19 ; Maaf.

2.5K 442 50
                                    

Yohan baru pulang ngampus, kebetulan pulang cepat karena hanya ada satu mata kuliah.

Saat ini Yohan sedang berada di pinggir taman yang lumayan ramai.

Ia mengeluarkan ponselnya, berniat untuk menghubungi sahabatnya, Dongpyo.

Namun matanya melihat seseorang yang lumayan mencurigakan, dan juga seperti menyebut-nyebut nama sahabatnya.

Tapi, biarlah.

Mungkin Yohan hanya salah dengar.

Adik Kecil🐧

Halo adik kecilnya kak yoyo |
Udah makan belum? |

| Maaf baru balas kak
| Belum:(
| Eunsang ngga mau ditinggal

Kak Yo bawain mau? |
Bunda bilang tadi masak banyak |
Kak Yo bawain buat kamu ya |
Kamu ngga boleh sakit juga |

| Kak Yo ngga repot?:(
| Pyo takut ngerepotin kak Yo

Ngga kok dek |
Kayak sama siapa aja sih |
Kan kita sahabatan dari kecil |
Masih aja ngga enakan |

| Hehehe
| Yaudah nanti aku shareloc ya kak

Siap adik kecil |
30 menit lagi kak Yo sampai |

| Okay kak Yo!
12:22


Yohan memasukan kembali ponselnya ke saku baju, dan melihat kearah orang yang kelihatan mencurigakan tadi, ternyata sudah tidak ada.

Benar, itu pasti hanya halusinasi dia saja, karena tadi Yohan dengar sekilas, 'culik Dongpyo dan bawa dia ketempat sepi!'

Tidak mungkin 'kan itu Dongpyo si adik kecilnya?

Yohan menyalakan motornya dan pergi ke rumah untuk membawakan makanan ke rumah sakit.

Yohan menyalakan motornya dan pergi ke rumah untuk membawakan makanan ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dongpyo sedang mengupasi buah apel, memotongnya hingga kecil-kecil untuk Eunsang.

Kondisi Eunsang sudah terbilang lebih baik dari tadi malam, sudah lumayan tidak terlalu lemah seperti semalam yang mau ngomong saja susah.

Eunsang mode sakit itu manja banget, dari dulu. Dongpyo mau izin kekantin saja tidak dibolehkan.

"Aaaaa~" Dongpyo memasukan potongan apel itu kemulut Eunsang.

Eunsang tersenyum, "Kamu izin sekolah?" Dongpyo mengangguk sembari memotong apel, "iya, aku nitip izin ke Hyeongjun, Sang."

Eunsang mematung dan terdiam sejenak karena sedang memikirkan sesuatu yang dirasa dia lupakan membuat Dongpyo heran.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit?"

Eunsang tersentak. "A-ah, ngga kok."

Lupa, apa ya. Eunsang ngga bisa mengingat apapun.

"Kamu belum makan Pyo, makan buburku aja.." Tawar Eunsang, sontak Dongpyo menolak, "loh, ngga. Itu bubur kamu masa aku makan. Kamu mau cepet sembuh ngga?"

"Tapi kamu belum makan."

"Nanti kak Yohan bawain aku makanan kok."

"Oh? Yohan mau kesini?"

"Eunsang manggilnya pake 'kak' karena dia lebih tua dari kamu."

"Tapi aku maunya panggil Yohan."

"Tapi itu ngga sopan."

"Biarin Pyo, aku ngga mau manggil dia pake embel-embel kak. Soalnya udah mukulin aku lebih dari tiga kali."

"Tapi itu karena kamu salah makanya kak Yohan marah karena dia belain aku. Karena kamu nyakitin aku."

"Yaudah maaf..."

Keduanya terdiam, tiba-tiba suasana menjadi canggung.

Dongpyo tetap memotongi buah apel itu, "Ngga papa, kamu jangan minta maaf terus," Lalu tersenyum dan kembali menyodorkan potongan apelnya.

"Maaf.."

"Eunsang, udah."

"Maaf."

"Lee Eunsang."

"Maaf."

Karena Eunsang terus mengucapkan kata maaf, akhirnya Dongpyo menaruh pisau itu dan memeluk sang mantan dengan erat, wajahnya ia sembunyikan diceruk leher Eunsang. Eunsang menaruh dagunya dipundak Dongpyo.

"Kamu ngga boleh begitu lagi, aku udah maafin kamu kok."

"Makasih pyo, kamu selalu bisa bikin aku jadi tenang."

Dongpyo melepas pelukannya. Kemudian menggenggam kedua telapak tangan Eunsang.

"Aku ada disini. Kamu ngga boleh sembunyikan luka kamu sendirian, karena ada aku. Aku selalu siap untuk menjadi sandaranmu. Kapanpun itu."

Lalu Dongpyo tersenyum, manis sekali.

Dan perasaan bersalah itu kembali muncul.

Eunsang menunduk. "Kalau kamu ingin membenci, bencilah. Aku ngga pantas memiliki seorang malaikat sepertimu."

Dongpyo menaruh jari telunjuknya dibelah bibir Eunsang, "Ssttt, aku ngga akan benci kamu. Udah ya? Jangan ngomong yang ngaco-ngaco lagi." Dia tersenyum lagi.

Rasanya sangat menenangkan hati.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok Yohan disana menenteng sebuah rantang Tupperware warna warni.

Dongpyo menolehkan kepalanya dan tersenyum, "Maaf ya kak Yo, Pyo jadi ngerepotin. Abisnya Eunsang takut ditinggal."

Yohan berdiri disampingnya, "Ngga papa Pyo santai aja—oy bro, gimana kondisi lo?"

"Baik."

"Jangan lukain diri sendiri bro. Lo patah hati boleh tapi bego jangan."

Dongpyo langsung menepuk lengannya. Untuk memperingati sahabatnya agar tidak bicara seperti itu.

Yohan hanya tersenyum lebar lalu berjalan menuju sofa yang ada dikamar ini.

Suasana sangat canggung karena adanya Yohan. Berdua saja canggung ditambah Yohan jadi tambah canggung.

Dongpyo membuka Tupperware itu satu persatu, ada tiga Tupperware yang ditumpuk.

Satu untuk nasi, satu untuk sayur dan satu untuk semur ayam.

"Wah, baunya enak banget kak," pujinya, "masakan bunda ngga pernah ngecewain Pyo." Yohan tersenyum lebar.

Eunsang sangat sensitif dengan sebutan ibu, Dongpyo langsung menyadari perubahan mimik wajah Eunsang.

"A-ah, Pyo makan dulu ya kak, sang."



Saat itu juga, Eunsang bergelung dengan pikirannya sendiri.

Saat itu juga, Eunsang bergelung dengan pikirannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Boyfie | EunpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang