Jika disuruh memilih. Aku lebih memilih sakit bersamamu daripada menahan rindu ini lebih lama.
Choi Han-Byul
---oOo---
Mata Han-Byul membelalak karena terkejut. Terkejut karena satu fakta yang sedang dicari nya. Han-Byul mematung karena hal itu.
Barnon Canon Chwe.
Satu nama namun cukup membuat sang kakak syok dan pingsan karenanya. Fakta jika mendiang Barnon adalah orang yang meninggal karena sang kakak. Han-Byul menyesal sudah menanyakan hal itu pada Han-Sol.
Han-Byul menangis sesegukan di luar ruangan Han-Sol. Tae-Hyung bahkan tidak bisa menenangkan Han-Byul, walaupun tangannya berulang kali mengusap punggung Han-Byul agar sang pujaan hati tenang.
"Tae, ini salahku!!" Tae-Hyung memeluk Han-Byul.
"Ini semua salahku, Tae!!"
"Sudahlah!! Ini bukan kesalahanmu, Byul!! Kau hanya penasaran,"
"Iya. Karena, kebodohanku--" Han-Byul tak bisa melanjutkan kalimatnya karena lagi-lagi air matanya menghentikan ucapannya.
"Byul, sudah kau katakan pada Ayah atau Ibumu??"
Han-Byul menggeleng, "Belum, aku belum berani mengatakannya pada Ayah dan Ibu,"
Tae-Hyung mengerti apa yang dimaksud Han-Byul. Tuan Choi yang baru saja berangkat ke Jepang pagi tadi membuat Han-Byul tak ingin mengatakannya pada sang ayah. Sedangkan Nyonya Choi kini masih berada di Kejaksaan. Sebuah nama muncul dalam otak cerdas Tae-Hyung.
"Bagaimana dengan Si-Won Hyung??"
Han-Byul menghentikan tangisan dan melepas pelukan Tae-Hyung, "Aku belum berani, Tae!!"
"Aku akan membantumu mengatakannya pada Si-Won Hyung,"
"Tapi—"
Belum sempat Han-Byul melanjutkan kalimatnya Tae-Hyung lebih dulu memotongnya dengan tujuan agar Han-Byul yakin.
"Jangan pernah ada tapi disaat nyawa orang yang kita sayang sebagai taruhannya," ucap Tae-Hyung seraya tersenyum mengatakannya. "Lagi pula siapa yang akan membayar biaya rumah sakit Han-Sol nanti," ujarnya.
Han-Byul tampak berpikir sejenak, "Benar juga. Lagi pula hal serius ini aku harus mengatakannya pada orang dewasa. Ayah?? Tidak mungkin!! Ayah baru saja berangkat ke Jepang pagi tadi. Ibu?? Ibu sudah banyak yang dipikirkan. Jawaban yang lebih tepat memang hanya Si-Won Oppa. Tapi kau serius akan membantuku??"
Tae-Hyung akhir nya tersenyum lalu berkata, "Tentu saja aku akan menolongmu,"
Han-Byul langsung memeluk Tae-Hyung. Entah mengapa pelukan kali ini lebih berpengaruh pada Tae-Hyung. Jantungnya bekerja lebih keras dari biasanya, kecanggungan terlihat dari wajahnya yang memerah.
"Tae—" wajah Han-Byul berubah serius seketika.
"Hm??" Tae-Hyung hanya mampu menjawabnya dengan gumaman.
"Jantungmu berdetak lebih kencang,"
Tae-Hyung langsung gelagapan menyembunyikan wajahnya. Ia bahkan mengeratkan pelukannya pada Han-Byul agar Han-Byul tak melihat wajahnya yang memerah karena malu.
"Itu karena—"
Han-Byul melepas pelukan erat Tae-Hyung. Han-Byul tersenyum pada Tae-Hyung, "Terima kasih. Kau mau datang ketika hari sudah malam begini. Terima kasih juga sudah membawa Han-Sol untukku!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [REVISI]
RomancePernahkah kalian berpikir jika kalian sedang dipermainkan oleh takdir? Pernahkah kalian berusaha mati-matian melupakan sesuatu namun hal itu selalu kau ingat bahkan ketika kau sedang tertidur sekalipun? Atau, pernahkah kalian berusaha mengingat se...