Setelah mendapat lokasi dari sekretarisnya, Haidar langsung menuju restoran tersebut. Jika saja Abi Zad tidak mengancamnya, ia tidak akan sesusah ini hanya karena satu orang wanita.
" Bagaimana harimu?"
"Sepertinya akan jadi buruk sejak hari ini" ucap Ais lesu membuat shahda menyerngit bingung
" Kenapa juga aku harus bertemu dengan laki-laki yang tidak peka terhadap wanita, kau tahu dia tak bisa melihat orang dengan biasa saja selalu tajam. Untung saja dia tampan "
Shahda hanya tersenyum mendengar ucapan Ais. Begitu juga kalimat terakhirnya. Walau Ais mengucap dengan bahasa Indonesia tapi Shahda cukup tahu apa arti kata itu.
" Ehm, sudah selesai menghinaku?" Ucap Haidar yang tiba-tiba muncul
" Kau bisa kembali ke kantor, Orkan akan mengantar mu" perintah Haidar pada sekretarisnya
Hal pertama yang ia rasakan saat memasuki perusahaan utama Al Kharqi adalah sangat menakjubkan. Ia sebenarnya ingin tertawa juga saat para karyawan yang menyapa nya dengan bahasa Indonesia. Terasa seperti keseleo, tapi terdengar lucu, sebisa mungkin ia menahan tawa nya dan memunculkan senyum nya yang paling sopan dan manis sebagai balasan ucapan mereka." Kau bilang apa tadi?" Tanya Haidar saat sekretarisnya sudah pergi
" Laki laki gak peka, yang tak bisa biasa saja saat melihat orang"
Mereka terus berdebat cukup lama hingga Ais jengkel, akhirnya ia menjawabi ucapan Haidar dengan bahasa Indonesia. Masa bodoh Haidar paham atau tidak, asalkan lidahnya tidak pegal terus berbicara dengan bahasa asing. Haidar memanggil pelayan dan memesan makanan tanpa menanyai Ais terlebih dahulu, toh percuma ia bertanya pada wanita yang marah karena pasti ia yang akan kena imbasnya.
" Kenapa tidak makan?" Tanya Ais setelah pesanan itu datang. Haidar mengacuhkannya, matanya menyusuri keadaan restoran.
Ais semakin bosan dan jengkel karena Haidar mengacuhkannya. Ditambah ia sebenarnya sangat lapar tapi Haidar tidak peka. Kalau saja urat malunya sudah putus tentu Ais akan makan terlebih dahulu tanpa peduli Haidar dan pemikiran tentangnya.
Ais mengikuti arah tatapan Haidar, entah mengapa Ais seperti melihat orang yang tidak asing dimatanya, orang itu sangat mirip dengan laki-laki yang menghantuinya. Ais merasa laki-laki itu semakin mendekat dan tersenyum pada mereka berdua.
" Sorry, nunggu lama?"
" Tidak juga "
Ais masih terkejut karena laki-laki didepannya mirip sekali dengan Fadhil. Yah, Fadhil.
" Napa mirip banget ya sama Fadhil" gumam Ais" Kamu kenal dia?" Tanya Haidar memastikan,
" Yah, kami pernah bertemu, lebih tepatnya tidak sengaja bertemu dan ya nona, aku memang Fadhil"
Ais sontak terkejut dengan pengakuan laki-laki itu. Ia merenung sejenak perasaan ia tadi bergumam lirih tapi Fadhil mendengarnya yang berarti Haidar juga mendengarnya.
Ais merasa terabaikan saat dua pemuda itu asik dengan urusan mereka dan mengabaikannya. Masa bodoh, ia melanjutkan makannya karena Haidar hanya memesan makanan untuknya dengan porsi yang lumayan banyak. Sesekali ia iseng menyuapi Haidar yang sibuk membicarakan bisnis dengan Fadhil membuat Haidar jengkel sendiri, tapi tetap ia terima.
" Ais sudah, aku kenyang " ucap Haidar
" Hubby, kamu memesan banyak makanan, tidak mungkin aku makan sendiri" ucap Ais menggoda Haidar dengan panggilan hubby. Ia sendiri geli mendengar panggilannya itu.
" Sudahlah, itu juga salahmu Dar " ucap Fadhil menahan tawa
" Aku harus kembali ke kantor, kau mau pulang atau ikut?" Tanya Haidar dengan tatapan tajam ke Ais.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Love
RomanceJangan lupa follow sebelum baca😊😊@aisylws " Senı çok seviyorum, canım " " Ben de seni çok seviyorum, canım benim" penasaran???? cuzz baca😀