"Sok banget lo, jadi adek kelas huh!" Ucap salah satu perempuan itu rambutnya panjang hitam legam.
"Iya kak, pura pura gak tau lagi siapa kita" sambung yang satunya lagi, dia mengunakan kacamata, dengan rambut sebahu.
(Namakamu) tidak merespon tapi tatapannya menunjukan bawa dia bingung dan meremehkan.
Kenapa?, Ya karena (NamaKamu) baru saja menangkap dua orang depannya ini tak berbeda dengan Vanessa and the gank. Hanya saja bedanya terletak pada dua orang ini mereka munafik, licik, menyembunyikan wajah asli mereka di balik wajah sok baik itu.
Jika disuruh jujur. (NamaKamu) lebih memilih orang seperti Vanessa dari pada dua orang di depannya ya setidaknya Vanessa tidak munafik, Tapi dua duanya gak ada yang bangus.
Perempuan berkacamata maju menyiram (NamaKamu) dengan air di botolnya sebelum berbicara.
(NamaKamu) emosi memukul kuat tangan itu hingga botol yang dia pegang terlempar cukup jauh.
"Maa...Maaf, a..aku cuman mau bantu be..bersihin susu tadi." Ucapnya tiba tiba berubah, alis (NamaKamu) Naik.
"Iya. Maaf tadi aku gak sengaja tumpahin sampai kena kamu maaf" tambah yang satunya lagi.
"Gak sengaja?, Lo pikir gue bego?!" Ucap (NamaKamu) sinis, dia mengusap wajahnya kasar.
"Ma.aaf" ucap mereka serempak.
"Gak butuh"
"(NamaKamu)" panggilan itu mengalihkannya, 'oh jadi karena ada orang lain, jadi berubah dasar ular' batin (namakamu)
"Eh Iqbaal" sapa dua orang itu, saat Iqbaal sudah berdiri di samping (NamaKamu) yang baru menyadarinya karena tadi dia membelakangi arah datangnya Iqbaal.
"gak papakan?" Tanya Iqbaal merogoh kantong bajunya.
"Gak papa bal, tadi cuman gak sengaja tumpahin susu ke (NamaKamu) " jawab perempuan beekacamata.
"Lo gak papakan?" Tanya Iqbaal lagi, dia melihat hidung (NamaKamu) memerah. 'itu namanya gak sengaja ya?' batin iqbaal.
"Aku gak sengaja tadi, tapi (NamaKamu) marah , saat Fitri bantu cuci bahkan sampai mukul lengan Fitri sampai memar." Aduh, perempuan berambut panjang memegang tangan perempuan beekacamata di panggil Fitri.
Iqbaal mengabikan mereka berdua malah melangkah ke (NamaKamu) dan tanpa izin melap wajah itu dengan saputangan yang dia ambil di sakunya tadi.
"Mau ke toilet dulu buat cuci biar gak lengket?" tanya Iqbaal melihat bukan hanya wajah, rambut bahkan seragam (NamaKamu) juga tekena siraman susu dan air, kesengajaan yang luar biasakan.
Jangan tanya ekspresi (NamaKamu), entah dia ingin menangis atau tertawa.
Satu sisi ingin menertawakan dua orang itu karena diabaikan oleh Iqbaal, tapi sisi lain jantungnya tengah berdisko ria di dalam sana membuat pipinya sedikit memanas. Ada apa dengan Iqbaal, menjadi perhatian sekali.
Mereka pergi dan menghilang di lorong menuju toilet.
"Mereka tadi siapa ?" Tanya (NamaKamu) membasuh wajahnya wastafel.
Kenapa ada Iqbaal?, Ya karena dia ikut masuk toilet cewek. (NamaKamu) masa bodo toh toilet sedang kosong hanya mereka berdua.
"Fitri sekelas gue dan satunya lagi kakaknya Wulan. Lo gak kenal!?" Tanya Iqbaal bediri di sebelah (NamaKamu) dan melihat gadis itu kesulitan karena rambutnya lengket.
Iqbaal meraih rabut itu, memengannya ke belakang agar memperoleh mudak (NamaKamu) mencuci wajah dan lehernya.
"Thanks, Btw Iyya gue gak kenal siapa emang sok banget pengen di kenal"
KAMU SEDANG MEMBACA
mi elección
FanfictionBerada di tengah itu menyiksa. Selalu terjebak dalam sebuah pilihan namun tak dapat memilih apa pun. Berusaha yang terbaik meski terluka, apa yang kau lakukan jika berada di posisi ku?. Penasaran? Baca ajah. Siapa tau suka😘. ••• Ini cerita kedua s...