Chapter 5

132 14 4
                                    

Utamakan membaca Al-Qur'an...
.
.
.

"Akmal, apa kabar? Lama ya gak ketemu?" sapa seorang perempuan dengan manjanya.

"Assalamu'alaikum, alhamdulillah...," jawab Akmal cuek karna ia masih badmood gara-gara sang adik.

Merasa dicueki, perempuan itu berjalan lebih mepet dengan Akmal, "Eh iyah, kumsalam. Bagus deh, hehe".

"Wa'alaikumussalam, jangan 'kumsalam', Vivi! Nanti beda lagi artinya." tegur Akmal.

"Eh iyah, maaf ... Kamu sendiri aja yah? Mana si Lana, biasanya kamu sama si kutu kupret itu," tanya Vivi.

Percayalah, Vivi hanya ingin mencari cara agar bisa dekat lagi dengan Akmal. Vivi adalah mantan Akmal kelas XI semester 1. Katakan, Akmal khilaf.

Ya, Akmal masih menyepelekan agamanya. Dan sekarang ia sudah berusaha memperbaiki. Meski urusan hati, ia masih berharap yang tidak pasti selain pada Allah.

"Udah duluan, ya udah gue duluan. Assalamu'alaikum," pamit Akmal, karna ia merasa risih didekat-dekati oleh Vivi.

"Eh, Akmal ... Tungguin iiihhh" rengek Vivi. Dan Akmal tak memperdulikannya.

Di dalam kelas, Akmal langsung mendudukkan diri di bangkunya. Lana yang melihat langsung menegur, "Heh! Ngapa lo, diem-diem bae. Kesambet ntar"

"Hmmm" balas Akmal dengan dehemannya.

"Hedehhhhhh, masih galau lo. Ini udah hampir setahun loh, tinggal cari yang lain aja napa lo? Dari pada sama Mba-mba." ucap Lana yang sudah tau kalau Akmal pasti memikirkan Aca yang masih belum tertarik oleh Akmal.

"Heh! Yang ini beda!!! Lo gak pernah sih ngerasain sakitnya dicueki oleh orang yang kita cintaaahh. Lagian ya, gue sekarang gak bakal pacaran lagi. Gue mau langsung nikah sama dia" jawab Akmal mendramatis.

"Pfffttt ... Hahahaha," Lana tertawa sambil menggebrak-ngebrakan meja, sampai semua orang yang di kelas melirik ke arah mereka berdua.

"Apa tadi lo bilang?" tanya Lana setelah tawanya reda.

"Apa?" heran Akmal dengan respon berlebihannya Lana.

"Yang itu ... Yang mau langsung nikah sama Mba-mba itu? Emang dia mau sama lo? Ppffttt...," Lana berusaha menahan tawanya, agar tak mengundang tatapan horor orang-orang kelas.

"Ya semoga aja. Do'a in dong makanya!" pinta Akmal dengan wajah memelasnya.

Karna tak tega melihat wajah onyetnya Akmal, ia pun meng-iya-kan saja, "Yayaya... Asal kau bahagiaaaaa...," nyanyi Lana.

Tap tap tap

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...," salam Pak Gono.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh...," jawab seluruh siswa kelas XII TKJ.

"Ya, sebelum memulai pelajaran, silahkan salah satu pimpin untuk berdo'a terlebih dahulu," ucap Pak Gono.

Setelah ucapan dari guru berkumis tebal itu, salah satu siswa memimpin. Selesai berdo'a,  Pak Gono melanjutkan ucapannya, "Oke, Bapak akan memberitahukan kalian terlebih dahulu. Minggu depan, kalian akan menghadapi ujian...," jeda Pak Gono. Ia melihat-lihat anak didiknya terlebih dahulu. Ya, beliau wali kelas XII TKJ.

"... Oke, Bapak harap kalian belajar sungguh-sungguh ya! Agar kalian mendapatkan nilai yang memuaskan," lanjut Pak Gono.

"Oke Pak..."

"Siap Pak!" hormat seorang siswa laki-laki.

"Busyyyeeettt, minggu depan?" panik Tukiyem yang baru konek.

"Waaaddduuhhhh Pak, cepet banget ... Gak bulan depan aja ujiannya?" tanya Lana yang tak kalah terkejut nya.

Dan masih banyak lagi ocehan-ocehan yang lain. Kelas yang awalnya hening menjadi seperti pasar ikan. Siswa-siswi yang awalnya duduk kini berlari kesana kemari. Termasuk Akmal dan Lana, malah hendak lari ke luar.

Hehehehe, aneh memang.

Melihat keadaan kelas menjadi kacau balau, Pak Gono pun menenangkan semuanya, "Oke, harap tenang, harap tenang! Kalian ini gimana sih? Gitu aja kaya ada gempa bumi."

Mendengar suara Pak Gono yang terdengar membahana, semuanya kembali kesedia kala, hening. Setelah dirasa tenang, Pak Gono melanjutkannya, "Iya, kita ujian nya minggu depan. Masih ada waktu untuk belajar! Paham?"

"Pahaaam Paaak...," jawab mereka serempak.

"Baik ... Sekarang kumpulkan pr minggu lalu!" suruh Pak Gono.

"WHAAATTTT, PR ... OMGGG PR GUE BELOOOOMMM" teriak salah satu siswi alay.

Dan masih banyak lagi teriakan histeris para alayers.

💚💚💚


Tak terasa, ujian sudah di bawah hidung. Eh, lalat ... ralat deng, di depan mata. Seluruh siswa-siswi sedang menunggu di depan ruangan masing-masing.

Ada yang masih belajar, ada yang santuy sangad, dan ada yang tidur-tiduran di kursi saking santuynya menghadapi ujian.

Lain halnya dengan Akmal, ia masih memegang buku. Iya, memegang to'. Gak dibuka apalagi dibaca. Asik dengan lamunannya. Hedeh, sebagai pajangan mungkin yak. Biar dikira anak rajin. Dasar!

"Woy, udah masuk tuh orang-orang. Masih belajar aja lo. Ngafal ya lo? Kok bukunya gak dibuka. Ngafal apa tapi?" tegur Tukiyem yang satu ruangan dengan Akmal.

"Eh kaget ... Kaget ... Hiisssh, lo ya. Ngagetin orang aja!" kaget Akmal.

"Hellow, gue daritadi manggilin lo! Gak dijawab-jawab, ya udah gue taplok aja muka lo. Lagian ngapain rajin-rajin sih. Santuy aja keleus ujiannya. Tuh, udah pada masuk yang lain. Lo masih di luar aja" ucap Tukiyem panjang kali lebar kali tinggi, jadi deh volume.

"Iyem, Akmal! Ngapain kalian masih di luar? Cepat masuk, sebentar lagi ujian akan dimulai. Ini malah ngobrol di luar" tegur Bu Tuti selaku pengawas ujian.

"Eh, iya Bu. Ini nih ... Tukiyem yang ajak saya ngobrol," takut Akmal dimarahi, jadi deh ia menyalahkan Tukiyem yang sekarang memasang wajah nganga nya.

"Jangan salah-salahan. Sekarang cepat masuk, kita mulai ujiannya," titah Bu Tuti sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah murid-murid ini.

.
.
.
.
.
.
.
Jazakumullah khairan katsiran 💚

Jangan lupa baca Al-Qur'an...

Oke, part ini sedikit yaaa.

Mantan Akmal numpang lewat, 😁

Hehe, bingung sudah sayaaaa, 😢😂

Ok, terima kasih buat yang masih setia baca, 😢😍

Ter-the best daaahhh, 👍👍👍😘😘


Vote dan komen selalu yaaa....

Jodoh Cerminan DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang