10 Raziah

1K 112 6
                                    

Author pov

"Masuk sana" perintah iqbaal kemudian pergi begitu saja.

"Cih bersihin gimananya gak ada pakaian ganti, bodoh!!" Triak (NamaKamu) kesal pada iqbaal.

Namun beberapa detik kemudian tubuhnya terasa gatal. 'ah sial alerginya!!' batin (NamaKamu) buru buru masuk membersihkan semua sisa alpokat tadi.

Beberapa menit akhirnya di bersih juga bersamaan dengan ketukan di pintu, (NamaKamu) panik pasalnya di hanya mengunakan baju tipis karena seragamnya tadi di lepas.

Masih dalam kepanikan pintu itu terbuka.

"Aaa woi goblok ngapa lo masuk!" Bentak (namakamu) langsung membelakangi Iqbaal yang barusan masuk ke toilet itu.

"Lo lama bukain pintu. Nih" Iqbaal meleparkan keresek padanya kemudian keluar. Naas karena masih mebelakangi Iqbaal alahasil lemparan itu malah menenai kepalanya.

"Sialan lo bal" ringusnya mengumpat Iqbaal mengambil kerek itu dan melihat di dalamnya ada seragam baru dan handuk (?).

'lah seragam masuk akal, ini handuk dapat di mana coba? Punya dia kali ya'

(NamaKamu) penasaran, menghirup bau handuk itu dan tercengang karena handuk itu berbau baru, lebih tepatnya baru beli.

"Dapat Diana coba, ah bodo lah ganti dulu"

(NamaKamu) Menganti seragamnya dan mengeringkan rambutnya. Sedangkan di posisi yang lain buat Vanessa baresaja keluar dari toilet osis, tadinya dia mengati pakaian disana setelah memoho mohon dengan ketos agar di izinkan.

"Iya besok jam pelajaran kedua kita laksanakan raziahnya, pembagian kelompok sudah saya bagiakan. Masih ada pertanyaan?"

"Bagaimana dengan siswa yang bolos saat razianya di laksanakan?" Tanya seorang cewek yang mengunakan jilbab, dia adalah Fatimah sekertaris osis.

" Ah kemari sudah di bahas tapi kamu ada lomba saya lupa kasih tau. Jadi begini, saya sudah bicara sama pak Bram membentuk kelompok khusus untuk keliling sekolah mencari tepat yang biasa jadi tempat bolos."

"Baik saya mengerti"

"Kalau seperti itu saya tutup rapat ini terimakasih semua. Kalian bisa kekelas masing masing."

Rapat osis bubar, Vanessa berjalan mendekati sang ketos yang masih terlihat berbicara dengan salah satu anggota OSIS lain.

"Lan" panggil venessa di lembut lebutkan. Maulana berbalik menatap venessa sekejap dan berbalik lagi saat orang tadi pamit.

"Udah selesai?"

"Udah thanks ya. Oh iyaa besok ada razia?" Tanya venessa lebih mendekat tapi Maulana semakin menjauh juga.

"Iya. Kalau begitu gue duluan, gak baik berduaan di ruangan tertutup" Maulana berlalu pergi menunggalkan venessa disana yang susah berdecak kesal.

Vanessa menghentakkan kaki keluar dari sana dan menemui temannya tak jauh dari sana.

"Sa, yaampun rambut lo jadi lecek amat" tergur Tika menhan tawa.

"Iya Haha, jahat benget si Iqbaal." Sambung gina.

"Ih yang salah itu bukan iqbaal. Yang salah itu tu cewek centil." Degus Vanessa mengingat pasal tadi.

"Ceritanya gimana sih kok bisa kaya giuh?" Tanya tika yang memang tak  ikut di Kanti itu karena mengejar rekta.

"Tu cewek duduk bareng iqbaal, guru usir tagak mau"

"Iya centil banget, apa lagi kemarin bareng pacar Tika, hari ini sama iqbaal jangan jangan besok sama Bebeb ku aduh. Apalagi gara gara dia kita di skors sama kepsek untuk ada mamanya Vanessa bantu jadi gak di hukum deh." pekik gina heboh sendiri. Vanessa terdiam sejenak tib tiba sebuah ide muncul di pikirannya.

mi elecciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang