Fyi, koment dan vote ya. Seriously, its make me feel so excited to write this work chapter by chapter. Viment juseyo...
------------------
Terkadang terus berbohong itu lelah juga, ya? Dan karena aku lelah, perlahan kebohongan ku juga kian terbongkar.
------------------Sudah hampir jam dua belas, dan bundanya belum menampakan keberadaannya di rumah. Jaehyun sudah menelpon bagian rumah sakit untuk menanyakan keberadaan bunda mereka. Namun ternyata tidak,bundanya sudah meninggalkan runah sakit itu seperti jadwal kepupangannya seperti biasa---jam sembilan.
Jaehyung sedang menunggu bundanya di sofa depan, dengan di temani TV yang menyala, walau sebenarnya fikirannya sudah terbang kemana mana.
Jaehyun sudah berusaha membuang pemikiran negatif yang mungkin bisa saja terjadi. Walau dari kenyataannya gak pernah ada skandal apapun yang terjadi di keluarga ini. Hanya beberapa masalah kecil, yah, walau itu agak berbahaya. Seperti dulu pernah ada seseorang yang berusaha memfitnah bundanya itu. Entah karena masalah apa. Tapi yang pasti, orang yang sukses pasti selalu ada ombak yang berusaha menenanggelamkan si empu. Begitupun dengan keluarga mereka.
Jinyoung dulunya adalah pemilik rumah sakit yang masih berdiri sampai sekarang, sebagai warisan dari orang tua jessica. Lalu mengapa ia justru menjadi tentara?. Itu karena ayah jinyoung duku mengamanatkan, meminta keinginan itu, dan ingin anaknya melanjutkan profesi ayahnya dahulu. Jinyoung meng-iya kan. Dia tidak bisa menolaj.
Sementara jessica, dia mengambil gelar sebagai guru dan pengganti jinyoung sebagai direktur di rumah sakit. Walau hanya sementara, karena rencananya jaehyun akan di angkat setelahnya.
Dan yerin, entah. Sepertinya dia akan mengambil jalanya sendiri.
Yerin bukan gak mau untuk kadi kayak orang tua dan kakaknya yang berperan penting di segala hal. Tapi dia cukup tau diri dan sadar, kalau kemampuannya itu gak sebanding kalau misal dia mengambil jalan seperti mereka.
Yerin akan berusaha, menjadi sama suksesnya dengan mereka, namun dengan bakat dan kemampuannya sendiri. Tanpa di paksa atau di buat buar.
Jaehyun mendesis khawatir. Dia sudah berulang kali menghubungi bundanya, tapi sambungan itu gak ada, hamya ada sura operator.
Di kamarnya, yerin menatap halaman depan rumahnya yang cukup luas itu, dia ada di balkon. Memantau kepulangan bundanya, yang tak biasanya belum pulang sampai sekarang.
Jangan di kira dia tak sepeduli itu. Walau mungkin jaehyun mengira bahwa dirinya sudah tidur. Maka salah, dia masih berjaga mengkhawatirkannya bundanya. Beruntung dia sudah terbiasa tidur larut. Mungkin jam dua pagi dia akan tidur---waktu yang sudah biasa.
Yerin terperanjat, melihat bundanya membawa mobil kedalam halaman rumah. Bundanya pulang.
Yerin turun ke bawah.
"bun, dari mana aja, heum? Kenapa pulang telat? Aku tanya ke rumah sakit katamya bunda udah pulang dari jam sembilan. " kata jaehyun yang sebelumnya memeluk Jessica sebentar, lalu berjalan masuk bersamanya.
"ada urusan, bunda lupa hubungin orang rumah. "
Sampai di dekat tangga, jessica melihat yerin menatapnya cemberut. "kok belum tidur? Kenapa cemberut? Biasanya juga cengar cengir begini. " kata jessica, sembari menyentuh kedua duduh bibir yerin, dan mengangkatnya ke atas membentuk cengiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
the 520
Fanfiction[the 520] Taerin time " bisa hargain keadaan gue,? gue emang egois, keras kepala, pembangkang, bego, bodoh, tapi tolong, gue juga manusia, gue masih punya hati Manusia emang maunya yang sempurna, siapa yang mau menampung orang kaya gue? Gak ada,kan...