" Jadi bisa dikatakan kalau warna mereka bukan faktor penentu elemen alam yang mereka punya, tapi jenis dari mereka "
" B-Baiklah... "
Setelah hampir 20 menit kami mendengarkannya, akhirnya dia mengakhirinya. aku cukup Lelah mendengarkannya dan aku tidak tahu apa yang Anne rasakan, tapi tampaknya dia pendengar yang baik. setelah itu, tiba-tiba Anne menarik lengan bajuku.
" Ya? "
Lalu Anne menunjuk ke arah wadah Fairy yang dibawa Hasrim. Tampaknya dia menginginkannya. Jadi aku mencoba bertanya apakah Hasrim memiliki yang lain.
" Oh.. tentu saja, aku selalu membawa cadangan. walau yang ini tanpa sabuk "
" Ahh... terima kasih, Anne ini "
Anne lalu memasukkan Fairynya dan walau dia tidak memiliki wajah, kurasa dia cukup senang karena selalu melihat wadah itu. Setelah itu kami menuju ke wilayah Ungu atau wilayah dimana Magic Spells berada. Setiap Pos Magic Spells terdapat guru yang menjaga agar para murid hanya bisa mendapatkan 1 Magic Spell. Sesampainya disana Terdapat Edna yang menjaga tempat itu.
" Yanagi!! "
" Jadi yang menjaga disini kau ya "
" Tentu, karena disini adalah Pos Magic Spells untuk serdadu "
" Aaah jadi setiap Pos memiliki Magic Spells yang berbeda ya? "
" Seperti itulah. Tapi kalau untukmu, kau bisa mengambil 2 Magic Spells "
" Eeehh kenapa bisa? "
" Tenang saja, aku bisa memalsukan dokumennya. Kalau mau aku bisa memberi tahu Virgo dan Virgea "
" Tidak, bukankah tidak adil kalau aku mengambil lebih "
" Sifatmu masih tetap sama seperti dulu ya "
Hasrim terlihat menganga karena dan terkejut oleh suatu hal saat aku berbicara dengan Edna.
" Hasrim kau ini kenapa? "
" K-kau!! kenapa bisa akrab dengan mantan Grand Knight urutan ke 6!! "
" Heh? Apa semengejutkan itu? Kami ini bisa dibilang teman lama "
" Y-yanagi berapa banyak kejutan yang kau miliki? "
" ??? "
Setelah itu kami mulai masuk ke dalam dan mencari magic spell. Menurut yang diberitahu Edna, kita tidak dapat melihat isi magic spell. Jadi saat memilih magic spell kami harus bergantung pada insting dan perasaan. Setelah mengambil, kami kembali ke tempat Edna.
" Sini berikan Magic Spell itu padaku "
" Baik "
" Atas Hak dan Kewajiban yang aku emban, lepaskan kekanganmu dan tunjukkan wujudmu "
Setelah Edna membaca mantra sihir. Cap segel pada magic spell menghilang dan terlihat tulisan dan gambar pada kertasnya. Setelah Hasrim, aku dan Anne juga memberikan magic spell kami agar dibukakan oleh Edna. Dan seperti tadi, aku mendapatkan hal aneh lagi.
" Kosong? Apa segelnya masih belum terbuka? "
" Aku yakin sudah membuka segelnya. Aku tidak tahu kenapa seperti ini "
" Hem.... Pikir saja nanti. Hasrim, kau ingin segera mengambil Academy Weapon atau mencari monster? "
" Emm... Kurasa cukup saja "
" Kalau begitu sampai jumpa Edna "
Kami pun harus kembali ke bagian paling luar zona untuk penerimaan Academy Weapon. Kami harus melewati daerah Merah kembali. Disana kami berlari dengan cepat agar segera sampai. Butuh waktu sedikit lebih lama karena kami juga mengjindari kontak dengan para monster. Saat hampir keluar dari zona merah, tiba-tiba rumput disamping kami bergerak-gerak dan kami pun dalam posisi siaga. Tiba-tiba muncul akar-akar runcing dari tanah. Tapi gerakannya sangat lambat, membuat kami lebih mudah. Lalu kami langsung menuju arah pusat akar-akar itu dan mendapati druid kecil, onocentaur kecil, sphinx kecil, hippocampus kecil, gadis kecil bertubuh seperti naga dan kuda, iblis kecil yang memiliki kepala monster di bagian pinggangnya, dan gadis minotaur.
" Ini.... Sedang ada parade monster? "
" Tentu saja bukan!! "
" Tapi entah kenapa disini terdapat berbagai monster? "
" Entahlah, tapi sepertinya mereka terluka "
" Benar, bagaimana ini? "
Dari yang aku lihat, semuanya memiliki banyak luka di sekitar tubuh mereka dan entah kenapa mereka tampak keracunan. Aku memasukan pedangku kembali dan mencoba mendekati mereka.
" Ayo... Mendekatlah, kami bukan orang jahat "
" FISAYA ITTETA "
" Bahasa kuno ras Centaurus? Lalu "
Gadis minotaur kecil itu membentakku dengan bahasa kuno ras Centaur yang berarti ' Pergilah orang jahat '. Aku sedikit heran kenapa ras minotaur yang bermusuhan dengan centaurus memakai bahasa kuno centaurus dan mungkin yang lainnya juga. Tapi aku tidak menghiraukannya dan mencoba berbicara menggunakan bahasa itu.
" Tare xetnane ' kami orang baik ' "
" YAOER! HOMAN ITTETA! 'BOHONG, MANUSIA JAHAT!' "
" Sola, garont sakuela torto 'tenang saja, tidak semua seperti itu'.
Yauja... Yauja... ' mendekatlah... Mendekatlah... ' "
Mereka akhirnya mau mendekat dengan perlahan. Aku mengulurkan tangan-ku pada mereka dan mereka akhirnya mau menyentuh tanganku. Kami akhirnya harus berhenti dulu untuk mengobati mereka.
" Hasrim, menurutmu bagaimana? "
" Kurasa sangat imut! "
" Heee.... Ya aku tahu itu, maksudku adalah menurutmu kenapa mereka bisa terluka dan terkena racun seperti ini? "
" Pasti karena murid-murid yang sedang mencari monster. Padahal untuk Taming kita harus menyelaraskan perasaan kita agar bisa selaras dengan monster, tapi ini malah menggunakan kekerasan bahkan mereka tidak segan menggunakan racun pada mereka. Walau mereka monster, mereka masih anak kecil "
" Kasna... 'sudah' "
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai de Boku wa Kami to Knight Ni Naru
FanfictionSeorang anak SMA yang diduga mati karena tertimbun salju, dipanggil ke dunia paralel lalu menjadi dewa dan setelah 8500 tahun melepaskan gelar dewanya untuk menjadi manusia didunia itu END