Jika tidak ingin terluka, jangan ulangi kesalahan yang sama.
Choi Hansol~~~
2 tahun yang lalu.
Siang itu, Hanbyul sibuk dengan tumpukan tugas, ia fokus mengerjakan beberapa tugas, sebelum wanita cantik itu datang.
Wanita cantik itu datang menghampiri Hanbyul.
Bruk...
Meja Hanbyul digebrak oleh wanita itu.
"Sudah?? Mana kulihat," Jisoo menarik buku yang Hanbyul tulis tadi.
"Sudah!! Bahkan milik Lisa dan Jennie pun sudah selesai kukerjakan," jawab Han byul.
"Bagus..."
"Bisa kau carikan informasi tentang seseorang untukku??" pinta Jisoo yang lebih tepatnya seperti perintah."Nugu??" tanya Hanbyul ragu.
"Choi Hansol, anak sebelah," mata Hanbyul tak berkedip karena terkejut. Bagaimana bisa Hanbyul harus mencari informasi tentang Hansol kakaknya sendiri. Mungkin Hanbyul kali ini tidak butuh waktu untuk mencari informasi orang yang disebutkan Jisoo tadi. Tapi, hati Hanbyul gundah karena hal itu.
"Hah??" respon Hanbyul karena keterkejutannya.
"Kenapa??" Jisoo mulai curiga.
Hanbyul pun berujar dalam hati "Dari semua orang mengapa harus oppa??"
"Hei...kau dengar tidak??? Hei, Choi Hanbyul--" ucap Jisoo menghambur lamunan Hanbyul.
~~~
"Lain kali main saja kerumahku! Kita main games bersama," ucap Hansol.
"Sungguh?? Bagaimana kalau be–" ucapan Chan terpotong karena seseorang menendang meja dibarisan pojok paling depan.
Duk....
Meja itu terdorong kebelakang. Karena seseorang menendangnya. Tersangkanya ialah Jeon Jungkook.
"Mana Taehyung??" ucap Jungkook dengan gaya angkuhnya.
Kelas yang semula riuh kini hening seketika sejak kedatangan Jungkook dan kawan-kawan.
"Hei. Mana Kim Taehyung??" Hoseok menarik kerah baju salah satu siswa dibangku depan.
Hanbyul ingin menghampiri namun tangan Hansol lebih dulu meraih tangannya.
"Hanbyul...kau mau kemana??"
"Hanbyul ingin kesana–" tunjuknya kearah Jungkook dan kawan-kawan.
Lebih tepatnya sih ingin menjauhkan Taehyung dari Jungkook sang penguasa.
"Aku mohon!! Jangan buat aku menyesal!!"
"Tapi–" belum Hanbyul menyelesaikan ucapannya Hansol terlebih dahulu membimbing Hanbyul kepelukannya.
"Jika tidak ingin terluka, jangan ulangi kesalahan yang sama," lirihnya.
"Ne. Araseoyo," jawab Hanbyul pelan.
"Kau disini saja!! Oppa tidak akan kemana-mana. Oppa akan bersama Hanbyul disini," Hansol melepas pelukannya.
"Dia...dia...dia...dia disana...dipojok kelas..." bisik Gaeul tergugu pada Namjoon seraya menunjuk ke arah pojokan kelas.
Terlihat Taehyung sedang merebahkan kepala dimeja miliknya.
"Hei...Ireona...Yaa!! Kim Taehyung!!!" teriak Jimin sedikit mendorong Taehyung. Namun, Taehyung tak ada pergerakan.
"Hei," Jungkook mendorong Taehyung dengan kasar sehingga membuat Taehyung terjatuh.
Seluruh siswi berteriak histeris karena melihat hidung Taehyung berdarah.
"Aaaa...Oppa," teriak Hanbyul.
Hansol terkejut mendengar sang adik berteriak histeris. "Ada apa sayang??"
"Oppa...itu–" menunjuk kearah Taehyung yang tergeletak.
Seluruh siswa ketakutan. Hansol yang khawatir melihat Hanbyul ketakutan sesegera mungkin meminta Hyunbin dan Chan untuk membawa Taehyung ke UKS. Sedangkan dia, memilih tetap disamping sang adik dan memeluknya dengan erat.
"Oppa–" panggil Hanbyul pelan pada Hansol.
"Gwenchana...Oppa disini," memeluk Hanbyul.
Jungkook sempat melirik sebentar kearah Hanbyul dan Hansol. Ia menatap keduanya seperti seekor srigala yang sedang mengincar mangsanya. Matanya memicing melihat Hansol yang memeluk Hanbyul yang ketakutan. Dalam dekapan Hansol itu, Jungkook bisa melihat betapa besar ketakutan Hanbyul pada dirinya. Tatapan Jungkook berubah kesal ketika menatap Hansol. Tapi, Hansol bukanlah orang yang lemah. Dia menatap balik. Tatapan yang mengartikan seorang Hansol, yang tak menyukai apa yang ia cintai di sakiti oleh orang lain.
"Mengapa kau menatapku??" tanya Jungkook dengan amarah.
"Aku menatapmu karena kau lebih dulu menatapku," jawab Hansol yang tak kalah marahnya dibanding Jungkook.
"Yaa...Stop...Apa kau gila??" bisik Minah
"Maafkan teman baruku ini!" Minah membungkuk pada Jungkook."Hei. Apa yang kau lakukan??" Hansol memandang Minah. "Aku menatapnya karena dia menatapku lebih dulu. Aku menjawab karena ia bertanya. Itu saja, apa salahku??" jawab Hansol tak mengerti.
"Jika dia membencimu. Dia akan mengusik adikmu!" jawaban dingin dari Sohyun menyadarkan Hansol. Jika apa yang ia lakukan itu memancing Jungkook menyakiti adiknya.
"Kau mengerti sekarang??" Minah bertanya karena Hansol terdiam seperti sudah mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi.
Hansol tersadar jika apa yang dikatakan So-Hyun dan Minah memang benar. Hansol takut jika apa yang di katakan kedua gadis itu akan terjadi. Dan itu artinya masa lalu akan terulang lagi.
***
"Ahhh. Menjengkelkan!" teriak Hansol di atas atap SMA Tae-Yang sambil mengacak-acak rambutnya.
"Choi Hansol, kau orang bodoh sedunia," kembali mengacak-acak rambutnya. Kini ia memilih menyenderkan tubuhnya disebuah dinding yang dipenuhi tumbuhan menjalar.
Tiba-tiba handphone Hansol berdering.
💞Uri Sarang💞
Calling..."Halo. Wae??"
"....." suara di sebrang menjawab.
"Hmm.. Araseo. Neo eodiseo??"
"......" kembali orang disebrang menjawab.
"Hmm. Tunggu oppa akan kesana."
Hansol lalu pergi.
Namun, ada sepasang kaki dibalik dinding tempat Hansol menyenderkan tubuhnya tadi. Kaki itu bergerak seiring dengan langkah Hansol yang mulai menjauh.
TBC
©KRY1127
Nah hayo siapa itu??
Sampai disini dulu ya.
Tolong votenya😀
Terima kasih😁
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [REVISI]
RomancePernahkah kalian berpikir jika kalian sedang dipermainkan oleh takdir? Pernahkah kalian berusaha mati-matian melupakan sesuatu namun hal itu selalu kau ingat bahkan ketika kau sedang tertidur sekalipun? Atau, pernahkah kalian berusaha mengingat se...