PROLOG 0.0

75.4K 4.8K 202
                                    

CHANBAEK.JAEYONG.HUNKAI

CHANBAEK.JAEYONG.HUNKAI

CHANBAEK.JAEYONG.HUNKAI
.
.
.

Suara riuh dan sorak sorai yang berasal dari para penonton pertandingan basket antar kampus terdengar sangat ribut dan menggila. Apalagi saat bola masuk kedalam ring dan menambah poin untuk tim yang didukung masing-masing penonton.

Prittt~~~

Suara peluit panjang yang ditiup tanda berakhirnya pertandingan membuat penonton bersorak begitupun para pemain dari tim yang menang mereka terlihat merayakan kemenangan dengan mengangkat tubuh salah satu anggota tim.

"Kita menang. Kita menang" seru mereka bersemangat tapi tidak dengan sang kapten yang terlihat diam seraya mengelap peluh yang membasahi wajah tampannya dengan handuk dingin yang tersedia.

"Kita rayakan malam ini" seru salah seorang anggota yang berkulit tan dengan nama Kai di punggungnya.

"Setujuu!!" sahut teman-temannya bersemangat.

"Kalian rayakan saja. Aku mau pulang" ucap sang kapten hendak berbalik namun lebih dulu dihadang oleh teman-temannya itu.

"Eiiyyy. Boss. Tidak seru kalau kau tidak ikut" ucap Kai yang diangguki setuju oleh yang lain.

"Ayolah keseruan akan berkurang kalau kau tidak ikut hyung" mohon Kai lagi namun terpotong karena kedatangan seorang pria berkulit putih dengan wajah datar yang menghampiri mereka dan menatap dingin kearah sang kapten.

"Kita perlu bicara hyung" ucapnya yang membuat pria yang dimaksudnya itu mengangguk pelan dan memilih berjalan mengikuti langkah angkuh Sehun didepannya.

"Sebenarnya aku heran. Apa sih sebenernya hubungan antara seorang Oh Sehun yang terkenal misterius dengan Park Chanyeol yang terkenal sangat dingin?" celetuk salah seorang mahasiswi pada temannya yang menggeleng pelan.

"Apalagi aku. Aku juga sangat penasaran. Kadang mereka terlihat sangat dekat tapi kadang juga terlihat seperti seorang musuh" balas temannya.

Disaat semua orang sudah kembali pada perayaan kemenangan, Kai terlihat diam dengan senyum tipis yang tersungging manis di bibirnya saat membaca deretan kalimat yang tertera di layar ponselnya sekarang.

"Party selanjutnya" gumamnya pelan kemudian memilih pergi dari lapangan entah kemana.

***

Sementara itu ditempat berbeda namun diarea yang sama.

Terlihat seorang pria tengah menutup rapat kedua matanya seperti tengah menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya hingga sedikit rambut yang menjuntai didahinya terlihat bergerak lembut.

Mata itu bergerak dan terlihat mengerjap pelan namun masih enggan terbuka dan tetap mengabaikan dinginnya angin yang terasa menusuk kulit hingga ketulang-tulang.

Helaan napas dalam namun terdengar lirih keluar dari bibir pria kecil itu yang saat ini berdiri didekat pagar pembatas gedung sebuah universitas yang menjadi tempat dia menuntut ilmu.

Wajah yang terlihat sembab dan sudut bibir yang terluka entah kenapa seolah tetap tidak mengurangi kadar rupawan diwajah tampan merempet cantik yang terlihat tengah didera kesedihan itu.

Tepat saat tangannya melepas pegangan yang menahan tubuhnya untuk tidak jatuh sebuah lengan melingkari pinggangnya dan menariknya kuat untuk menjauh dari tempat berbahaya yang jika ia jatuh mungkin saja merenggut nyawanya saat nanti tubuhnya tiba dibawah.

"Lepas!. Lepaskan aku sialan!. Lepaskan! Biarkan aku mati! Aku sudah tidak tahan dengan hidupku! B-biarkan a-aku mati" ucapnya seraya meronta-ronta dan bergerak random didalam pelukan orang yang sudah menggagalkan niat bunuh dirinya.

"B-biarkan aku mati. Aku benci hidupku" ucapnya lirih dalam pelukan sang penyelamat yang terlihat menghela napas kasar dan mendorong pria kecil itu hingga keduanya jatuh bersimpuh dilantai.

"Kau sudah mengusik ketenanganku. Jadi kau baru boleh mati saat aku menyuruhmu mati" ucap orang yang menyelamatkannya itu dingin dan terdengar menusuk hingga membuat pria kecil yang dikenal dengan nama Byun Baekhyun itu gemetar dan menoleh menatap sang penyelamat yang memang tidak dilihat wajahnya karena sibuk meronta.

"P-park Chanyeol" ucapnya terbata karena kaget sekaligus syok saat melihat sosok yang sudah menggagalkan aksi bunuh dirinya tadi.

"Bukankah kau tidak pernah peduli dengan orang lain? Kenapa tidak kau biarkan saja aku mati? Kenapa kau biarkan aku hidup!" tanya Baekhyun setengah memekik seraya bangkit berdiri dan ganti menatap tajam kearah Chanyeol yang kini terlihat berdecak pelan dan balas menatap Baekhyun tak kalah tajam.

"Tidak ada yang boleh bertanya tentang apapun yang dilakukan oleh seorang Park Chanyeol. Apa kau tidak pernah mendengar itu sebelumnya?" tanya Chanyeol masih dengan nada dingin dan menusuk khasnya.

"Hari ini timku baru saja memenangkan pertandingan, tidak akan kubiarkan kau menodai hari ini dengan aksi heroikmu yang ingin loncat dari atas sini" lanjut Chanyeol yang membuat Baekhyun termundur kebelakang karena tubuhnya yang terasa semakin lemah.

Chanyeol yang melihat tubuh Baekhyun yang limbung kembali melingkarkan lengannya di pinggang yang terasa ramping itu erat.

"Dasar bodoh" ucap Chanyeol yang menatap lekat wajah lelah Baekhyun yang mulai kehilangan kesadarannya.

"T-tolong aku" ucap Baekhyun lirih sebelum semuanya gelap.

.
.
.
.
.

🖤🔫Mrs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤🔫
Mrs.Oh

REAL or NOT REAL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang