10.|7

135 23 0
                                    

Start

Jangan lupa vommentnyaa

Eskrepsi wajah Handika langsung berubah kesal, melihat Yohan yang mondar-mandir menghampiri kamarnya. Hanya untuk menganggunya bermain. Kamar Yohan terdapat di sebelah kamarnya. Tak heran mereka satu rumah. Ayah Yohan adalah seorang kepala direktur yang harus sering dipindahtugaskan ke berbagai kota.

Tak heran, Yohan dan keluarganya juga ikut pindah. Membuat ibunya sering kewalahan, mengurus perpindahan sekolah. Abang Yohan, kakak Yohan dan Yohan sebagai anak terakhir. Pada akhirnya Yohan dititipkan pada Ibu Handika yang merupakan adik dari mamanya.

Awalnya abang dan kakaknya juga tinggal disini bersamanya. Mungkin, selama 4 tahun. Tetapi karena kakak dan abangnya sudah kuliah. Mereka memutuskan untuk mengambil Universitas diluar kota. Membuat hanya Yohan yang tinggal sendiri disini bersama keluarga Handika.

Ibu dan ayah Yohan, sekali sebulan atau 5 bulan sekali menyempatkan datang kerumah Handika. Padahal Yohan sudah menyuruh untuk tidak terlalu sering mengunjunginya. Mengingat kota yang ditempati orang tuanya memakan waktu 4 jam menggunakkan pesawat atau 3 hari menggunakkan mobil. Ya, tapi orang tua mana yang nggak khawatir. Terlebih pada anak bungsu mereka.

Kembali pada Handika kini, yang terlihat menata kesabarannya. Ia tak bisa bermain tenang, sebelum ia memastikan Yohan berhenti mengetuk pintu kamar yang ia kunci. Ini ke 4 kalinya, ia membukakan pintu dan berakhir melihat Yohan yang terlihat gelisah, lalu berakhir kembali kekamarnya.

Duk!!duk!!duk!!duk!!

Suara ketukan pintu itu masih terdengar. Membuat handika menghela nafas panjang, lalu bangkit dan membukakan pintu.

"Apa ! Kalau nggak penting, nggak gue bukain lagi ya. Gue udah kalah 3 kali tau gak, Yooo. Besok pasti gue diejek sama si Woojin dan Lucas" katanya sambil berkacak pinggang, melotot pada saudara Yohan yang terlihat cengegesan. Melenggang masuk kemarnya, tanpa sepatah dua kata. Membuat Handika menghela nafas panjang kembali.

"Handika, saya bingung. Saya mau cerita tapi susah jelasinnya sama kamu"

"Yaelah, cerita mah tinggal cerita aja. Gausah pakai ganggu gue segala. Kesal gue jadinya" seru Handika lalu menghempaskan tubuhnya kekasur disamping Yohan.

"Maaf deh. Han, mungkin kamu bakal berpikir aneh. Tapi saya sekarang lagi gelisah karena cewek" katanya membuat Handika beranjak bangun dan mendudukan diri menghadap Yohan.

"Cewek ? YOHAN, galau karena cewek ? Wowwww... Gue terkejut tau"

"Lebay kamu, emang saya Homo. Sampai kamu kaget saya cerita tentang cewek" serunya kesel sambil mensentil pelan kepala Handika. Membuat Handika tercengir pelan.

"Ya kan jarang gituloh. Kalau soal itumah gampang, lo tinggal cerita aja"

Yohan terdiam sebentar, berusaha memikirkan kata yang tepat untuk menjelaskan tentang itu. Kata-kata yang tepat agar Handika tak mengetahui, siapa cewek yang sedang digelisahkannya ini. Dia masih terdiam, membuat handika mendengus kasar dan melempar sembarang bantal yang dipakai Yohan.

hi again ! | Yohan × Hyewon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang