Utamakan membaca Al-Qur'an...
.
.
.Saat ini Aca sedang berada di rumah Bu Sri. Biasa, acara rutinan. Dan malam nanti akan diadakan di rumah Bu Sri.
Mengingat rutinan di rumah Bu Sri. Aca jadi ingat Akmal. Jika rutinannya di rumah Bu Sri, pasti ia bertemu dengan Akmal. Entahlah, mungkin Akmal memang sengaja ingin melihat dia yang syuanyiiik ini, pikirnya.
Astaghfirullah, Aca mengucap istigfar setelah sadar apa yang ia pikirkan.
"Aca, ingat loh. Nanti malem datang lebih awal, bantuin saya," ucap Bu Sri yang ada di sampingnya.
"Siap Buk Bos...," hormat Aca, "Tapi, porsinya lebih banyak yaaaa, hehe" lanjut Aca dengan kekehannya.
"Dasar! Makan ... Makan ... Makan ... Terus yang diminta. Heran deh saya, kamu mintanya makan terus tapi tetep aja badan kamu kecil," gerutu Bu Sri.
"Iiiihhhh, Bu Sriii ... Jangan gitu dong ... Aca malu nih," jawab Aca memonyongkan bibirnya bersenti-senti.
"Haha, iya iya ... Lagian kamu ini! Niat bantuin apa nggak? Selalu minta imbalan ya kamu," gemas Bu Sri.
"Jhehe, ya niat bantu lah, Bu. Tapi, kalo perlu porsi Aca tambahin yak" sahut Aca sambil terkekeh.
"Iya-iya, seperti biasa kok," jawab Bu Sri yang sekarang berdiri dari tempat ingin membuat yang lain.
"Terima kaaccciiiihhhh Buuu Srrriii yang cuantik...," puji Aca, "Tapi, masih syantik kan Aca sih, hehe" lanjut Aca PD.
"Iiiiieeeeewwww, B aja kali Mbaaa," jawab Bu Sri sedikit berteriak.
Semua orang yang ada di dapur, cekikikan mendapati kelakuan dua manusia itu. Semua sudah tahu, jika Aca dan Bu Sri sering bercanda dimanapun mereka bertemu.
💚💚💚
Malamnya, Aca sudah siap-siap ingin berangkat ke rumah Bu Sri. Ia sedikit terlambat, karna ia habis buang hajat saat dia tadi sudah siap-siap.Sesampainya di rumah Bu Sri, sebagian orang sudah pada datang. Saat ia ingin masuk gerbang rumah Bu Sri, ia menoleh ke belakang karna ada yang me-manggilnya.
"Aca!" panggil seseorang yang bersuara laki-laki.
"Eh kodok...," latah Aca, "Astagfirullah...," lanjut Aca sambil mengelus kepalanya ... Eh, kok kepala? Iya ya? Dadanya deng, hehe.
Orang yang memanggil tertawa mendengar latah Aca. Ia seperti sudah terbiasa dengan latahnya Aca. Bahkan menurutnya sangat menggemaskan, sangat lucu.
"Ada apa Ka?" tanya Aca setelah ia merasa sudah tenang.
"Habis ini, kamu langsung pulang ya?" tanyanya.
"Iya. Tapi, paling bantu beres-beres dulu. Emang kenapa Ka?" tanya Aca mengernyitkan dahinya.
"Eh ... Hmmm ... Ga-gak apa-apa kok, hehe" jawab orang itu dengan sedikit tergagap.
Aca tambah memperdalam kerutan dahinya, bingung. Beberapa bulan terakhir orang ini selalu tertangkap basah berbicara gagap dengannya. Apa mungkin sekarang orang ini kena penyakit gagap, astagfirullah, batin Aca beristighfar.
"Beneran gak ada apa-apa Ka?" tanya Aca sekali lagi.
"Lah? Mba? Ka Rafli? Ngapain kalian di sini? Kok gak masuk?" potong Haris yang datang dari dalam gerbang Bu Sri dengan pertanyaan beruntunnya. Awalnya ia berencana ingin menjemput sang kaka, karna bekum datang-datang. Tapi ia malah melihat Aca ada di depan gerbang bersama seorang lelaki yang ternyata adalah Rafli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Cerminan Diri
Romans"Udahlah bro. Gue percaya kok kata orang-orang yang gue sebut tadi, 'kalo jodoh gak akan kemana'. Optimis aja! Siapa tau pas lo kelar pesantren dianya udah nikah...," "JANGAN DONG!" potong Akmal berteriak. "Wadduuuhhhh, telinga gue Banggggg ... Sa...