4

73 17 0
                                    

"Assalamualaikum, ma aku pulang."

"Walaikumsalam." Jawab mama

"Ma, bobi mana."

"Ini anak baru pulang bukanya ganti baju, malah kucing yang dicariin."

"Biarin. Oh ternyata kamu disini bob, makin ganteng aja kaya Samuel Rizal." Kataku sambil menggendong bobi.

"Dasar gila..."

"Eh ternyata Kak Bian udah pulang."

"Yaudah lah, buktinya ada disini."

"Bian, Jihan cepet ganti baju terus makan bentar lagi papa pulang."

"Iya ma."

Bian Sanjaya Adiwijaya dia adalah kakakku, setahun lebih tua dariku. Ya, meskipun kadang ngeselin tapi aku tau Kak Bian sayang banget sama aku, kak bian juga sering nyuruh aku ngerjain tugas sekolahnya. Tapi, Kak bian selalu ngasih cokelat setelah aku ngerjain PR nya. Begitu pula aku, yang selalu minta anterin kalau pergi-pergi ya hampir mirip ojek online lah...

🌸🌸🌸🌸🌸


Setelah makan malam, seperti biasa aku belajar dan kemudian menulis buku dairy. Entahlah, aku lebih senang mengungkapkan sesuatu dengan menulis dari pada bicara, apalagi soal perasaan.

Jakarta, Jumat 15 Oktober 1999

Hari ini Jakarta, 15 Oktober 1999 seperti biasa diantar Johan naik motornya. Johan adalah teman terbaikku, andai saja bisa lebih dari itu. Tapi, mungkin itu mustahil. Johan, apa kamu juga punya rasa yang sama kaya aku. Aku suka sama kamu dari kelas 2 SMP. Mungkin kamu nggak akan pernah tau rasanya cinta dalam diam. Bahkan aku tidak pernah jatuh cinta dengan orang lain selain kamu, 3 tahun aku nunggu kamu dari kelas 2 SMP-2 SMA. Kata orang, kalau naksir seseorang hanya berlangsung 4 bulan kalau lebih dari itu berarti kamu benar-benar mencintainya.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu itu seketika membubarkan khayalanku. Ya, khayalan menulis dairy tentang orang yang selama ini aku sayangi, oh tidak, tidak sayang bahkan aku cintai.

"Duh ganggu mulu, Siapa?"

"Bian."

"masuk, ada apa?"

"Biasa kerjain PR ku dong, besok abang beliin cokelat deh."

"Udah jihan tebak pasti bang Bian ke sini kalau nggak minta ngerjain tugas ya minta nomor HP teman jihan."

"Sotoy lu curut."

"Biarin wleee."

"Yaudah, nih kerjain abang mau keluar dulu."

"Eh, kak bian."

"Apa?"

"Pulang beliin adik kau yang cantik ini terang bulan rasa cokelat kacang ya."

"Gak mau."

"Yaudah nggak aku kerjain tugasnya."

"Iya iya."

Maaf, partnya terlalu pendek

Johan & JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang