Keluar dari kelas (NamaKamu) menelfon rekta agar membelikannya makanan dikantin kemudian membawa ke atap sekolah.
Moodnya untuk kekantin hancur, entah mengapa hari ini semua orang suka sekali merusak moodnya.
Setelah menelfon (NamaKamu) langsung ke atas. Baru saja dia duduk menghirup udara segar untuk menenangkan emosinya yang masih berkecamuk di tambah pikirannya ke bascam yang mulai menarik gank motor besar lagi, emosinya naik saat pikirannya jatuh pada Rio yang mencari sang Queen yang tak lain adalah dirinya, bersamaan pintu atap terbuka sekali lagi.
"Cepet amat lo ta" ucap (NamaKamu) berbalik menatap orang itu tapi tatapannya berubah dingin saat tau siapa yang baru saja masuk.
"Mau lo apa?, Kenapa lo ngikutin gue. Mau gue hajar!!" Sentak (NamaKamu) berdiri menarik kerah Mila. Itu gerak reflek, ia benar benar kesal sekarang, kenapa pula orang terus mengganggunya.
"Wow selow selow" Mila mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.
"Gue khusus Dateng sini buat ngundang lo masuk gank motor Dra--" ucap Mila terpotong.
"Gak tertarik, gue gak suka geng motor." Kata (NamaKamu) menolak mentah mentah bahkan belum mendengar semua sampai selesai.
"Trus tempat yang di sebut bascam di tempat balap itu make apa?, Beca?" Tanya Mila menunjukkan sisinya yang sebenarnya bukan lagi seperti di kelas bagikan perempuan biasanamun sebenarnya tak jauh beda dengan (NamaKamu). Bad.
"Itu cuma perkumpulan bisa, bukan gang. Dan perlu lo tau gue gak suka anak motor, Apalagi yang kayak lo rela pindah sekolah cuman gara gara tugas dari gank, lebay udah ngerasa gruop sekan perusahaan besar saja padahal cuman perkumpulan ecek-ecek." Ucap (NamaKamu) pedas, Mila malah berdecak kagum (lah?) Pasalnya itu adalah kata terpanjang yang di ucapkan (NamaKamu) padanya.
Dari yang dia tau, bahkan tak ada yang pernah ngobrol pajang dengan orang di depannya itu.
Bahkan sampai mengabaikan ejekan (NamaKamu) saking senangnya.
(NamaKamu) adalah idola di batisan anak gank motor, jangankan cowok bahkan cewek sangat menyukainya. Walau pun mereka tak bisa menebak siapa sebenarnya seorang Queen ini.
Dia adalah Queen, yang bahkan acara balap motor dengan donasi terbesar di negara mengundangnya sebagai perwakilan di lomba tersebut tapi dia tolak hanya karena pendonasi akan menariknya sebagai anggota grup dalam kelompok mereka sebagai persyaratan lomba.
Dunia luar tak ada yang tau hal itu karena tersembunyi baik baik oleh pendonasi yang membayar tutup mulut orang yang tau.
Tapi hal itu tentu saja masih bocor di antara gank gank motor lain.
Beberapa orang sudah mencurigai (NamaKamu) ada Queen meski masih banyak keraguan disana.
"Oh gini ajah gue tantang lo balapan. Gue denger lo ada Queennyakan yang di bahas bahas itu dan belum ada yang ngalahin lo sampai sekarang" tawar Mila menyembunyikan rasa senangnya menutupi dengan senyum menantang.
Ketuanya sudah mengatakan bahwa jika memang (NamaKamu) benar benar Queen, maka dia sangat suka tantangan dan tak suka di remehkan.
Mila ingin membuktikannya, jika memang benar suatu keberuntungan belapan dengan idola sendiri.
"Informan lo jelek banget, perlu lo tau dua minggu lalu Sang Queen baru ajah di kalahin oleh seseorang" ejek (NamaKamu)
"Bilang ajah lo takut" Kata Mila meremehkan.
"Enggak untuk apa gue takut? Gak ada urusannya sama gue kan. Itu urusan lo sama sang Queen."
"Kalo gituh ayo balapan Queen" panggil Mila menaikka alisnya, taklupa menekan kata Queen. Sekilas tatapan (NamaKamu) semakin dingin namun kembali cepat jadi tatapan mengejek.
"Oke kalau lo ngebet banget gue adalah Queen, tantangan lo gue terima tapi kalo lo kalah, lo harus keluar dari gank lo itu dan lo pasti tau konsekuensinya kalo keluar kan?" (NamaKamu) menyeringai, tentu saja.
Resiko keluar dari satu gank sangat berat, mereka tak jauh beda dengan gangkster yang harus di hajar atau membayar harga besar untuk keluar. Ini sama seperti ungkapan mudah masuk keluar sulit.
