17 ~ Anmum Materna Enfamama A+

40 3 0
                                    

Bismillah.....

Ais sejak tadi menggerutu karena tidak terima. Tentu saja tidak terima, Fadhil yang sakit mengapa harus ia yang periksa?. Memang kejadian itu kemarin, tapi hari ini ia harus kerumah sakit lagi, dengan paksaan Fadhil dan Reyhan tentunya. Padahal mereka berdua tahu jelas Ais tak suka dengan rumah sakit, ia benci rumah sakit terutama kamar mayatnya.

" Ayolah kak, maafkan aku. Ini juga demi kebaikan bersama"  ucap Reyhan berusahaaha membujuknya

" Siapa suruh maksa kerumah sakit. Udah tau aku nggak suka "

" Kan aku cuma ngikutin bang Fadhil "

Iya, Fadhil yang menyuruh Reyhan. Mana mungkin Reyhan mau mengajak Ais kerumah sakit, bagaimana jika Ais pingsan karena takut kamar mayat? Atau terus mengeluh pusing, mual gara-gara tak tahan dengan bau obat-obatan? Kan nanti ia repot.

Reyhan kemarin mengajak Ais ke dokter kandungan. Karena dari informasi yang ia terima dari Fadhil, Ais telat halangan hampir 3 Bulan. Bagi Reyhan itu hal biasa, bahkan Ais pernah telat hampir 5 bulan. Tapi dengan keadaan Ais sekarang, tak ada salahnya menuruti keinginan kakak iparnya. Siapa tahu ia dapat keponakan yang bisa ia ajak kompromi.

" Kakak gak mau ngecek gitu hasilnya, siapa tahu aku dapet ponakan " ucap Reyhan

" Apa ponakan? Siapa yang hamil?!!" Teriak via yang baru saja memasuki rumah.
Ais memutarkan bola matanya, jengah. Lengkap sudah bukan jika ada Reyhan di gabung dengan Via. Maka......

" Ai, kok gak bilang sih, kan harusnya aku yang pertama tahu. Kemaren kan yang nebak kamu hamil aku sama Lucia. Wah wah wah,,, gak bisa di biarin ini "

" Kak Vi apa-apaan sih, alay banget. Gue juga belum tahu kak Ais hamil apa enggak, tuh hasilnya belum di baca "

Via langsung menarik kertas putih itu. Ia membuka perlahan-lahan. Memastikan tidak ada yang mengintip.
Dan detik selanjutnya yang terjadi adalah,,,

" Abaaaah, Umiiii, Bang Fadhiiiil, Ciciiii, kembaaaar, turun semuaaaa!!" Teriak Via membuat geger seisi rumah. Ais dan Reyhan sudah menutup telinga mereka rapat-rapat. Bisa-bisa gendang telinganya rusak karena teriakan Via

" Apa sih Vi, pake teriak segala " ucap Ilham saat menuruni anak tangga terakhir

" Ya Allah anak siapa sih, ga sopan banget" gerutu nur keluar dari dapur

" Berisik tau nggak, ada orang sakit juga " omel Fadhil yang tadi sudah berada di alam mimpi

" Tante Via kenapa teriak? Ada maling ya?" Tanya Lucia dengan polosnya

" Ga usah teriak juga kali kak, ganggu orang lagi ngapalin " ucap Tsabit yang masih membawa Al Qur'an di tangannya

" Bener tuh kata Abit, what happen sih kak?" Itu Tsabita yang masih make mukena dan membawa Al-Qur'an. Masalahnya ia dan Tsabit tadi sedang muroja'ah hafalan mereka, dan terganggu karena teriakan Via.

Via nyengir dengan watados nya. " Masak umi lupa kan Via anak umi sama Abah. Ini " Via menyerahkan hasil pemeriksaan dokter tersebut pada Fadhil. Belum sempat Fadhil membaca sikembar sudah merebutnya

" Ci, habis ini kita makan besar ditraktir Reyhan" ucap Via lalu menjulurkan lidahnya pada Reyhan

" Ini beneran?" Tanya Fadhil yang masih belum percaya

" Apanya sih yang beneran?" Tanya Ais menghancurkan suasana mellow karena isi selembar kertas itu

" Sayang, kamu gak tahu?" Tanya Fadhil bingung, bukankah ini milik istrinya, tapi kenapa Ais tak tahu?

" Kan aku first people yang tahu. Sesuai perjanjian ya Rey, pizza hut, McD, KFC "

Pengen tahu isi kertasnya?. Yaps disana tertulis jika Ais positif hamil dengan usia kandungan 9 Minggu, yang berarti sudah dua bulan lebih. Tentang Via dan Reyhan, mereka berdua, membuat kesepakatan jika Via menjadi orang pertama yang tahu jika Ais hamil Reyhan akan mentraktir makanan sepuasnya, begitupun sebaliknya. Dan sepertinya Via yang beruntung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Future Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang