22

40 14 0
                                    

Hari itu, 24 Februari 2000 entahlah aku merasa ada yang kurang. Mungkin, karena Johan tidak masuk hari ini. Ya, hari ini Johan izin. Tapi, aku tidak tau dia kemana. Huft, tenang ini hanya satu hari Jihan. Arrrgghh tapi rasanya seperti seminggu, oh tidak tapi sebulan, eh bahkan lebih.

Hiperbola? Memang.

Itu yang ku rasakan saat itu, merasa sepi dikeramaian.

Rasanya hari itu aku malas sekali masuk sekolah, padahal yang selalu bikin semangat setiap masuk sekolah adalah kamu. Eh, kamunya malah hilang.

"Jihan, Woy JIHANNN"

"Eh ada apa Jo? " Sontak aku terkejut.

"Ih dari tadi ngelamun aja, ternyata lagi mikirin Johan ya. "Kata Ica kemudian tertawa.

"Apaan sih ca, kaget tau."

"Habisnya dari tadi dipanggilin nggak denger."

"Ya maaf tadi aku..."

"Tadi aku ngelamunin Johan yakan?" Katanya memotong bicaraku.

"Enggak, apaan sih kamu. "

"Kalo enggak, mana mungkin pipi kamu merah."

"Ya emang apa salahnya coba?"

"Enggak salah kok, kalo buat orang yang jatuh cinta."

"Ih kamu ngeselin. " Kataku seraya mencubit lengannya.

"Arrgghh, sakit Jihan ampun."

"Ya, makanya jangan godain aku terus."

"Iya iya, tapi lepasin dong sakit tau. " Katanya dengan nada memelas padaku.

"Iya maaf deh, sakit ya. " Kataku dengan mengelus lengannya.

"Enggak jadi sakit kok, Wleeekkk JIHAN LAGI MIKIRIN JOHAN. " Teriaknya lalu kabur dariku.

"Viuwittt, ternyata lagi nyariin Johan toh." Kata Reno lalu tertawa.

"Kalo kangen samperin atuh han, hahaha. " Kata Bunga dengan meledekku.

"Apaan sih kalian, Ica tuh bohong. Eh, Ica awas ya kamu." Kataku kemudian lari mengejarnya.

"Ayo sini han kejar aku kalo bisa." Kata Ica dengan meledekku.

"Ih awas ya." Kataku dengan melempar sepatu.

Waktu itu, kelas sedang jam kosong. Suasana kelas yang gaduh, ramai hingga terkadang membuat otakku pusing karena suara suara teriakkan dari temanku. Namun, itulah yang membuatku rindu. Ya, rindu candaan temanku, rindu betapa recehnya mereka.

Saat itu aku kesal sekali dengan Ica yang selalu menggodaku, tiba tiba saja aku ingin melemparnya dengan sepatu. Tapi sepatuku meleset tidak kena sasaran dan malah terkena seseorang...

BRUKK..

Auwww

Oh god!

"Ya ampun maaf Dit, aku nggak sengaja."

"Iya gapapa kok han. "

"Gapapa gimana itu pelipis kamu berdarah kena sepatu aku. "

"Mending kalian ke UKS aja deh. " Kata Liona menyarankanku.

"Boleh juga sih, kalo kamu mau tanggung jawab han. " Kata Ditto seraya memegang lukanya.

"Ya-yaudah deh kita ke UKS aja. "

🌸🌸🌸🌸🌸

Oh God!

Saat itu, hanya ada aku dan Ditto. Jujur aku canggung, grogi dan apapun itu aku tidak suka suasana seperti ini. Siapapun, tolong aku..

Johan & JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang