Fyi, komentar dan vote kalian itu always make me excited to write the work.
Voment :)-------------------
Jangan menjadi egois. Kadang, mengalah dan diam itu lebih baik.-------------------
Setelah pulang sekolah nanti, yerin lebih memilih menemui guanlin. Entah apa yang mau di bahas. Tepi kayaknya. Ini tentang masalah tempo hari, masalah di caffe waktu itu.
Masalah hanbin yerin gak terlalu perduli. Pasti anak itu cuma bercanda. Kalau memang ngajak jalan, paling ke kantin atau ngajak makan doang. Nanti yerin kirim pesan.
Dan, yerin baru ingat kalau dia ada ajakan juga dari taehyung. Kalau yang ini, yerin jamin bakalan nepatin, tapi gak hari ini.
"vee... " cicit yerin di bangkunga. Dia lagi menopang dagu memperhatikan taehyung yang sedang membereskan alat belajarnya ke dalam tas. Gak tau kenapa, enak aja gitu liatinnya. Ya... Gak berarti apa apa ya, suka aja liatinnya.
Taehyung menoleh dengan alis terangkat. Bingung juga mungkin, ini yerin manggil dia apa bukan?.
Taehyung memandangi sekitar, gak ada siapa siapa.
"vee, panggilan buat lo. Khusus dari gue" katanya sembari tersemyum. Matanya membentuk bulan sabit. Lucu.
Taehyung memandang yerin, juga heran sama cewek ini. Dari awal ketemu, selalu ada aja hal yang gak terduga, walau sederhana.
Taehyung senyum, terus nyubit hiding cewek yang dia sukai dari tiga tahun terakhir itu.
"gemes banget sama lo, serius. " katamya tanpa sadar.
Yerin awalmya kaget, tapi "iyalah, jung yerin" katanya bangga.
Taehyung mengaup. Mau terang terangan atau diam diam dia suka sama cewek ini, kayaknya gak ada bedanya. Gak peka.
"pulang ayo, mau di anter? " basa basi, walau sebenarnya sudah terlalu basi bahasa kayak gini itu.
Yerin menggeleng. "gak, mau sama guanlin. "
Oh, yerin lebih milih sama guanlin daripada hanbin dan dirinya. Oke fine. Taehyung gak boleh cemburuan sama adik si cewek ini.
"yaudah gue duluan, gue telponin adek lo biar nunggu di depan gerbang, ya? Bye... " kata taehyung sambil jalan yang di ikuti yerin.
Yerin terdiam. Taehyung... Tau tentang itu?. Ah, pasti guanlin yang kasih tau.
Yerin harus nasihatin anak itu, gak boleh ada yang tau selain mereka. Bisa jadi masalah kalau misal murid disini tau.
Yerin jalan di koridor, sambil sesekali liatin anak anak yang masih beraktivitas disana. Masih ada anak basket yang main di lapangan sore, ada anak anak yang masih nongkrong di kantin.
Kalau ada suga, pasti dia lagi makan bareng disitu. Atau walau cuma beli minuman.
"rin" panggil seseorang, yang menepuk pundaknya dari belakang.
"heum? " tanya nya pada si pelaku---umji.
Dia tersenyum. "gue tau suga menjauh dari lo. Sorry, Jujur gue gak tau apa apa rin. " katanya dengan wajah memelas.
Iya yerin tau, pasti umji juga gak enak sama dia. Takut kalau dikira umji yang memaksa suga mennjauhi yerin karena urusan cemburu. Tapi yerin gak mikir sampai disitu. Dia tau, umji itu cewek baik, walau anaknya cuek.
"iya, tau gue itu bukan karena lo. Mungkin gue yang salah. " kata yerin sambil lanjut jalan beriringan dengan umji.
"waktu itu, setelah suga liat lo berantem---gak berantem, maksudnya ribut di caffe. Dia jadi agak menghindar. Gue gak berani nanya. Bahkan kalau gue bahas tentang lo, dia nolak. " jelas umji, yang membuat yerin terdiam dalam kebingungan yang bahkan dia gak ngerti apa alasan yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the 520
Fanfiction[the 520] Taerin time " bisa hargain keadaan gue,? gue emang egois, keras kepala, pembangkang, bego, bodoh, tapi tolong, gue juga manusia, gue masih punya hati Manusia emang maunya yang sempurna, siapa yang mau menampung orang kaya gue? Gak ada,kan...