TAMING Part 3

969 82 0
                                    

" Hmm........ "

"................"

" Aa... Kenapa mereka mengikutiku? "

Setelah kami bertiga mengurus para monster kecil itu kami berniat segera menuju ke zona paling luar untuk penerimaan Academy Weapon. Tapi para monster kecil ini mengikutiku terus.

" Ahh... Bagaimana ini? "

" J-jangan bertanya padaku, aku juga bingung "

" Keles na yoiur 'boleh kami ikut' "

" Ehh.... Emmm.... Bagaimana ini? "

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk membawa mereka. Alasannya adalah karena mereka tampak ingin ikut denganku, mereka masih harus diobati, dan mereka terlalu imut untuk diabaikan. Karena hal itu, aku menebang pohon dan membuat sebuah wagon kecil untuk mereka.

" Jadi akhirnya kau membawa mereka? "

" Aku kalah dengan keimutan mereka "

" Aahh..... "

Para monster kecil itu tampak senang dan bermain bersama. Tapi entah kenapa aku jadi mengingat masa lalu-ku dengan Minho. Andai saja Minho masih ramah, sebagai ayahnya aku cukup sakit saat dia menghindariku.

" Akhirnya kita sampai "

" Ohh... Sepertinya kita yang paling terakhir "

" Ooh... Kepala sekolah sudah tiba "

" Semuanya, saya minta untuk diam dan perhatian saya sebentar. Perkenalkan nama saya Cott van Halmett. Selaku kepala sekolah disini saya akan menjadi pengawas dalam penerimaan Academy Weapon. Emm.. Tampaknya murid tahun ini juga banyak kalau begitu "

Kepala sekolah menghentakkan tongkatnya ke tanah dan seketika aku berada dalam sebuah ruang yang sedikit gelap, mungkin murid lain juga. Suara kepala sekolah tiba-tiba muncul di kepalaku.

" Sekarang kalian berada di tempat yang disebut sebagai tanah senjata. Dari banyaknya senjata, pilihlah 1 yang menurut kalian inginkan "

" Pilih satu diantara banyak senjata? Kurasa pesan yang disampaikan adalah dari semua senjata ini pasti terdapat senjata yang sangat kuat dan kami para siswa harus menggunakan seluruh kemampuan untuk mrmilih dengan benar "

Setelah itu aku mulai berjalan-jalan dan melihat semua senjata sampai akhirnya aku menemukan pedang yang sama besar dengan NobblesseGatana dan mengeluarkan aura biru kehitaman.

" Kurasa aku pilih dia saja "

Setelah menariknya aku pun kembali ditempat para siswa berkumpul. Seketika semua murid dan guru menatap kearahku. Semuanya seperti terkejut oleh sesuatu.

" Anak muda, siapa namamu? "

" Aku? Yanagi K. Nightwalr "

" Siswa dari kelas D ya... Bagaimana bisa kamu menarik pedang itu? "

" Hanya aku tarik? "

" Anak muda... Apa kamu tahu kalau pedang yang kamu pegang adalah pedang milik Dewi Theness, Auros "

" Ooo.... Pantas saja energi sihirnya lumayan cocok denganku "

Auros adalah pedang milik Theness yang terbuat dari Tanduk dari King of Minotaur, taring Ended Wolf, lalu kayu dari pohon milik Giomadera.

" Orang biasa seharusnya tidak bisa menarik pedang itu, apa kau keturunan sang pahlawan? "

" Tidak.. "

" Aneh... "

" Sepertinya aku telah melakukan sesuatu yang berujung hal merepotkan "

" HOOII!!! BRENGSEK YANG MENGGUNAKAN BAJU MERAH!! "

" Heh? "

Baru saja mendapatkan masalah sekarang muncul satu lagi. Laki-laki dengan tampang bringas dan pakaian yang benar-benar mahal maju kehadapanku dan jarinya menudingku tampak marah karena sesuatu.

" Y-ya? Apa ada sesuatu denganku? "

" Hoi... Berikan pedang itu dan monster-monster kecil itu! "

" Ya? "

Aku sedikit bingung, jika ada orang yang menginginkan pedang ini wajar tapi kenapa dia ingin anak-anak.

