--------------------
It's make me hurt
--------------------Malam sudah menyelimuti kota disana. Memberi penerangan yang minim, bahkan sangat sangat minim. Jika tak ada lampu, maka gelap sudah se isi pelosok tempatnya.
Di bangku taman. Yerin terduduk letih menahan gemparan panas di dadanya. Hatinya terasa hancur dan patah. Air matanya tak henti mengalir dari pelupuk mata. Air matanya juga mengerti, berapa banyak air mata yang harus di keluarkan untuk malam ini. Pasti sangat banyak.
Bahkan, hawa dingin yerin hiraukan. Ia hanya fokus pada fakta yang ada, fakta hari ini, yang baru saja terjadi.
Mengingat itu, yerin kembali merasa sakit. Rambut yang awalnya tergumpal di kepala, sekarang melonggar dan berubah kusut. Matanya sembab, dan keringat yang mengucur. Padahal hawanya dingin.
Entah kenapa, kali ini dia susah membendung air matanya. Gebuan di dada seolah mendorongnya untuk terus menangis. Sesak, pengap dan sungkap. Itu yang ia rasakan sekarang.
HP di tasnya berdering. Menandakan panggilan yang kembali menyala setelah beberapa kali sebelumnya.
'bang jayun"
Adalah nama yang entah kesekian kalinya menelponnya.
Yerin menarik nafas, lalu menghembuskannya lelah dan kasar. "gue gak mau pulang, bang. Maaf... " ucapnya lirih.
Dia mau sendiri sekarang. Biarkan dia merenung atas hal ini. Biarkan dia rehat untuk hari ini. Biarkan dia bersiap untuk hari esok yang entah akan lebih baik atau sebaliknya.
Biarkan... Yerin sendirian.
🌻🌻🌻
Seung gi, lelaki paruh baya itu meremas kepapanya frustasi. Di hadapannya, putra satu satunya terduduk kaku.
Lelaki paruh baya itu menatapnya datar. Lalu tertawa sumbang. "apa mau kamu? " tanya nya tanpa raut bersahabat.
Guanlin hanya diam tanpa menatap lawan bicara. Lebih ingin menatap pot bunga di ujung ruangan.
Seung gi berdecak kesal. Sudah kesekian kalinya dia bertanya pada anak itu. Dan hanya dapat hembusan nafas kasar dari bibir anak itu.
"papah gak pernah minta macem macem sama kamu. Gak pernah membebani kamu. Baru kali ini, baru ini papah minta tolong sama kamu, untuk bantu amhil perhatian kakak kamu dan hak asuh dia. Apa se susah itu untuk bantu papah? " tanya seung gi dengan frustasi.
Dia kali ini benar benar marah pada anak ini.
Kesempatannya yang berharga sudah lenyap. Bahkan, hanya karena seorang anak lelaki ini.
"maaf, pa. Guanlin gak bisa" katanya lirih dan pelan.
Seung gi menautkan alis. Apa yang tidak bisa?.
"se egois itu kamu sama kakak kamu? Kamu gak mau papah bisa berbagi sayang sama anak papah sendiri? "katamya dengan nada yang di tinggikan dan di pertegas.
Guanlin terdiam.
"kamu udah cukup guanlin. Kamu udah dapet papah, udah dapat apapun yang kamu mau. Tanpa kamu harus bekerja keras. Kurang apa lagi? " kata seung gi menunjuk guanlin dengan jari twlunjuknya.
Guanlin menatap papahnya datar. Haruskah bahagian dengan harta? Haruskah dia bangga karena apa yang dia punya sekarang?. Enggam, pah!!!
. "pah, guanlin emang egois. Guanlin tau. "
KAMU SEDANG MEMBACA
the 520
Fanfiction[the 520] Taerin time " bisa hargain keadaan gue,? gue emang egois, keras kepala, pembangkang, bego, bodoh, tapi tolong, gue juga manusia, gue masih punya hati Manusia emang maunya yang sempurna, siapa yang mau menampung orang kaya gue? Gak ada,kan...