{ 28 } Aura pulang

132K 9.6K 1K
                                    

Happy Reading!

"Aura pulang!"

Andra menimpuk belakang kepala Aura. "Suara lo kenceng amat ngalahin toak. Di rumah penghuninya cuma dua! Nggak usah pake teriak napa."

Mengelus belakang kepalanya, Aura melirik sinis Andra. "Diem lo, Bang. Nggak tau orang lagi seneng juga."

Andra menyeret koper Aura dengan malas. Apa gunanya gadis itu memiliki seorang kakak jika tidak bisa melakukan hal sepele begini. Sejak dulu selalu dia yang direpotkan dengan segala kegiatan Aura.

"Abang lo besok coret aja dari KK." usulnya.

Aura sontak tertawa. Dia membantu Andra membawa koper. "Kalo punya hak, gue pengen nglakuin itu dari dulu. Mending lo aja yang jadi abang gue."

"Dih, abis itu gue mencoret diri sebagai orang yang kalian kenal."

Aura mengambil alih koper yang berada di tangan Andra. "Yaelahh, bawa ginian aja ngeluh mulu."

Tak terima Andra menarik rambut Aura. "Bilang apa lo? Bawa ginian doang?"

Aura meringis sambil berteriak ampun. Sungguh, hanya Andra seorang yang berani bersikap seenaknya pada Aura, setelah abangnya.

"Heh, gue bela-belaiin batalin ngedate sama Cinta gara-gara lo tau nggak! Jadi anak nggak tau diri amat."

Aura tertegun. Dia menjauhkan wajahnya dari Andra sehingga tarikannya terlepas. "Lo balikan sama Cinta?"

Andra menggaruk tengkuknya. Harusnya dia tidak memberi tahu Aura. "Bukan balikan sih, dia ngajakin pergi bareng."

"Oh." Aura mengangkat bahunya. Dia menarik gagang koper dan bersiap balik badan. Namun di depannya muncul Zana dengan ekspresi senang. Seolah tidak bertemu selama setahun.

"Eh Aura!"

Aura hampir jatuh jika saja tangannya tak menyentuh kepala sofa. Dia terkekeh kecil. "Seneng amat aku pulang."

Zana makin mengeratkan pelukannya. Dia menyesal telah menolak tawaran Aura untuk ikut ke Bali. Andai dia ikut, hatinya akan baik-baik saja. Entah kenapa Zana tak sabar menceritakan semuanya pada Aura karena dia paling tidak bisa memendam sendirian.

"Kangen dong. Nggak ada kamu sepi banget," Zana melepas pelukan mereka. "Gimana di Bali? Seru banget pasti."

Aura menoleh pada Andra sesaat, tanpa mengucapkan apapun dia menarik tangan Zana untuk masuk ke kamar.

Sementara Andra yang awalnya bingung harus melakukan apa merasa lega ketika batang hidung Arion muncul. Aura akan dia urus nanti. Lelaki itu mendorong lengan Arion dengan tampang tengil.

"Gimana?"

"Apanya?"

"Halah, pura-pura polos! Tai lo ah."

Arion menautkan alisnya, menganggap Andra sudah gila. Dia berjalan ke dapur dan bersiap membuat kopi. Andra bergegas menyusul. Perihal kemarin rasanya tidak menyenangkan jika tidak dibahas.

"Lo jadinya ngomong apa sama Zana?"

"Nggak ada."

Raut tak percaya tercetak jelas di wajah Andra. "Mustahil."

"Si Aura mana?" Arion mengedarkan pandangannya. Melihat ada koper tergelatak di sana dahinya berkerut samar. "Tuh anak langsung ke kamar?"

Mengabaikan pertanyaan Arion, Andra memilih membahas sesuatu yang membuatnya penasaran setengah mati. "Yon, lo ngomong apa sama tuh cewek? Bagi tau lah."

Self Injurlove ( terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang