BAB 15

317 14 3
                                    


Happy Reading

***

Viola merasa lega akhirnya ia keluar dari rumah Jeff. Oh God, harusnya sejak kemarin ia harus menghentikan pertemuannya dengan Jeff, bukan malah terbuai seperti ini. Jeff memang tidak buruk, dia pria yang sempurna, namun ia tidak membenarkan tindakannya.

Ada beberapa alasan ia terpaksa berbohong bermain dating apps, karena masalah privasi, ia belum membuka identitas dirinya untuk orang baru agar ia lebih aware. Dengan begitu ia dapat mengubah cara pandang orang lain. Kebanyakan pemilik dari dating apps untuk melindungi dirinya dari perspektif negative, karena kebanyakan pengguna di sana memiliki fantasi seksual yang aneh. Ia mengganti identitas juga agar lebih mudah mendapatkan kenalan atau pasangan di aplikasi kencan online.

Lagi pula ia tidak ingin terlalu serius, hanya berbincang dengan pengguna lainnya. Kebohongan itu di dating apps itu suatu yang wajar. Apapun alasannya tetap saja kebohongan itu tidak dilakukan karena menumbuhkan rasa kecewa, dan bisa merusak kepercayaan hubungan percintaan.

Dan sekarang ia lakukan dengan Jeff. Apa ia menggunakan nama asli dan berstatus marketing dan lulusan universitas lokas, mereka akan match? Ia pikir itu tidak mungkin match, karena status mereka berbeda. Jeff pasti mencari yang sepadan dengannya, minimal lulusan luar negri.

Viola membuka ponselnya dan menonaktifkan akun dating apps miliknya. Untuk satu bulan ini ia mungkin tidak akan bermain ini lagi. Viola juga memblokir nomor Jeff, dan ia menonaktifkan nomor ponselnya, sementara ia beralih ke akun bisnis, karena urusan pekerjaanya semua ada di nomor bisnis, bukan nomor pribadi yang ia berikan kepada Jeff.

Viola menarik nafas, ia merasa lega akhirnya ia sudah menyelesaikan masalah yang mengganjal di hatinya. Jika di tanya tentang masalah ia tidur dengan Jeff, apakah ia menyesal melakukan itu? Tentu saja ia jawab tidak menyesal, karena ia merasakan kesenangan yang luar biasa bisa mengenal laki-laki itu.

Mobil taxi itu akhirnya tiba di gedung kostnya. Viola keluar dari mobil dan mengucapkan terima kasih kepada driver.

"Viola ...!" Teriak Emi dari kejauhan.

Viola menoleh ke samping, ia menatap Emi berjalan berlari mendekatinya, wanita itu menenteng paperbag berwarna coklat.

"Emi," ucap Viola, ia tersenyum menatap sahabatnya itu.

"Lo beli apaan?" Tanya Viola.

"Beli nasi goreng di depan, lo tumben udah balik," ucap Emi, ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 21.45 menit.

"Lagi males sama Jeff, gue balik aja. Lagian udah gue tinggalin juga."

"Iya sih, lebih cepet lebih baik. Biar lo nggak baper."

"Bener banget!"

Viola membuka pintu pagar, ia lalu masuk ke dalam kost begitu juga dengan Emi berada di sampingnya.

"Tadi lo ngapain aja sama si Jeff?" Tanya Emi penasaran.

"Tadi sih cuma makan aja, terus ke rumah dia."

Emi memicingkan matanya, "Rumahnya di mana?"

"Dharmawangsa."

"Wah, serius Dharmawangsa. Bagus nggak rumahnya?" Tanya Vio penasaran.

Viola mengangguk, "Bagus banget lah. Biasalah, mirip-mirip rumah konglomerat," ucap Viola terkekeh.

"Terus ngapain?"

Viola tertawa, "Modelan Jeff, sih nggak usah di tanya, pasti maunya ke ranjang. Seperti cowok mesum pada umumnya, cuma bedanya dia CEO, tajir melintir."

GAIRAH CINTA CEO MESUM 21+ (SELESAI)Where stories live. Discover now