--------------------
Sebuah kebetulan itu tak selalu baik. kadang,sebuah kebetulan juga membawa keburukan yang tak terduga.
---------------------"tae, lo abis jalan ini, masuk ke perumahan di sebelah kanan jalan, blok A11." kata suga memberi petunjuk, karena dirasa jarak tempuh rumah yerin sudah dekat.
"yakin? " tanya guanlin bingung, apakah keluarga yerin mampu mendiami rumah tersebut?. Bukan berarti mengejek,tapi...rumah itu adalah kawasan orang berpunya. Dan, apa salah guanlin jika merasa tak yakin?
"iya, udah masuk aja. " sahut suga. Disampingnya yerin tengah tidur bersandar di bahunya, sejak kejadian tadi. Saat guanlin,taehyung dan yerin beradu mulut, yerin dan suga pindah posisi di bangku belakang. Sedangkan mark dan guanlin di bangku tengah, dan tentu taehyung merasa seperti supir bodoh di depan.
Mobil guanlin terparkir di sebuah rumah yang cukup megah, halamannya cukup luas, terdapat kolam dan taman kecil di depannya,indah.
Mereka semua turun dari mobil, suasana disana sejuk, karena banyak pepohonan rindang di sekitarnya.
Mark dan guanlin duduk di bangku jalan, sedangkan suga berusaha menggendong yerin. Ingatkan bahwa tubuh suga kalah gempal dengan badam yerin.
"sini biar gue aja yang gendong. " kata taehyung berniat membantu, karena melihat suga yang kesusahan.
"GAK USAH MODUS LO TAYI, BASI WOY!! "teriak guanlin dengan senyum mengejeknya, saat melihat taehyung mencoba menggantikan suga menggendong yerin.
Taehyung hanya mendengus. "bagus deh lo mau bantuin, angkat gih, sakit pinggang gue. " kata suga mengeluh.
Tarhyung mengangguk mengiyakan, toh ia juga senang mendapat kesempatan.
Yerin itu tidak terlalu berat, suganya aja yang lebay, dasar aki aki.
Setelah taehyung berhasil mengangkat yerin, mereka masuk ke halaman rumah tersebut ,saat sampai di depan pintu, suga membukanya, dan mempersilahknan mereka masuk.
"gila, ini rumah yerin? "tanya mark kagum, walau rumah ini tak sebesar rumah guanlin atau taehyung, tapi isi dan gaya arsitekturnya sangat indah, rumah tarhyung dan guanlin saja kalah, itu fikir mark.
"rumah majikannya yerin kali, mana mungkin ini rumah dia, gak percaya gue" timpal guanlin yang sudah duduk di sofa, di ikuti mark, sedangkan suga menuntun taehyung, membawa yerin ke kamar.
Di luar, terdengar deru mesin mobil, sepertinya pemilk rumah ini.
"mark, siapa dah? Coba liat" titah guanlin, yang sedikit resah tentang keberadaannya. So,ini itu rumah orang yang guanlin aja gak tau punya siapa, dan dia ada disini dengan ajakan orang lain, was-was aja kan, kalau dikira maling?
"i don't know man, lo liat aja sendiri" mark mencemooh, mana tau dia siapa di luar.
Derap langkah dan suara seperti orang berbincang, membuat mark dan guanlin semakin tegang, ini suga kemana, apa kamar pembantu sejauh itu?. Pikir guanlin.
Jung jinyoung, yang pertama kali masuk kedalam rumah itu, terkejut melihat dua orang remaja yang tengah duduk tegap di sofa.
"kalian siapa?! "tanya nya dengan intonasi yang tinggi, jung jinyoung, adalah seorang jendral angkatan darat, badannya kekar dan tegap, otak dan paras, jangan ditanya, the best.
Mark dan guanlin segera bangkit, kemudian, mendongak berusaha berani menatap.
Saaat sesudah melihat wajah jinyoung yang heran sekaligus marah,guanlin sadar, ia mengenal orang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
the 520
Fanfiction[the 520] Taerin time " bisa hargain keadaan gue,? gue emang egois, keras kepala, pembangkang, bego, bodoh, tapi tolong, gue juga manusia, gue masih punya hati Manusia emang maunya yang sempurna, siapa yang mau menampung orang kaya gue? Gak ada,kan...