BAB 18

2.7K 44 5
                                    

Happy Reading

***

Ray memandang seorang wanita bernama Viola di sana. Ia tidak menyangka bahwa wanita manis itulah Yang menjadi pusat perhatian Jeff. Ia akui bahwa selera wanita Jeff memang baik, dia memiliki kulit putih, rambut coklat dan hidungnya mancung. Dia terlihat menarik di antara seluruh karyawan lainnya. Ray melangkah mendekati wanita bernama Viola itu.

Emi menoleh memandang Viola yang hanya bergeming, ia yakin pak Ray itu berjalan menuju ke arah mereka.

"Pak Ray ke sini," bisik Emi.

"Iya, nih. Gue gimana dong," rengek Viola.

Tatapan Emi beralih ke arah pria berkemeja putih itu, "Itu namanya Jeff?"

"Iya, itu dia."

"Kok dia tau lo kerja di sini?" Bisik Emi.

"Mana gue tau," ucap Viola pelan.

"Gue gimana dong, Em," rengek Viola, ia sekarang bingung akan berbuat apa.

"Yaudah, lo tenang aja, hadapi aja."

Viola menarik nafas, ia berusaha setenang mungkin, seolah tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan Jeff. Yang ia takutkan saat ini boss nya kini sudah berada di hadapannya. Viola hanya bisa menelan ludah, ia melihat Jeff di sana, pria itu terus menatapnya intens.

"Kamu ikut saya," ucap Ray tenang.

Viola menelan ludah, ia mengigit bibir bawahnya, ia masih shock luar biasa ternyata pak Ray menyuruhnya pergi ikut dengannya.

"Saya pak?"

"Iya, kamu."

"Baik pak," ucap Viola pelan, ia tidak akan bertanya kenapa ia harus ikut pria itu, karena Ray pemilik perusahaan ini.

"Mampus!" Teriak Viola dalam hati.

Viola dengan terpaksa ia mengikuti langkah Ray. Semua karyawan menatapnya tatapan tidak percaya. Sejujurnya ia tidak ada urusan apapun dengan pak Ray, bahkan mereka selama bekerja di sini tidak pernah bertatap muka. Sekarang pria itu ingin dirinya ikut bersamanya. Ia yakin itu ada hubungannya dengan Jeff.

Viola menoleh ke belakang ia menatap Emi yang melambaikan tangan ke arahnya. Ia tahu sahabatnya itu menyemangatinya.

Viola mengikuti langkah Ray di balakang, Ray menoleh memandang Viola, ia memperhatikan wanita itu. Sebenarnya ia ingin tertawa, tiba-tiba ia ke ruangan karyawannya hanya untuk bertemu dengan wanita ini.

"Saya sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kamu."

"HAH!"

Ray menahan tawa, ia lalu melangkah keluar dari pintu utama, "Kamu selesaikan urusan kamu dengan Jeff," gumam Ray.

Viola menatap ke arah depan, memandang Jeff di sana, pria itu memandangnya tanpa senyum. Sudah ia duga bahwa ini ada hubungannya dengan Jeff, bukan semata-mata tentang pekerjaanya. Viola ingin sekali membenturkan kepalanya ke dinding.

Kini Jeff sudah berada di sampingnya, ia bingung akan berbuat apa, ia sudah kepergok seperti ini. Ia tidak tahu mau di taruh ke mana wajahnya. Ia melihat pak Ray, sekretarisnya, direktur dan GM sudah masuk ke dalam lift, ia masuk ke dalam, di samping tetap ada Jeff, seakan mengawasinya.

Oh God, jujur jantungnya sudah hampir copot. Ia melihat angka menunjukan lantai dua puluh, pintu lift terbuka, ia menatap pak Ray dan direktur keluar dari lift, ketika ia hendak melangkah keluar, tangannya di pegang Jeff. Pria itu menahannya, dan menekan tombol lantai dasar.

Pintu lift kembali tertutup, sekarang di sini hanya dirinya dan Jeff. Ia menatap tatapan tajam Jeff di sana. Ia cemas luar biasa, bingung harus bagaimana di situasi seperti ini.

GAIRAH CINTA CEO MESUM 21+ (SELESAI)Where stories live. Discover now