{ 30 } Mulai terkuak

125K 9.5K 770
                                    


Happy Reading!

"Lo ngapain di sini?"

Zana menandang bingung mereka secara bergantian. Keduanya sama-sama melayangkan tatapan tidak suka seolah sedang berhadapan dengan musuh bebuyutan.

"Gue nyari Zana." jawab Vino.

"Ada urusan apa lo sama dia?" Entah dapat dorongan dari mana Arion menggeser badannya untuk menutupi Zana. Seolah Vino adalah sosok berbahaya.

"Gue rasa lo nggak berhak nanya."

"Lo lupa lagi nginjek tanah siapa?" tanya Arion sarkas.

"Arion..." Zana menarik ujung kaos Arion. Meminta agar menghentikkan suasana mencekam ini.

Vino terkekeh. "Kalo punya pilihan terbang, nggak bakal gue biarin sepatu bagus ini nginjek tanah lo."

Arion berdecak. Maju selangkah menghadap Vino. Terlihat jelas aura permusuhan di antara mereka. Melihat itu Zana terpaksa beranjak berdiri di tengah keduanya.

"Kalian kenapa sih? Kenapa pada bahas tanah?"

Arion dan Vino melirik sekilas Zana, seolah pertanyaan gadis itu tak berarti. Arion membuat Zana tersingkir. Mereka kembali saling memandang membuat Zana mengerucutkan bibir.

"Lo mending jauh-jauh dari rumah gue."

"Gue maunya gitu," Tangan Vino terulur menarik Zana. Namun siapa sangka keluar ringisan dari gadis berambut panjang itu, yang tidak diketauhi Vino namun disadari Arion. "Tapi gue ada urusan sama Zana."

Arion menepiskan tangan Vino menjauh. Memancing emosi lekaki itu kian bertambah.

"Lo nyakitin dia tai."

Zana mengerjap beberapa kali. Padahal ringisannya sangat pelan, tapi kenapa Arion bisa sadar? Apa lelaki itu tau mengenai lukanya?

"Apaan sih." Vino kembali menarik tangan Zana membuat gadis itu menggingit bawah bibirnya. Arion yang menyaksikan mengepalkan tangannya.

"Heh bangsat, lo punya kuping nggak sih?!"

"Kenapa jadi lo yang nyolot sih? Gue nggak nyakitin Zana."

Zana makin dibuat bingung dengan dua orang ini. Jujur tangannya sangat kesakitan karena semalam ia telah menciptakan luka baru dan belum kering. Tapi tidak mungkin juga dia mengeluh sakit di situasi seperti ini.

Karena tak suka dengan sikap Arion, Vino sampai mengeratkan cekalannya pada Zana. Membawa gadis itu keluar, namun baru selangkah sebuah bogeman melayang di rahangnya. Vino tersungkur di tanah secara mengenaskan.

Zana terpekik kaget. Meski lega akhirnya cekalan Vino terlepas. Dia berupaya menarik bahu Arion agar menghentikkan semua ini, namun baru menyentuh lelaki itu sudah menyentakknya.

Arion mengikis lengan kemejanya. Cukup satu bogeman saja karena dia malas bertengkar, apalagi dengan manusia semacam Vino. Matanya turun menatap tangan Zana yang terbaluti kaos panjang. Arion berdecak. Dia menarik ujung kaos Zana untuk masuk ke dalam.

"Yon, itu Vino kesakitan gara-gara lo. Biar gue obatin dulu." Zana berulang kali menoleh pada Vino. Merasa bersalah karena dia pemicu pertengkaran keduanya.

Self Injurlove ( terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang