{ 56 } i just want you...

136K 9.8K 2.4K
                                    

Mom kangen kalian komen antusias 😞



Kamu punya penyakit jantung? Jangan baca bab ini :)

Kamu dibawah umur? Jangan baca bab ini :)

Kamu penasaran banget? Yaudah baca :)

Happy Reading!

Cowok itu menatap jam dinding yang menunjukan pukul dua belas. Dia beranjak dan berjalan menuju tangga. Namun pesan mamanya tadi membuat Arion menatap dapur dengan diam. Ia menghembuskan napas barat, turun dan menuju dapur.

Namun suara bel yang tiba-tiba berbunyi membuat perhatiannya teralihkan. Arion menautkan alisnya. Apa Aura datang selarut ini? Setaunya anak itu sedang menginap di rumah Andra.

Dengan langkah lesu Arion berjalan menuju pintu rumah.

Ia tersentak bukan main ketika pintu terbuka.

Arion menengang. Mengeratkan pegangannya pada handle pintu. Lalu perlahan membukanya. Cowok itu terdiam sebentar, menunduk sambil menatap seekor kucing yang duduk dengan tatapan tertuju ke arahnya.

Ia mendengus. "Sejak kapan kucing bisa ngetuk pintu..." gumamnya sambil berbalik masuk. Akan tetapi ketika cowok itu hendak melangkah mundur, sebuah tangan menahannya.

Arion tersentak kaget. Ia menoleh pelan ke samping.

Mencoba memastikan sesuatu di sampingnya itu ilusi atau tidak. Angin yang berhembus kencang membuat hening di sekitarnya makin terasa.

"Arion..."

Arion bisa merasakan matanya berair. Suara itu... suara gadisnya. Cowok itu perlahan melangkah maju, mendekati sosok yang duduk lemah di kursi.

"Zana?"

Dengan tangan bergetar Arion menyentuh wajah Zana. Dia tersentak melihat banyak bekas luka di wajah gadisnya. "Ini beneran Zana?" lirihnya.

Gadis itu, yang tak kuat menahan tangis, mengangguk perlahan. Menggesekan sisi wajahnya di tangan Arion yang masih menempel.

Arion melipat bibirnya. Menatap lekat Zana dengan ekspresi sakit. Ia mendekatkan wajahnya dan menempelkan dahinya pada dahi Zana. Menyalurkan segala rindu yang terpendam selama ini.

Cowok itu terisak, pelan. Dari situ bisa menyaksikan banyak bekas luka di pergelangan tangan Zana. Membuat dadanya makin terasa nyeri.

"Kamu kemana aja?" Hanya itu yang mampu Arion katakan saat ini. Bibirnya seakan kelu untuk berucap.

"Za-zana takut sendirian..." Gadis manis itu terisak. Meremas ujung kaos Arion dengan tangan bergetarnya.

Arion menjauhkan wajahnya, lalu menggunakan kedua tangannya untuk menangkup wajah Zana. Mengabsen seluruh wajah cewek itu. Memastikan sekali lagi apakah benar sosok di hadapannya adalah gadisnya.

Ini benar Zana.

Arion tak tahan lagi untuk tidak menarik Zana ke dalam pelukannya. Menenggelamkan kepalanya di bahu gadis itu. Memberi tahu bahwa ia benar-benar tersiksa dengan perginya cewek itu. "Aku kira kamu nggak bakal balik. Aku mau mati aja rasanya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Self Injurlove ( terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang