Sesuai dengan permintaan Abinya, Ais akan berangkat ke UAE hari ini tepat tiga hari setelah ia wisuda. Disana ia akan belajar bisnis kepada Zadun, Abinya Al. Ais memang suka bisnis karena abinya juga seorang pebisnis.
Ia juga pernah menghandle perusahaan milik Abinya saat Abinya sedang sakit padahal saat itu ia baru saja lulus SMA. Tapi tak ada masalah selama Ais memegang perusahaan itu, bukan karena Ais yang hebat tapi karena bawahan Abinya yang membantu Ais adalah orang orang yang dipilih langsung oleh Abinya, juga sedikit bantuan dari calon kakak iparnya yang membuat Ais tidak terlalu terbebani selama menghandle perusahaan. Sebenarnya Ais bisa belajar dari Abinya tapi Abinya ingin Ais belajar di UAE. Ais menurut saja, toh ia bisa sekalian liburan disana.
Perjalanan panjang tak terasa, karena Ais sejak tadi berbalas pesan dengan Fadhil . Fadhil mengirimkan foto-foto mereka saat Ais wisuda.
Ia melihat satu persatu foto mereka sambil tersenyum, jika dilihat lihat mereka justru terlihat seperti pasangan pengantin baru di foto itu.
Sampai di bandara UAE, ia disambut oleh orang orang suruhan Zadun yang akan mengantarkannya ke hotel yang akan ia tinggali selama ia disini.
Sebenarnya Zadun memintanya tinggal di mansion Al Kharqi, tapi ia menolak. Ia tidak sanggup jika nanti bertemu dengan Al nya.Setelah menata barang barangnya, Ais keluar ditemani sopir yang dikirimkan Zadun, beruntung sopirnya bisa berbahasa Indonesia, jadi ia tak perlu berbahasa Arab yang membuat lidahnya pegal sendiri. Mereka berhenti di sebuah restoran, Ais mengajak sopir itu makan dengan alasan ia tak mau sendirian, juga karena ia tak membawa uang.
Beruntung sopirnya ini adalah sopir paket lengkap sudah muda, tampan, dan jangan lupa ia yang akan membayari makanan Ais, mungkin sebelas dua belas jika dibandingkan dengan Fadhil. Yah, Fadhil.
Rasanya ia melihat Fadhil disini saat melihat laki laki yang duduk di pojok dengan dua orang didepannya, tapi mana mungkin jika itu Fadhil, dan entah mengapa Ais merasa jika laki laki itu menatap kearahnya sambil tersenyum. Ais buru buru mengalihkan pandangannya, ia terus beristighfar dalam hati, mengapa wajah Fadhil ada dimana-mana?
.Sampai di mansion Al Kharqi, Nihlah mengajaknya ke ruang tengah untuk menemui Zadun. Setelah makan tadi Zadun menelponnya meminta Ais datang ke mansion Al Kharqi.
" Jadi kamu mengambil psikologi?" Tanya Zadun
" Iya Om, awalnya mau ngambil bisnis tau sendiri umi cerewetnya subhanallah, jadi ya udah ambil psikologi aja" jawab Ais
" Fatih, kamu mau berangkat sekarang?" Tanya Zadun pada seorang laki-laki yang baru saja menuruni tangga
" Iya Bi, ada jadwal operasi hari ini " ucap laki laki itu lalu pamit pada Zadun dan Nihlah. Ia melirik Ais sekilas lalu tersenyum.
" Itu tadi Fatih, kamu masih ingat?" Tanya Zadun
" Fatih?"
" Kamu ingat Al kan? Itu dia tadi" ucap NihlahAis baru ingat jika nama asli Al nya adalah Fatih, tapi ia tak suka memanggil dengan nama itu. Terlalu panjang dan susah diucapkan, ia lebih suka memanggilnya Al, nama depan marganya, Fatih Muhammad Al Kharqi, walaupun banyak orang yang memanggil Fatih dengan nama Albar. Setahu Ais Albar adalah nama tengah Abinya Fatih.
" Kamu tidak menginap sayang?" Tanya Nihlah
" Lain kali aja Ma, soalnya harus siap siap buat besok" jawab AisAis terkadang merasa kuliahnya sia sia saja. Ia kuliah di psikologi dan tapi ia lebih menyukai bisnis. Dan sekarang Abinya mengirim ia kemari untuk belajar bisnis di perusahaan terbesar di Dubai.