" Pedang itu adalah milikku termasuk monster-monster itu. Aku sudah memburu mereka, jadi berikan saja atau kau kena masalah "

" Permisi Pangeran Hector, apa ada masalah? "

" TENTU SAJA!! DASAR PAK TUA BODOH!! JIKA TIDAK ADA BUAT APA AKU DISINI!! "

" Kalau begitu maaf atas ketidaktahuan saya "

Terlihat kepala sekolah tampak tunduk dengan orang itu. Jika dilihat dari penampilan dia pasti seorang bangsawan sekaligus keluarganya adalah orang penting di sekolah ini.

" Asal kau tahu saja, nyawa mereka adalah milikku aku sudah membuang banyak racun ciptaanku untuk menangkap mereka jadi--- "

BBBBWWWUUUUSSSSSSS

Aku langsung mengarahkan pedang yang aku bawa ke arahnya.


" Jadi kau yang meracuni mereka? "

" K-kkau!! "

" Maaf, tapi dari yang saya lihat dia sudah bersama monster itu sejak tadi. Saya tidak bisa mengklaim monster- monster itu milik siapa tapi-- "

" DIAMLAH-- "

" Hoi, tadi kau bilang mereka dan pedang ini adalah buruanmu? kalau begitu "

JLEEBB

" Kalau kau bisa mengangkat pedang ini maka mereka dan pedang ini bisa kau ambil "

" BRENGSEK.... Kau meremehkanmu "

Orang itu pun mencoba mengangkat pedang itu tapi berakhir dengan rasa malu. orang itu dengan sekuat tenaga berusaha mengangkat pedang itu tapi sama sekali tidak terangkat.

" Jadi karena kau tidak bisa mengangkat pedang ini maka mereka dan pedang ini adalah milikku "

" Sial!! "

Orang itu pun pergi dengan kesal dan semuanya dibubarkan. Tetapi, kepala sekolah memberitahuku kalau aku harus keluar dari asrama dan mencari tempat tinggal sendiri jika ingin mengasuh para monster kecil itu. Tentu aku keluar dari asrama dan mencari tempat tinggal. Awalnya aku berencana untuk kembali di Villa Nightwalr tapi akan terlalu memakan banyak waktu kalau seperti itu. Akhirnya aku menemukan sebuah Bar yang juga menyediakan kamar per bulan.

" Permisi, apa disini menyewakan kamar perbulan? "

" Ahh... ya-- Oohh. Kau pun tubuh tinggi sekali.. "

" Aahhh.. "

" Maaf, tadi kau bilang menyewakan? ya, 100 koin perak perbulan tapi tidak termasuk makanannya "

" Murah sekali "

" Kalau begitu ini, aku sewa selama 3 bulan. selanjutnya akan kubayar nanti "

" Oke, Nama? "

" Yanagi, Yanagi Nightwalr "

" Nightwalr? Tunggu tadi ada perempuan dengan zirah dan bernama Nightwalr kesini kemarin "

" Ehh? "

" Ahh... itu dia "

" Anne?? "

Ternyata Anne sudah tinggal di penginapan ini sejak kemarin. Dari penjelasannya dia pindah kesini karena takut kalau seseorang tahu bahwa dia bukan manusia. Akhirnya aku tidak jadi menyewa kamar tapi ikut dengan Anne karena kamar Anne cukup besar untuk kami berdua dan para monster kecil ini.

" Ahh.. Owner? "

" Valir, panggil saja Valir "

" Kalau begitu Valir-san, apa kau tahu toko yang menjual baju anak-anak disekitar sini "

" Jika dekat sini mungkin Ectana, tapi saat di jalan berhati-hatilah. Penduduk disekitar komplek Typhoon tidak terlalu suka dengan monster seperti mereka. Pastikan gadis-gadis kecil itu didekatmu "

" Terima kasih atas informasinya "

Isekai de Boku wa Kami to Knight Ni NaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang