51 Tidur Lagi?!

470 85 16
                                    

Astaga, kalian merhatiin gak sih?!!

Kan, kemarin nih ya aku coba baca-baca Chapter belakang, soalnya ada rencana mau perbaikin Typonya eh malah nemu chapter 21 itu ada dua tapi isinya beda masih lanjutannya cuman salah penomoran😅.

Ini nih author gak fokus😂. Jadi untuk sementara biarin gituh aja dulu hehe.

Buat para Readers ku tercinta, ea tercinta gak tuh wkwk. Pokoknya Kalau Ada Typo tandain ya biar ku benerin kalau ada waktu😊
__________________________________

Di Taman Belakang bascam, (Namakamu) duduk bersebelahan dengan Iqbaal.

Ia bersanadar dipundak iqbaal, sedangkan cowok itu menyendarakan kepalanya dipuncak kepala (Namakamu).

Susana sangat heningan diantara mereka, tak ada satupun yang bersuara hanya suara burung yang terbang dan hinggap dipohon mengalun disekitar.

Pikiran (Namakamu) terkunci pada ucapan Naya tadi soal dia adalah mantan iqbaal. Ia baru tau hal itu, kenapa iqbaal gak pernah cerita.

'Kalau memang itu benar lalu waktu itu bukan hanya dia yang dikhianati tapi iqbaal juga?.' batin (Namakamu) menginat hari ketika di cafe ia menemukan Rio selingkuh dengan Naya didepan matanya.

Bahkan dengan lancang Naya menyuruhnya bernyanyi untuk menghibur mereka berdua. Hari itu hati (Namakamu) benar-benar hancur, mereka berdua mempermalukannya di depan umum setelah terang terangan mengakui hubungan mereka.

Sejak itu ia sangat benci dengan yang namanya bernyanyi dan Alat musik.

Jika memang Naya mantan Iqbaal, berarti ia juga korban dua orang itu. (Namakamu) bisa membayangkan bentapa hancur iqbaal,,

Tiba-tiba (Namakamu) mulai menghubungan cerita dari Alfa, dengan kejadian-kejadian masa lalunya. Setelah memikirkannya, Ia menemukan banyak hal-hal ganji, seperti waktu dia benar butuh rekta saat itu rekta gak ada dan malah nyuruh Lana nolong dia.

"Ah benar!!, gue gak pernah tau kapan rekta kenal iqbaal! Pasti mereka kenal dari dulu dan waktu itu, pasti rekta nemuin iqbaal, iyah bener!" gumamnya menganguk pelan.

Dan Rekta gak bakal abaikan dia kecuali...

Ada yang lebih mendesak!

Menilai Dari kondisi iqbaal..

Semakin lama (Namakamu) berpikir semakin dia takut dengan kemungkinan yang terjadi saat itu.

Semua bisa ditebak dengan mudah, bahkan jika (Namakamu) gak tau atau gak melihat kejadian ia dapat memastikan semuanya. Tebak saja orang yang menderita depresi, ditekan ketitik ia kecewa pada dunia dan menghadapi kehilangan sekali lagi....

Sekarang (Namakamu) benci pikirannya sendiri, tangannya langsung mengenggam tangan Iqbaal.

Tak ingin menebak-nebak lagi kejadian dulu.

"Iqbaal, gue mau nanya" ucap (Namakamu) ingin menatap iqbaal, namun kepalanya terasa berat membuatnya tak dapat bergerak.

Lama tak ada balasan (Namakamu) mengguncang tangan Iqbaal, tetapi masih tak ada balasan.

"Bal, helo, Iqbaal!!" (Namakamu) menarik kepalanya menjauh, seketika tubuh iqbaal roboh kearahnya.

Kepala cowok itu jatuh dipahanya, matanya tertutup damai dan bernafas pelan. Iqbaal tidur.

(Namakamu) tercengang.

"Tidur?" heran melihat iqbaal tertidur (Namakamu) menoel pipinya jika saja cowok ini pura-pura.

Sayangnya iqbaal tidak terganggu sama sekali, dia tetap saja damai dalam tidurnya.

Tatapan (Namakamu) perlahan melembut menatap kedamaian diwajah iqbaal. Bertimbal balik dengan Kebencian (Namakamu) semakin bertambah untuk Naya dan Rio.

mi elecciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang