" Umi, Abi, Ai berangkat kuliah dulu ya" pamit Ais sambil bersalaman dengan Umi Abinya
" Hati-hati, kamu ajak Sania berangkat sekalian" ucap uminya
" Iya Mi, assalamualaikum"
Sania keluar dari rumah, ia langsung bersalaman dengan Umi Abinya lalu masuk ke mobil mengikuti Ais. Sania dan Ais memang satu universitas, juga satu angkatan.Bukan karena mereka kembar, hanya saja orang tua Ais mengangkat Sania sebagai anak angkatnya. Tak ada yang tahu tentang hal ini , hanya keluarga Ais saja. Bahkan teman-temannya juga tak tahu, mereka menganggap Ais dan Sania saudara kembar, ditambah lagi Ais dan Sania lahir di tanggal, bulan, bahkan tahun yang sama, suatu keberuntungan.
" Kamu nanti pulang sendiri gak apa-apa kan? Soalnya aku ada acara" ucap Ais ketika sampai di parkiran
"Iya" jawab Sania
Mereka berjalan menuju kelas masing-masing. Sania dan Ais mengambil fakultas berbeda, Sania kedokteran dan Ais memilih psikologi. Sebenarnya ia ingin mengambil bisnis tapi uminya melarang. Sampai dikelas, Ais merasa aneh tak biasanya kelasnya sepi seperti kuburan, ia Bingung sendiri karena hanya menemukan beberapa orang saja." Tumben berangkat?" Ucap salah satu temannya
" Biasanya Lo kan yang paling semangat gak masuk kalau lagi kayak gini "Ais semakin bingung ia tak mengerti apa maksud temannya, memang ada apa? Ia membuka handphonenya, menyimak isi grup. Seketika ia melonjak kegirangan.
" Mulai dah, tuh anak"
Ais cengar-cengir mendapati komentar temannya, ia pamit pada temannya karena ada urusan. Sampai di parkiran, Ais langsung melakukan mobilnya, ia membaca alamat yang tertera di surat undangan itu. Acaranya lima belas menit lagi ia masih punya waktu untuk datang tepat waktu.Ditengah perjalanan, tiba-tiba mobilnya berhenti, Ais masih ingat baru kemarin ia mengisi bensin mobilnya, dan tak mungkin jika habis secepat ini. Ia keluar, memeriksa mobilnya, jika seperti ini hanya Reyhan yang bisa membenahinya. Ia melirik arlojinya, jika ia menunggu reparasi memperbaiki mobilnya akan memakan waktu lama, lebih baik ia menggunakan taxi online saja.
Sebuah mobil putih berhenti di depannya. Tanpa menunggu lama Ais langsung masuk dan duduk di sebelah kemudi. Mobil itu berjalan dengan sopir yang terlihat bingung
" Mbak mau kemana? " Tanya sopir ituAis menunjukkan format pemesanan taxi online tadi pada sopir itu. Sopir itu mengangguk mengerti. Perjalanan begitu hening hingga terdengar dering ponsel milik Ais, panggilan masuk. Ais mengangkat panggilan dari nomor tak dikenal itu.
" Mbak, saya sudah sampai di alamat, mbaknya dimana?" Tanya suara di seberang
"Siapa ya?" Tanya Ais
" Taxi online yang mbak pesan tadi" ucap suara di seberang
Ais mengernyitkan dahi, taxi online? Lalu ia ada di mobil siapa? Ais melirik ke arah sopir itu," Aduh pak, maaf nanti saya bayar pake ovo aja. Maaf banget pak" ucap Ais
" Iya gapapa mbak"
Ais menutup panggilan itu, ia meminta sopir yang membawanya menghentikan mobil." Mas bukan sopir taxi online kan?" Laki-laki itu menggeleng
" Aduh, maaf ya, aku kira tadi..."
" Udah, santai aja. Kamu kayaknya juga buru-buru banget"
" Aku turun sini aja"
" Nanggung, bentar lagi nyampe"Sampai ditempat tujuan, Ais langsung turun dari mobil itu tak lupa mengucapkan terimakasih pada laki-laki yang mengantarkannya. Jujur saja Ais Sangat malu jika mengingat kejadian tadi, ditambah lagi saat laki-laki tadi bercerita bagaimana dia menahan tawa saat Ais menunjukkan alamat tadi. Ia mencoba mengingat-ingat nama pemuda tadi
" Fadhil "Ais menghadiri majlis ta'lim yang sering ia hadiri setiap Minggu, sebenarnya bukan majlis ta'lim lebih tepatnya perkumpulan pemuda pemudi Islam. Disini adalah tempat bersosial sesama muslim yang di bernaung dibawah pimpinan Kyai Haji Muhammad Ilham an- Nabawiy yang sering mereka panggil Abah Ilham. Biasanya yang mengisi acara ini adalah orang-orang dari pesantren Abah Ilham, tapi sekarang ada juga beberapa orang luar yang mengisi,Ais salah satunya. Ais bukan dari pesantren tapi Abah Ilham adalah ayah dari Via, jadi ia dekat dengan Abah Ilham.
Selesai mengisi acara, Ais baru saja akan memesan taxi online tapi mobil putih berhenti didepannya dengan kacanya yang terbuka
" Taxi anda sudah datang nona" Ais tersenyum ia masuk ke mobil dan duduk disamping kemudi" Makasih ya, udah ngasih tumpangan gratis" ucap Ais ketika sampai depan rumahnya
" Jaman sekarang ga ada yang gratis" jawab Fadhil
Ais mengeluarkan uang dan memberikannya pada Fadhil tapi ditolak. Fadhil memberikan ponselnya pada Ais" Aku butuhnya kontak kamu"
Ais mengetikkan nomornya pada ponsel Fadhil, dia menyerahkan kembali ponsel itu pada pemiliknya setelah selesai." Gak mau mampir dulu?" Tawar Ais. Fadhil menngeleng, ia menaikkan kaca mobilnya dan melenggang pergi meninggalkan halaman rumah Ais.
Ais masuk kerumah, setelah mobil Fadhil lumayan jauh dari rumahnya. Sampai di kamar, Ais melempar tasnya kekasur. Ia mencari buku hariannya dan menuliskan sesuatu di sana.
" Dia pria yang baik, menyenangkan juga ramah. Aku berharap suatu hari nanti bisa bertemu dengannya lagi" tulis Ais di akhir kalimatnya
❄️☃️❄️☃️❄️
Alhamdulillah bisa nulis. Nyempetin waktu buat nulis tu susah banget. Semoga bisa nulis ini sampe selesai 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Aisylws
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Love
RomanceJangan lupa follow sebelum baca😊😊@aisylws " Senı çok seviyorum, canım " " Ben de seni çok seviyorum, canım benim" penasaran???? cuzz baca😀