9

44 18 1
                                    

Hari itu, mata pelajaran olahraga kebetulan materinya basket. Dan waktu itu, cuaca sangat mendukung. Jadi, aku dan teman yang lainnya sangat menikmati suasana pada hari itu.

"Hari ini materi kita adalah basket. Jadi, kalian semua harus hati-hati jangan sampai kena temannya. " Kata pak budi sambil memegang bola basket.

"Iya pak" Jawab kami semua.

"Nah, tolong kalian perhatikan baik-baik saat bapak mempraktekkan ini mengerti?"

"Mengerti pak. " Jawab kami semua.
Saat itu, aku memperhatikan pak budi yang mempraktekkan cara bermain bola basket yang benar. Pandanganku diam-diam juga melihat ke arah Johan.

"Aldhi Abdullah."Teriak pak Budi

"Kamu dari tadi main HP terus, coba tunjukkin yang tadi bapak praktekkin. "

"ii...yaa pak"

Saat aldhi mempraktekkan apa yang tadi pak Budi bilang, aku tidak melihatnya. Karena aku sedang menali tali sepatuku yang lepas.

"AWAS JIHAN" Teriak Johan
.
.
.
"Auw.." Aku pingsan sudah tidak sadarkan diri.
.
.
.

Saat, aku sadar tiba-tiba sudah ada di UKS, kepalaku, sangat pusing sekali bahkan pandanganku masih sedikit kabur. ku pandang sekelilingku ternyata ada Ica dan Zoya yang menemaniku.

"Aduh, kepalaku pusing banget. " Kataku sambil memegangi kepalaku yang sakit.

"Kamu nggak kenapa-kenapa kan han, kamu masih inget aku kan? " Ucap Zoya dengan nada khawatir.

"Aku gapapa"

"Alhamdulilah" Kata Ica dengan mengelus dada.

"Tadi aku kenapa? Kok bisa ada di UKS"

"Tadi, kepala kamu kena bola basket terus pingsan. " Kata ica dengan memegang tanganku.

"Oh" Kataku singkat.

"Kok cemberut sih han. " Kata zoya yang melihatku dengan tatapan kasihan.

"Johan mana? " Kataku kepada mereka berdua.

"Aku disini. " Jawab Johan yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Habis dari mana? "

"Dari kelas, gak usah nyariin gitu lagi. Dari tadi juga aku nemenin kamu disini kalau gak percaya tanya aja ica dan zoya. "

"Emang bener? "

"Iya, han malah yang gendong kamu tadi si Johan. " Kata Ica

"Gak cuma gendong kale, tapi dia yang paleng khawatir. " Kata zoya

"Syukur deh kamu masih inget aku. " Kataku ke Johan dengan wajah memelas.

"Ya jelas dong inget kit--" Belum sempat Johan bilang ku potong bicaranya.

"Kita Soulmate. Iya kan? Pasti kamu mau bilang itu. " Kataku dengan tatapan kosong.

"Udah-udah sekarang kan udah hampir malam mending kita pulang yuk. " Kata Ica

"Iya, bener udah laper nih" Kata zoya

"Yaudah, kalo gitu kamu harus pulang bareng aku." Kata Johan sambil memegang tanganku.

"Iya"

"Kalau gitu aku sama Ica duluan ya. Kalian berdua hati-hati dijalan. "

"Iya, kalian juga. "

"Cepetan"

"Bentar masih pusing nih, berasa mau jatuh kalau buat jalan. "

"Kelamaan. " Kata Johan dan langsung menggendongku.

"Eh turunin aku Johan, malu tauk. " kataku sambil berteriak.

"Gausah lebay deh, gak ada siapa-siapa juga. "

"Ih, gak mau tau turunin aku. "

Bruk...

"Auww... Sakit tauk"

"Katanya tadi suruh turunin. "

"Ih kesel. Ya, tapi jangan kek gini juga dong. "

"Emang ya dari dulu kamu gak berubah berubah han, kalau marah." Kata Johan sambil ketawa.

"Kok malah ketawa sih."

"Habisnya kamu kalo marah marah lucu. "

"Tauk ah. "

"Yaudah kaya biasa tungguin didepan sekolah, aku ambil motor. "

Aku cuma mengangguk..

Setelah beberapa menit aku menunggu didepan sekolah, akhirnya Johan datang.

"Nih, pakek jaket aku biar gak kedinginan" Kata Johan sambil memberikan jaketnya kepadaku.

"Makasih. "

"Cepetan pakek terus naik. "

"Iya, cepetan jalan. "

"Pegangan dulu, nanti kalau ada polisi tidur disangkanya buang sampah sembarangan. "

"Ih kesel, dari dulu kalau kamu bonceng aku pakek motor pasti bilang gitu. "

"Yeee, biarin. "Kata Johan dengan melajuka motornya.

"Dingin banget han. "

"Yaudah aku ngebut biar cepet sampai rumah kamu. "

"Jangan ngebu-ngebut ntar jatuh. "

"Jatuh juga ke bawah"

"Ih, kesel. "

"Udah pegangan yang kenceng. "

Saat Johan melajukan motornya dengan cepat aku sandarkan kepalaku dibahunya, dan tanganku yang melingkar dipinggangnya untuk berpegang erat pada tubuhnya. Tiba-tiba saja saat itu rasa kantuk datang dan aku tertidur sampai aku tak tahu kalau sudah sampai.

"Jihan bangun udah sampek. "

"Ada dimana nih? "

"Di mars, ya dirumah kamu lah. "

"Oh, udah sampai ya. Aduh ngantuk banget soalnya."

"Dasar kebo udah cepetan sana mandi, makan, terus tidur. "

"Iya, makasih. Btw hati-hati dijalan. "

"Iya"
.
.
.
🐾🐾🐾

Johan & JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang