Sore itu, rasanya aku senang sekali bisa main ke rumah Johan. Bisa ketemu Mama, Papa dan adiknya. Karena, sudah lama juga nggak main ke rumahnya. Terakhir aku ke rumahnya waktu kelas 10 itu pun semester satu.
"Johan, kok sepi" Kataku sambil membuka gerbang rumahnya yang berwarna putih.
"Ada didalam, tapi kalau Papa belum pulang. " Katanya sambil menggandeng tanganku.
Saat itu, aku terperangah karena Johan menggandeng tanganku. Kalau, kalian anggap itu alay, atau semacam apalah. Aku tidak peduli. Dan ku biarkan Johan menggandeng tanganku saat itu.
"Assalamualaikum" Kata Johan sambil membuka pintu rumah.
"Walaikumsalam"Jawab tante Mala dari dapur.
"Udah pulang Jo. " Kata tante Mala sambil memotong wortel dan tidak melihat kedatanganku.
"Udah. Bun coba lihat siapa yang dateng. "
"Oh, Jihan ya ampun udah lama gak maen ke sini" Kata Tante Mala sambil membalikkan badannya.
"Iya tante, soalnya repot. " Kataku sambil mencium tangan Tante Mala.
"Jangan manggil tante dong, manggil Bunda aja masa lupa sih. " Kata Tante Mala dengan menyubit hidungku dan tersenyum.
"Iya tante, eh bunda. Soalnya Jihan lama nggak main ke sini jadi nggak kebiasaan deh. " Kataku dan tersenyum.
"Yaudah, Jo kamu ajak Jihan nyantai di taman gih. " Kata bunda Mala sambil mengelus kepalaku.
"Iya bun. " Kata Johan, kemudian menggandeng tanganku untuk pergi ke taman.
🌸🌸🌸🌸🌸
"Kita duduk disana aja ya" Kata Johan dengan menunjuk ayunan di taman rumahnya.
"Iya"
Aku dan Johan lalu duduk bersama di ayunan taman rumahnya. Jujur, waktu itu aku senang sekali, meskipun aku datang hanya sebagai sahabat.
"Jihan" Kata Johan, dan menatapku.
"Apa? " Kataku sambil menatapnya.
"Dito itu suka ya sama kamu? "
"Kenapa kok tiba-tiba tanya gitu" Kataku lalu mengalihkan pandanganku darinya.
"Gak apa-apa tanya aja, tapi jawab dulu dong. "
"Enggak lah, mana mungkin Dito suka sama aku"
"Mungkin aja lah, orang anaknya caper gitu sama kamu. "
"Apaan sih, enggak. "
"Oiya, kalau kamu suka gak sama Dito? "
"Kamu gila ya, mana mungkin aku suka sama Dito."
"Syukur deh. "
"Kenapa emang, kamu cemburu ya?"
"Bukan gitu kan sebagai sahabat kamu yang baik hati ini aku pengen tau aja. "
"Oh, sahabat"
"Iya sahabat tapi sekarang, nggak tau deh nanti" Katanya dengan menatapku.
Aku diam dan menatap Johan memikirkan apa yang baru saja diucapkan. Apa mungkin, suatu saat nanti aku dengannya memang bisa lebih dari itu, atau mungkin Johan hanya bercanda.
Tiba-tiba saja Bunda Mala datang dan membuat suasana yang tadinya hening menjadi hidup.
"Ehem.. Kok pada diem sih sambil lihat lihatan lagi. "Kata Bunda Mala yang berdiri disamping ayunan dengan membawa nampan makanan ringan.
"Eh, Bunda"
"Nih, dimakan ya Jihan. " Kata Bunda Mala sambil menaruh nampan makanan ringan.
"Iya, makasih ya bun."
"Masama, yaudah dilanjut aja ngobrolnya Bunda tinggal dulu. "
"So, pasti Bun" Kata Johan
"Nih dimakan" Kata Johan yang menyodorkan makanan kepadaku.
"Iya" Kataku sambil mengambil makanan.
"Adik kamu mana han? Kok dari tadi nggak kelihatan" Kataku sambil makan.
"Ada dikamar"
"Oh,,"
"Jihan"
"Apa? "
"Kamu tau gak, apa yang selalu ku pastikan ketika bangun tidur. "
"Apa? "
"Ada dua hal, yang pertama ku pastikan kamu ada dan kedua aku pastikan kalau kita masih bersama-sama. "
"Johan, kok kamu ngomong gitu. "
"Soalnya dulu kamu pernah bilang, kalau suatu saat nanti kita gak bareng-bareng lagi gimana?"
"Aku bercanda kalik, udah jangan dibawa serius. "
Johan hanya tersenyum dan memandangku dengan sendu.
"Udah hampir malam nih anterin aku pulang yuk. " Kataku seraya menarik tangannya untuk bangun dari duduknya.
"Iya"
Setelah Johan mengantarku pulang, seperti biasa aku langsung masuk ke kamar untuk melakukan aktivitas lainnya.
Oh God!
Hari itu aku senang sekali. Andai, waktu dapat diputar aku ingin kembali pada suasana waktu itu. Yaa, suasana saat aku bersamamu. Aku tak pernah menyesal melakukan hal hal bodoh denganmu. Aku juga tak pernah menyesal mengenalmu. Bagiku, itu semua adalah kenangan sekaigus pengalaman terindah disepanjang masa laluku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Johan & Jihan
RomanceDear Johan, menunggumu tidak pernah ada kata jenuh, walau sudah genap menahun. Mungkinkah memang aku ditakdirkan untuk mencintaimu? . . Cinta terpendam antara Jihan dan Johan, dua sahabat yang sudah berteman akrab sejak SMP. Banyak sekali lika liku...