. " Kataku dengan menggandeng tangan Ica.
"Ayuk. " Kata Ica
"Barengan dong, kita kan satu kelas. " Kata Dito
"Yaudah ayo" Kataku.
Sesampainya dikelas, Johan memandangku dengan tatapan sinis. Saat itu, bisa ku tebak kalau Johan tidak suka dengan Dito. Apa mungkin Johan cemburu karna aku sedang bersama Dito waktu itu.
"Johan. " Kataku sambil membalikkan badan ke belakang.
"Apa? " Kata Johan sambil membaca buku.
"Ihh, lihat aku dong, aku lagi ngomong nih. " Kataku dengan merebut bukunya.
"Apaan? " Jawab Johan kesal.
"Kamu marah ya? "
"Enggak"
"Yang bener? "
"Iya, lagian yang ada tuh kamu kemarin marah sama aku. "
"Enggak juga tuh. "
"Terus kemarin siapa yang nyuekin aku."
"Emm..gak ada tuh paling kamunya aja yang ke pede-an".
"Cewek emang aneh gak bisa ditebak. "Kata Johan sambil menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal.
"Ya, karena cewek bukan TTS yang kalau sulit jawabnya bisa langsung kamu tinggalin. "
"Apaan sih receh tauk"
"Biarin wlee"
"Awas aja nanti"
"Iya nanti, aku tungguin"
Entahlah, hari itu aku merasa kalau Johan cemburu sama Dito. Jujur, aku senang baru kali ini aku lihat dia kesal, saat aku bersama teman laki-laki. Andai, kalian tau kalau Johan sikapnya sangat dingin dia tidak pernah peduli dengan siapapun, bahkan lebih tepatnya egois. Tapi, aku mencoba merubah itu dari diri Johan, siapa tau saat bersamaku dia bisa berubah jadi lebih baik.
.
.
.
Masih belajar juga kalau ada yang salah jangan dibully yaww, tolong dikoreksi lagi:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Johan & Jihan
RomanceDear Johan, menunggumu tidak pernah ada kata jenuh, walau sudah genap menahun. Mungkinkah memang aku ditakdirkan untuk mencintaimu? . . Cinta terpendam antara Jihan dan Johan, dua sahabat yang sudah berteman akrab sejak SMP. Banyak sekali lika liku...