{ 16 } Janggal

133K 10.8K 646
                                    



'Jantungku berdetak kencang. Bagaimana ini?'

Happy READING!!!

Daripada di rumah sendirian Zana memilih pergi sebentar sambil menunggu waktu kerjanya mulai. Bisa dibilang dia terlalu rajin. Kini tujuan Zana adalah rumah teman papahnya dulu karena dia sering dibawa papahnya main ke situ berhubung mereka rekan bekerja. Siapa tahu Zana dapat petunjuk tentang papahnya.

"Permisi! Halo, Ada orang?!"

Sesaat setelah Zana mengguncang pagar seorang pemuda muncul. Gadis itu tersenyum lebar, tau betul siapa orang yang sedang berjalan ke arahnya. Sama hal nya dengan pemuda itu, dia nampak terkejut dengan kehadiran Zana.

"Lo Zana kan?"

Zana mengangguk semangat. "Hai, Vino!"

Pemuda bernama Vino itu mempersilahkan Zana untuk masuk. Dia masih tak menyangka dengan kadatangan Zana kemari. Karena sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Dulu mereka berdua cukup akrab karena ayahnya dekat dengan papah Zana.

"Lo kemana aja selama ini? Gila, gue pikir lo lupa sama gue." Vino tertawa di akhir kalimatnya.

"Ceritanya panjang, Vin. Gue di sini sebenernya ada urusan penting," Zana tak ingin membuang waktu dan langsung ke inti.

"Urusan penting apa?"

"Ayah lo ada di rumah nggak?"

"Ayah udah berangkat kerja, Zan. Ada perlu apa sih?"

Zana langsung kecewa. "Yah. Pulangnya jam berapa?"

"Biasa lah, malem."

"Gue butuh bicara penting soalnya."

Vino berdecak. Dia mengacak rambut Zana dengan kesal. "Urusan yang lo maksud itu apa? Gue bingung dari tadi."

Zana menarik napasnya dalam-dalam, lalu dihembuskan perlahan. "Lo inget kapan terakhir kali papah main ke sini?"

Pertanyaan yang dilontarkan Zana membuat Vino mengingat sesuatu. "Lama banget. Bertahun-tahun malah. Kadang gue nunggu om Arham dateng sama lo di ruang tamu," Vino terkekeh, "Sampe gue lupa sama kalian saking lamanya nggak pernah ke sini."

"Berarti lo nggak tau yang gue alami selama ini?"

"Hah?"

"Gue kecelakaan tiga tahun lalu dan ngalamin koma."

Lelaki berparas tampan itu membulatkan matanya. Bagaimana bisa berita besar seperti ini dia tak tau. "Lo nggak bercanda kan?"

"Lo pikir ini saat yang pas buat bercanda?"

"Ya, kali aja."

"Gue kesini mau tanya ke ayah lo, mungkin dia tau tentang keberadaan keluarga gue. Karena papah kita temenan dari lama."

"Loh, loh, bentar. Emang keluarga lo dimana?"

"Selama tiga tahun koma nggak ada satupun dari keluarga gue yang jenguk..." Zana mulai menceritakan dengan detail yang dia alami selama ini. Melihat Vino yang tidak tau apapun, harapan Zana menipis. Sepertinya mencari petunjuk tentang papahnya di sini tidak tepat.

"Gue pernah nanya ke ayah kenapa om Arham jarang ke sini. Ayah bilang mungkin pindah ke kota lain, makanya gue nggak nanya-nanya lagi. Gue nggak tau kalo lo ngalamin hal kayak gitu,"

"Gue ke sini berharap ayah lo tau tentang papah gue." Zana menundukan wajahnya. Ekspresinya berubah sendu. Vino yang merasa iba mendekatkan dirinya, menepuk bahu Zana berulang kali.

Self Injurlove ( terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang