"Bagus acaranya sukses besar, tema yang lo angkat itu keren banget dan penyusunan acaranya juga bagus kepala sekolah sampai muji-muji lo" gemah suara cowok dari ponsel (Namakamu).
Sedangkan yang punya ponsel hanya menganguk puas walau orang di seberang tidak tau, ponsel itu di jepit antara pundak dan kepalanya, sedangkan kedua tangannya sibuk menekan-nekan stik ps, dan matanya fokus pada layar tv.
"lo udah bebas dari hukuman" tambah suara itu.
"MANTAP!!" Seru (Namakamu) ketika berhasil mengalahkan bos musuh dalam game.
Barulah dia melepas stik itu dan fokus mendengar orang di sebrang telfon.
"eh eh lo ngomong apa tadi lan, gue gak denger jaringannya jelek" bohongnya lancar sambil bersandar di bagian depan kasur.
Tak ada jawaban dari sebrang telfon. (Namakamu) bahkan harus menatap ponselnya untuk mengecek apa panggilan itu masih tersambung.
"Halo lana? Lo masih disana?"
"Masih, masih kesel"
"ehehe gue denger kok, jadi gimana tu si-botak kagak protes lagikan? Gue udah bebas dari hukuman jadi bisa bolos lagi Nice"
Pffftt...
Rekta baru saja masuk kekamarnya sambil minum soda mendengar ucapan sadis sahabatnya itu, hidunya perih akibat tersedak.
"uhuk uhuk, lo lo manggil siapa botak?" tanya rekta
Tanpa berbalik, (Namakamh) menjulurkan tangnnya "ssttt diem dulu, gue lagi nelpon ketos. Oh iyha lana, ini juga karna lo tau udah bantu gue thanks ya, gue jadi bisa bolos lagi"
"jangan ngomong seberangan, gue ketos"
"cih bentar lagi lo bakal di depak ya sadar lo udah kelas tiga nanti"
"terserah, udah ya gue masih ada urusan assalamualaikum" pamit lana.
"iya pak uztad"
Tatapan (Namakamu) langsung tertuju pada rekta yang duduk di sebelahnnya.
Seketika ia merampas minuman itu dan meminumnya.
"d*mn lo bisa ambil di bawah. Itu punya gue!" omel rekta namun tak mengambilnya kembali, hanya melihat cengiran (Namakamu).
Sudah seminggu lebih berlalu sejak mama (Namakamu) meninggal, sejak itu pun dia tinggal dirumah Alfa yang berarti tetangga Rekta.
Sejak itu (Namakamu) kembali seperti kedirinya lagi, masa bodo dengan semuanya. Setiap hari datang dan memberantakkan kamar rekta, dan bascam, sesekali juga berkunjung di makam mamanya.
Satu hal yang membingungkan rekta, kecuali malam itu (NamaKamu) tidak pernah lagi mengangkat topik mengenai iqbaal.
Orang itu seakan hilang di telan bumi, Alfa sudah membantu mencari tapi masih tak tau kemana perginya. (Namakamu) sediri tidak pernah berusaha mencari lagi, dari pandangan rekta Sahabatanya itu seakan lupa dia pernah kenal dengan iqbaal.
Sedangkan untuk masalah papa (Namakamu) yang akan menikah dalam sebulan kedepan. Ia pun tak punya tanggapan untuk itu.
Semua kembali semula, anak nakal pemberontak yang suka balapan dan keluar malam kecuali beberapa hal yang hilang mamanya dan iqbaalnya.
(Namakamu) mungkin baik-baik saja dimata semua orang, tapi dalam hatinya serasa kosong. Kekosongan itulah yang berusaha ia tutupi dari dunia luar dengan mengembalikan dirinya ke awal.
"Bascam yok" ajak (Namakamu) tiba-tiba, dia menyerahkan kaleng kosong pada rekta lalu berlari keluar dari kamar.
"(NAMAKAMU) INI SAMPAH LO!!" Teriak rekta mengelegar.

KAMU SEDANG MEMBACA
mi elección
FanfictionBerada di tengah itu menyiksa. Selalu terjebak dalam sebuah pilihan namun tak dapat memilih apa pun. Berusaha yang terbaik meski terluka, apa yang kau lakukan jika berada di posisi ku?. Penasaran? Baca ajah. Siapa tau suka😘. ••• Ini cerita kedua s...