"Dan juga lo harus nerektir anak anak di bascam gue selama seminggu. Setuju!?"
"Um O.. ok tapi kalo lo kalah, lo harus masuk dan gak boleh nolak ah sekalian ajah orang yang ngalahin lo baru ini harus lo ajak." Mila tersenyum kemenangan, seakan mendapat jackpot.
"Sepakat dan lo harus ingat gue gak pernah bilang kalau gue adalah Queen di bascam bukan cuman gue cewek yang Dateng kesana." (NamaKamu) tersenyum, menghilangkan senyuman Mila. Kini dia agak ragu.
(NamaKamu) berbalik pergi tapi berhenti di ambang pintu, "gue tau lo di paksa buat datang ke sini, for you infomasion lo orang ke 10 yang mereka minta kesini, kecurigaan mereka ke Kanak-kanakan"ungkap (NamaKamu) lalu menuruni tangga pelan
"Apa yang mereka janjiin buat lo?, Ah atau bagaimana kalau gue tawarin lo buat gue bantu lo keluar dari sana. Ya meski gue belum tentu Queen yang lo maksud tapi gue kenal sama king sekarang" ucapan (NamaKamu) membuat mila tertegun
'bagaimana dia tau!?' batinnya."gue tertarik sama lo karena baru kali ini mereka ngirim cewek." Gumang (NamaKamu) sudah di lantai satu, dia harus mencari Iqbaal untuk mendiskusikan masalah ini, masih banyak hal yang perlu Iqbaal tau.
Dia memutuskan kekelas Iqbaal tapi tidak menemukan orang itu, kata entah siapa (NamaKamu) tidak tau yang jelas orang di depan kelas iqbaal bilang kalau Iqbaal di hukum membersihkan perpustakaan.
Akhirnya dengan langkah ogah ogahan (NamaKamu) menuju perpustakaan sekolah, tempat bagus menurutnya. Iyya bagus, untuk tidur dengan damai dan tentram.
Di perpustakaan, (NamaKamu) yang malas masuk.hanya bertanya pada ibu penjaga perpus, dan mendengar bahwa tidak ada siswa yang dihukum untuk memberdihkan disana.
(NamaKamu) menepuk jidat, " kok gue bisa lupa kalau Iqbaal sebelas dua belas ma gue. Yaiyalah kagak nurut ama hukuman ck" dumel (NamaKamu) berjalan pergi sambil berpikir dimana dia bisa menemukan Iqbaal.
Sampai bel masuk berbunyi dia masih tak menemukan keberadaan Iqbaal, Karena capek akhirnya (NamaKamu) memutuskan tidur di taman belakang enggan masuk kelas dan bertemu Mila yang menurutnya sangat menyebalkan.
Baru ajah dia tidur sejenak tiba tiba suatu yang kental menyiram wajahnya sampai masuk ke hidung membuat (NamaKamu) bangun terbatuk-batuk karena tersedak.
"Bangun kan lo!" Dua orang perempuan berseragam sangat rapih dan memenuhi standar anak rajin di sekolah, mereka di depan (NamaKamu) melipat kedua tangannya depan dada.
"Siapa lo dan maksud lo apa nyiram gue?!" Tanya (NamaKamu) berdiri, hidungnya masih perih karena tersedak tadi dan wajahnya terasa lengket, tentu saja baru saja dia disiram susu kental oleh kedua orang ini.
Ada apa dengan mereka ?
(NamaKamu) merasa tak pernah mencari masalah dengan anak rajin di sekolah.Apalagi yang modelnya seperti ini, kalau dilihat mereka adalah anak rajin, kesukaan guru, penurut, tak suka cari masalah dan pintar. Tapi melihat ekspresi mereka benar-benar tak cocok dengan penampilan itu.
Tbc
•••
Rekta mana yak? Kok kagak nyampe-nyampe sih!😅
–––––––––––––
⬇⬇⬇⬇BACA⬇⬇⬇⬇Apa kabs😘. Aku datang dengan dengan lanjutan cerita, gimana neh suka kagak? Kalau enggak yaudah sih suka sama aku ajah.😝
JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR YAK.
Kalau di follow, aku jamin rajin up. Apalagi kalau di vote juga, buh tiap hari deh kalau perlu.😏
VOTE AND COMMET😘
HATI-HATI TYPO😥
Jumpa lagi💋
⬇⬇⬇⬇

KAMU SEDANG MEMBACA
mi elección
FanfictionBerada di tengah itu menyiksa. Selalu terjebak dalam sebuah pilihan namun tak dapat memilih apa pun. Berusaha yang terbaik meski terluka, apa yang kau lakukan jika berada di posisi ku?. Penasaran? Baca ajah. Siapa tau suka😘. ••• Ini cerita kedua s...