Dikelas, pada waktu istirahat, aku duduk dengan Ica tiba tiba Johan menghampiriku. Tapi, berhubung aku sedang kesal dengannya dari pagi ku diamkan dia.
"Han. " Sapa Johan.
"Hem. "
"Ke kantin yuk. "
"Males. " Jawabku singkat sambil membaca novel dan tak melihatnya.
"Aku traktir deh. "
"Gak minat. "
"Kamu kenapa sih, marah ya sama aku."
"Nggak. "
"Kalo gitu tatap aku kalo kamu nggak marah. " Katanya seraya mengambil novelku.
"Apaan sih. Aku nggak marah."Kataku menatapnya kemudian tertawa.
"Syukur deh. Aku kira marah." Katanya sambil tertawa.
"Canda aja kali, gitu kok dianggap serius."
"Ih bikin gemes. " Katanya dengan mencubit pipiku.
"Aduh sakit. Lagian kamu kemarin gak ada kabar kemana? Kalo mau hilang itu ngomong, biar aku nggak nyariin. "
"Apa tadi? Kamu bilang apa? Nyariin? Wah ternyata kemarin ada yang nyariin aku. "
"Apaan sih, enggak ya. "
"Udah akuin aja. "
"Terserah kamu deh. Eh, tadi kamu mau traktir aku ke kantin jadi kan."Kataku dengan memasang wajah sok imut.
"Iya, jadi. "
"Ehemm, aku nggak diajak nihh. " Kata Ica dengan wajah memelas.
"Iya ayo. " Kata Johan.
"Traktir sekalian ya tapi. " Goda ica.
"Yah, bangkrut dong. " Kata Johan dengan menepuk jidat.
"Udah sekali kali Jo. " Kataku kepada Johan dengan nada memelas.
"Yaudah deh. " Katanya dengan senyum.
Padahal, kalau dipikir pikir kemarin itu aku kesel sama Johan. Tapi, saat berhadapan langsung dengannya hatiku malah luluh. Huft, dasar lemah hati ini.
Bagiku mungkin jujur bukan hanya tak berkata dusta, jujur berarti melakukan & mengucapkan kebenaran, sekalipun itu menyakitkan. Seperti apa yang aku lakukan. Mana mungkin aku bisa marah padamu Jo. Aku, hanya kecewa bukan marah.
Dan sekarang aku sudah tidak bisa lagi merasakan cinta dari orang lain karena cintaku hanyalah untukmu, walaupun kau tidak tahu apa yang kurasakan. Semakin ke sini, rasa yang aku simpan makin hari makin dalam dan semua ini tak bisa ku sampaikan hingga rasanya semakin sakit. Jika kau tau, posisi yang tidak pernah ku harapkan adalah jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Posisi yang sangat menyulitkan. Suasana yang mengaharukan dan ku berharap tak berakhir tragis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Johan & Jihan
RomanceDear Johan, menunggumu tidak pernah ada kata jenuh, walau sudah genap menahun. Mungkinkah memang aku ditakdirkan untuk mencintaimu? . . Cinta terpendam antara Jihan dan Johan, dua sahabat yang sudah berteman akrab sejak SMP. Banyak sekali lika liku...