BAB 8

3.3K 26 0
                                    

HAPPY READING

***

Viola menelan ludah mendengar bahwa Jeff mengajaknya pindah ke hotel. Oh Tuhan, ia tidak percaya bahwa Jeff benar-benar ingin mengajaknya kepenginapan. Mereka dua orang dewasa, pasti memiliki hasrat ingin melakukan lebih jika memiliki ketertarikan cukup kuat di antara keduanya.

Ini bukanlah tentang kebohongan yang ia pasangan sebuah profil online, atas nama, pekerjaan dan pendidikan. Namun ini sudah menyangkut tentang soal personal. Jujur ia ingin tahu bagaimana otot bisep itu merengkuhnya, karena ia tahu bahwa lengan mencerminkan kekuatan seorang pria.

Pandangan Viola beralih ke jemari Jeff yang mengunci tangannya. Jemari itu panjang, kukunya bersih, dan menggengamnya kuat. Bentuk bahunya yang lebar dan kokoh, ia tahu bagaimana maskulinnya Jeff.

"Why?" Tanya Viola.

Jujur sebenarnya ia sudah lama tidak melakukan hubungan intim, sudah dua tahun lamanya ia tidak melakukannya. Terakhir ia lakukan dengan mantannya terdahulu. Biasa saat menjelang mensturasi libidonya sedang tinggi-tingginya, ia sempat pusing karena hasrat tidak tersalurkan, maka hal positif ia lakukan adalah mastubrasi dengan jemarinya.

"Maaf, lupakan saya," ucap Jeff, karena ia lepas control mengajak Viola ke hotel, di hari pertama kali mereka bertemu.

Viola menggigit bibir bawahnya, ia merasakan jemari Jeff merenggang ingin melepaskan tangannya. Namun ia menahannya agar tetap saling menggenggam. Viola menarik nafas, ia tahu apa yang ada di dalam pikiran Jeff saat ini, dan mereka sama. Mereka sama-sama butuh pelampiasan.

Viola tidak peduli tidak peduli jika suatu saat Jeff mengghosting dirinya. Ia tidak butuh pengenalan lebih dalam, karena ia tahu bahwa ia tidak akan pernah sepadan dengan Jeff. Yang ia butuhkan saat ini pelampiasan yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Jeff ..."

"Iya."

"Saya mau," ucap Viola pelan.

Jeff tidak menyangka bahwa wanita juga menginginkannya. Ia menatap iris mata itu, tidak ada keraguan terlihat pada tatapan itu. Ia tidak ingin Sarah mengubah pikirannya. Ia tahu bahwa mereka adalah dua orang yang saling tertarik satu sama lain dan saling menginginkan.

Jeff hitung beberapa detik, untuk Sarah berpikir atas keinginannya. Ia menunggu hingga lima detik terakhir, dan memastikan bahwa mereka saling tertarik dengan keadaan fisik.

"Saya tidak ingin kamu berubah pikiran."

Jeff melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 20.30 menit. Ia menatap ke bekalang, ia melihat bangunan gedung Swissotel Jakarta PIK Avenue. Jeff lalu menarik tangan Sarah, menuju parkiran mobil yang berada di ujung sana.

"Kita mau ke mana?" Tanya Viola.

"Ke Swissotel."

Beberapa menit kemudian, Jeff merogok konci mobilnya di saku sebelah kiri tanpa melepaskan genggaman tangannya. Ia membuka kunci mobil dengan central lock, lalu membuka pintu itu, dan Viola masuk ke dalam, ia mendaratkan pantatnya di kursi.

Viola memasang sabuk pengaman, ia menatap Jeff yang menghidupkan mesin mobil. Semenit kemudian mobil meninggalkan area pantai. Selama di dalam mobil mereka saling terdiam, karena sibuk dengan pikiran masing-masing.

Semua pria pasti sangat paham apa yang membuatnya bergairah kepada wanita. Dan ia setuju sejak tadi ia mejaga hasratnya kepada wanita itu, dia mengenakan dress mini berwarna putih, yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Tidak hanya penampilan yang membuat rasa penasarannya cukup tinggi, namun juga dipicu dengan oborlan mereka selaras dan asiknya berdiskusi.

GAIRAH CINTA CEO MESUM 21+ (SELESAI)Where stories live. Discover now