"JANGAN TANYA!" "Cepat, tolong gue nyalain tv!!" panik gadis itu.
Bang alex beraksi cepat menyalakan tv mengunakan remot, dan langsung di rebut oleh gadis itu dan memindahkan salurannya.
"Liat"
Ia membuka sebuah saluran tv yang menayangkan berita.
› Pesawat Adam Air pagi ini kehilangan kontak hingga saat ini belum di temukan. Pesawat jurusan Indonesia-Rusia berangkat jam 6 pagi dan kehilangan kontak pukul 6.38 setelah lepas landas.‹
Wajah rekra pucat dan mematung di tempatnya, semua yang mendengar segera beralih menatp rekta yang diam tidak bergerak.
Iqbaal langsung mengerti yang terjadi merasa jantungnya ditarik paksa keluar dari dadanya. "Tidak lagi!" Bisik iqbaal sangat kecil tapi karena keheningan itu suaranya terdengar jelas di telinga semua orang.
Rekta segera sadar setelah mendengat lirihan itu, ini buruk!. Ia bangun dan langsung mematikan tv.
"Bal te.. Tenang tenangin diri lo jangan berpikiran buruk!" Rekta yang juga merasa terombang ambil di udara, memaksakan diri untuk menenangkan cowok itu.
Ini tidak baik untuk psikisnya. Siapa yang bisa menanggung kematian oarng yang di sayang berkali kali!.
Ya, orang yang di sayang. Orang tua iqbaal meninggal karena kecelakaan mobil ketika dia masih kecil, dan sekarang orang yang di cintainya hilang dalam pesawat yang tidak ditemukan hingga saat ini.
Semua orang punya kekurangan, dan ini lah kekurang iqbaal yang hanya segelintir orang yang tau. Cowok pintar namun nakal ini sebenarnya menderita depresi. Cowok yang terlihat kuat di depan sebenarnya sangat rapuh dalam dirinya. Seperti landak penuh duri yang melindungi tubuhnya yang lembut dan rapuh.
Rekta merasa sangat buruk sekarang, "mil, mil cepat telfon nomor om anry!" perintah rekta menyerahkan pomselnya.
Mila segera mencari kontak denga nama itu dan menelfon tapi terkrjut akibat iqbaal yang merebut ponsel itu.
"gak usah lo telfon" suara iqbaal berat, matanya memancarkan kesedihan tidak berujung di dalam sana, rekta langsung mengambil kembali poselnya.
"Rekta!"
"ini hp gue, lo duduk tenangin pikiran lo! Dia gak bakal kenapa napa...." ucap rekta awalnya menenagkan iqbaal namun terakhir ia pun tidak yakin dengan ucaoannya sendiri.
suasana memanas, bang alex yang melihatsituasi menarik iqbaal menjauh.
Tidak terduga tangannya langsung di pukul mejauh dari tubuhnya.
"Jangan Sentuh, Gue gak papa!. Gue gak gila!" mata iqbaal memerah, air mata terbendung dikelopak matanya, nafasnya mulai tidak beraturan terlihat ketenangannya mulai pudar "Gue pulang" Ucap iqbaal.
Rekta melihat itu segera tanggap "pegang dia!, jangan biarkan keluar rugan ini!" Ucapnya panik, dengan siagap mereka langsung menarik iqbaal duduk dengan paksa.
Perlawanannya membuat nereka yang menahannya kewalahan.
"Lepasin Gue, kalian apa apaan hah! Aaaagg lepas jangan sentuh gue, biarin gue pergi biarin gue keluar, GUE MAUCARI (NAMAKAMU)!!"
Sementara itu rekta langsung menghubungin om-nya iqbaal.
"halo om" "ini rekta"
"oh rekta, iqbaal disana? Dia kabur dari rumah sakit!" ungkap orang di sebrang telfon.
"iya dia disini. Situasinya buruk, dia kambuh. Kita ada di tempat nongkrong biasa"
"kenapa bisa, dia baik baik saja tadi. Langsung bawa keeumah sakit kamu tau alamat rs dokter Adian kan!? Jangan hubungin ambulace kamu tau keadannya"

KAMU SEDANG MEMBACA
mi elección
FanficBerada di tengah itu menyiksa. Selalu terjebak dalam sebuah pilihan namun tak dapat memilih apa pun. Berusaha yang terbaik meski terluka, apa yang kau lakukan jika berada di posisi ku?. Penasaran? Baca ajah. Siapa tau suka😘. ••• Ini cerita kedua s...