🌿🌿🌿🌿🌿
Hal pertama yang ia rasakan saat memasuki perusahaan utama Al Kharqi adalah sangat menakjubkan. Ia sebenarnya ingin tertawa juga saat para karyawan yang menyapa nya dengan bahasa Indonesia. Terasa seperti keseleo, tapi terdengar lucu, sebisa mungkin ia menahan tawa nya dan memunculkan senyum nya yang paling sopan dan manis sebagai balasan ucapan mereka.
Seorang wanita menghampirinya. Ais menerka nerka, jika dilihat lihat wanita itu memang seumuran dengan nya. Wanita itu mengantarkan Ais menuju ruangan Zadun. Wanita itu terlihat ramah dan lebih fasih berbahasa Indonesia dari pada yang lain.
" Silahkan masuk. Mr. sudah menunggu anda" ucap wanita itu ketika sampai di depan ruangan Zadun
Ais mengucapkan terima kasih, ia memasuki ruangan itu dan disambut pelukan hangat dari Zadun.
" Kau suka sayang?" Tanya Zadun
" Tadi sangat berlebihan, tapi Sasa suka banget"Zadun menggelengkan kepala melihat Ais, ternyata masih sama seperti Sasa kecil yang sering teriak di rumahnya mencari Fatih
" Abi Zad udah tua tapi otaknya tetap very very very good"
" Tapi bukan Abi yang merencanakan semua ini"
"La....."
" Anak kecil gak boleh kepo" ujar Zadun menyela ucapan Ais
" Jadi Sasa bakal kerja apa?"
" Terserah, selama kamu suka Abi gak masalah" ucap ZadunSaat Ais sibuk memikirkan ia akan bekerja apa, seseorang datang keruangan itu. Zadun mengenalkan laki-laki itu sebagai CEO perusahaan Al Kharqi yang menggantikan Adri selama menempuh studi S3.
" Jadi, dia asisten baruku?"
" Iya, cantik bukan? Jadi kinerja mu harus lebih karena aku menghadiahkan asisten cantik untuk mu"Mereka tertawa karena ucapan Zadun. Zadun pamit pulang karena sudah berjanji pada sang istri akan menemaninya hari ini. Haidar Mirza Ali, CEO sekaligus keponakan dari Zadun. Ia masih bagian keluarga Al Kharqi dari buyutnya.
Haidar mengajak Ais berkeliling perusahaan. Sejujurnya Ais lelah, tapi tentu ia tak berani bilang. Batinnya terus menggerutu sejak tadi, walaupun mereka menggunakan lift, tetap saja. Ais paling tak bisa yang namanya jalan terlalu lama. Ia terus menghujat Haidar dalam hati. Mengapa Haidar tak peka sekali sebagai laki-laki?
" Kamu lelah?" Tanya Haidar
" Tentu saja, kau tahu kaki ku sakit" ucap Ais
" Baiklah, sekarang berdiri jangan duduk dilantai atau aku akan mati jika Abi Zad tahu" Ucap Haidar mengulurkan tangannya pada Ais, membantunya berdiri.Haidar berjalan mendahului Ais membuat Ais semakin jengkel. Mengikuti Haidar? Sepertinya tidak akan berguna baginya. Ais memegang perutnya yang berbunyi. Ya, lebih baik dia mencari makan dari pada mengikuti Haidar yang entah ada dimana.
Haidar menoleh ke belakang karena merasa Ais tak mengikutinya. Dan benar wanita itu hilang dan sukses membuatnya panik. Ia tentu tak bisa bilang pada Zadun karena sama saja ia cari mati. Dan sialnya, ia tak memiliki kontak Ais.
" Assalamu'alaikum shahda"
" Wa'alaikumussalam Mr. Ali "
" Suruh Orkan mencari Ais "
" Nona Ais? Tamu Mr Zad dari Indonesia?"
" Iya"
" Nona Ais bersama saya, saya akan mengirim lokasinya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kira kira, gimana imajinasi kalian tentang sosok Haidar?🤔
Jangan lupa vote n comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Love
RomanceJangan lupa follow sebelum baca😊😊@aisylws " Senı çok seviyorum, canım " " Ben de seni çok seviyorum, canım benim" penasaran???? cuzz baca😀