{ 29 } Ada apa dengan mereka?

121K 9.2K 854
                                    

Happy Reading!

Hari ini Arion kedapatan job baru. Salah satu perusahaan besar kembali mengadakan meeting di kafenya. Sejak siang, kafe sudah dipenuhi banyak orang-orang besar. Arion, Andra, Gery, Liam dan dua orang yang disewa khusus hari ini, tampak sibuk menyiapkan hidangan.

"Hai, Arion." Sosok gadis berbaju merah bergelayut  manja di lengan Arion. "Sibuk banget, ya?"

Arion nampak tak acuh. Dia menepis tangan Laura dengan kasar dan fokus lagi pada Americano yang tengah disiapkannya.

"Ar, lo susah banget sih dimintaiin nomer? Gue bingung harus hubungin lo lewat mana. Kalo gini kan kita nggak bisa buat janji pergi bareng." Laura kembali menggelayut di lengan Arion.

"Aduhh!" sergah Andra tiba-tiba. Ia sedang membawa nampan berisi banyak hidangan. "Ini kuyang jangan ngalangin jalan dong, minggir lo!"

"Heh, jalan lebar, ya! Jangan cari gara-gara lo!" sahut Laura tak kalah galak.

"Lagian siapa yang minta lo kemari? Bikin rusak acara aja," Andra menghampiri Arion. "Yon, ini cake-nya dikasih terakhir apa sekalian?"

"Akhiran aja bareng menu spesial. Lo bawa Americano buatan gue dulu aja."

"Americano aja?"

"Lainnya biar gue yang bawa."

Andra menganggukan kepalanya. Ia kemudian berlalu dengan Americano buatan Arion, melirik sinis Laura yang belum beranjak dari sana. Bahkan perempuan gatal itu berani bergelayut manja di lengan Arion.

Laura adalah mantan Arion saat SMA, sekaligus putri teman papinya. Dulu mereka pacaran juga ulah Andra yang memaksanya. Hanya bertahan dua hari karena Arion memutuskan sepihak. Tak menyangka sampai sekarang perempuan itu masih mengejar Arion. Sampai orang-orang kafe dibuat kesal dengan tingkahnya. Maka dari itu tidak ada yang bersikap baik pada Laura.

Hampir dua minggu perempuan itu tidak kemari dan membuat orang-orang kafe dapat bernapas lega. Tapi entah apa alasannya hari ini orang itu justru datang, di saat mereka sedang sibuk-sibuknya.

"Kasih alamat lo aja deh, kalo nggak mau kasih nomer. Biar gue samperin sekalian."

Arion menarik tangannya. "Berisik banget lo! Nggak liat gue lagi apa?!"

"Yaudah, kalo nggak mau ngasih, gue tunggu di sini sampe lo selesai."

"Lo mau pergi dari sini sekarang, atau gue buat malu di depan banyak orang? Andra bakal tega nyeret lo keluar kafe."

Laura terkekeh. "Tambah galak deh lo."

"Gue nggak pernah baik sama lo." Arion mengambil beberapa cangkir di lemari, diikuti Laura di belakangnya.

"Sekali aja, kita jalan. Setelah itu gue nggak bakal ganggu lo." Laura tersenyum lebar, meski dalam hati tak menyetujui ucapannya. Mana mungkin dia semudah itu pergi dari Arion.

"Sedetik aja gue ogah."

Memang dasarnya tidak tau malu, Laura justru merapat lagi. "Gue tau lo nahan buat ngiyaiin permintaan gue," Laura mengedipkan sebelah matanya. "Atau lo emang mau gue gangguin terus?"

Arion terkekeh sinis. "Lo nggak tau diri banget, ya?"

"Gue selalu gitu."

Bersamaan dengan itu Andra dan Gery datang. Mereka berdua memandang tak suka Laura.

"Nyonya menir dateng lagi. Padahal gue udah seneng dia nggak nongol dari kemarin." celetuk Gery membuat Laura memicing kesal.

"Kalian minggir aja sana, jangan ganggu kita." ucapnya tak tau malu.

Self Injurlove ( terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang