Sunyi. Senyap. Namun nyaman.
Itulah yang terasa di sebuah ruangan yang didominasi warna hitam dan ungu namun berkesan berkelas dan juga mewah.
Yeah. Kalian tidak salah, ruangan itu adalah ruang istirahat milik Park Chanyeol.
Baekhyun mengerjapkan matanya perlahan dan meringis kecil saat baru saja bangun dari pingsannya kemudian berusaha untuk duduk diatas tempat tidur nyaman yang saat ini ditempatinya.
Karena sibuk dengan rasa sakit disekujur tubuhnya yang tiba-tiba mendera, Baekhyun bahkan tidak menyadari sepasang mata yang menatapnya lekat sejak tadi layaknya seorang predator yang tengah menandai mangsanya.
"Aku dimana?" ringis Baekhyun pelan dan mengedarkan pandangannya kesekeliling hingga mata onyx itu tertangkap oleh mata kelam miliknya dan seolah menyelam kedalam jiwa masing-masing.
Dingin. Kesepian. Tak tersentuh.
Itu yang dipikirkan Baekhyun saat menatap kedua mata Chanyeol.
Rapuh. Putus asa. Dipenuhi dendam.
Itu yang dilihat Chanyeol pada diri Baekhyun yang terlihat lemah namun kuat disaat yang bersamaan. Entah apa yang terjadi pada si kecil itu dan Chanyeol merutuki dirinya yang entah kenapa harus peduli pada seseorang yang bahkan dia sendiri tidak kenal.
Hal kecil itu mengusik dirinya. Dan Chanyeol membenci hal semacam itu.
"Aku tidak akan mengucapkan terimakasih" ucap Baekhyun yang mulai memijakkan kakinya dilantai tanpa peduli pada Chanyeol yang mengepalkan tangannya kesal.
"Aku juga tidak menginginkannya" balas Chanyeol masih dengan tatapan tajamnya.
"Dimana ini?"
"Kau masih dikampus" jawab Chanyeol singkat yang membuat Baekhyun menunduk dalam.
"Mereka pasti akan menyeret dan memaksaku pulang sebentar lagi" gumam Baekhyun lirih yang membuat Chanyeol menatapnya dengan alis kanan terangkat.
"Siapa mereka?"
"Suruhan pamanku" jawab Baekhyun yang berdiri kemudian merapikan sedikit penampilannya yang sedikit tak karuan.
"Tapi kupikir kita tidak cukup dekat hingga aku harus menjelaskan apa masalahku padamu bukan? Park Chanyeol~ssi" ucap Baekhyun yang melangkah menuju pintu.
"Kau mau aku menolongmu?" tanya Chanyeol yang membuat tangan Baekhyun yang awalnya hendak membuka pintu menggantung diudara.
Seorang Park Chanyeol menawarinya bantuan? Apa tidak salah? batin Baekhyun.
"Aku tau kau tidak sebaik itu. Lagipula semua yang kupertahankan sudah hancur tak tersisa. Akan lebih baik kalau aku mati" ucap Baekhyun yang membuat Chanyeol bangkit berdiri dan berjalan pelan menghampiri Baekhyun.
"Mari buat kesepakatan denganku Byun Baekhyun. Karena seingatku kau yang meminta tolong padaku tadi sebelum kau pingsan. Bukankah itu artinya kau tidak benar-benar ingin mati?" tanya Chanyeol yang membuat Baekhyun terdiam.
"Kesepakatan apa maksudmu?" tanya Baekhyun yang sekarang berbalik menghadap kearah pria tinggi itu dan menatap lekat ke mata tajam yang sebenarnya hampir membuat Baekhyun jatuh terduduk saking lemasnya.
"Let me be your monster... And I will destroy anything that hurts you" ucap Chanyeol yang tersenyum miring menatap Baekhyun yang menahan napas melihat senyum itu.
"Kuyakin itu tidak gratis bukan? Aku sudah tidak punya apa-apa lagi untuk sekedar membayarmu" ucap Baekhyun setelah bisa mengendalikan diri dan bersikap angkuh didepan pria dengan ketampanan menyesakkan dada itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL or NOT REAL (END)
Fanfiction---BXB--- Mafia--- CHANBAEK.JAEYONG.HUNKAI Let me be your monster... And I will destroy anything that hurts you -Park Chanyeol Park Chanyeol. Seorang mafia berkedok CEO yang terkenal sangat dingin dan tidak mengenal ampun akhirnya menek...